Beranda Literasi Penyelamat

Penyelamat

0
Hamdika Hatta

(Resensi Buku Laskar Pelangi)

Oleh : Hamdika Hatta*

SD Muhammadiyah Belitung adalah salah satu sekolah islam dan termiskin yang ada di Belitung pada saat itu. Mengapa orang orang masih saja menyekolahkan anaknya pada saat itu?

Terdapat tiga alasan mengapa orangtua siswa menyekolahkan anaknya di SD Muhammadiyah Belitung itu . Pertama, karena SD Muhammadiyah tidak memungut biaya sedikitpun, para orang tua hanya menyumbangkan sukarela semampu mereka. Kedua, karena firasat, anak anak pada zaman itu memang memiliki karakter yang mudah disesatkan. Ketiga, karena anaknya memang tidak diterima di sekolah manapun, Seorang kepala sekolah yang tangguh bernama Pak Harfan bersama seorang guru yang bernama Ibu Musdalifah dan hampir pupus harapan dan cita cita lantaran sekolahnya terancam tertutup.

ADVERTISEMENT

Hari pertama sekolah menjadi penentu SD Muhammadiyah Belitong ditutup atau tidak. Sehingga menjadi hari yang sanggat genting karena pengawas sekolah dari Depdikbud Sumsel telah memperingatkan; jika SD Muhammadiyah mendapatkan murid baru kurang dari sepuluh orang, maka sekolah paling tua di Belitong harus ditutup.

Sayangnya, siswa yang terkumpul di hari akhir hanya Sembilan orang. Pak Harfan dan Bu Mus terlihat sangat cemas, termasuk kesembilan siswa beserta orangtuanya. Hari itu, sudah pukul sebelas kurang lima menit, Pak Harfan sudah gereget ingin menyampaikan pidatonya, “SD Muhammadiyah tidak bisa membuka kelas baru”.
Lima tahun pengabdiannya di sekolah melarat yang sangat ia cintai dan tiga puluh dua tahun pengabdian tanpa pamrih. Sekolah yang dibangun dengan keringat pamannya, terancam berakhir.
Seiring berjalan waktu dengan hempasan nafas pak Harfan setelah mengucapkan salam dengan wajah kusut, ada seorang anak lelaki yang berlari dari jauh dengan wajah yang sangat semangat berambut rapi, bajunya juga tampak sangat siap untuk bersekolah waktu itu. Seorang anak dengan keterbelakangan mental, Harun.

Harun penyelamat SD Muhammadiyah dan sembilan orang siswa yang mengantungkan impian menjadi terpelajar. Orang tua Harun menyekolahkan di SD Muhammadiyah karena SLB sangat jauh dari rumahnya dan membutuhkan biaya yang besar. Harun tersenyum dengan memamerkan giginya yang kuning bagaikan tumpukan buku yang tak pernah dibaca.

*) Penulis adalah Pengelola Perpustakaan Taman Baca Maros

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT