MataKita.co, Makassar – Bulan suci Ramadan menjadi momentum partai politik (Parpol) untuk tebar pesona. Mencari simpati masyarakat guna pertahankan eksistensinya demi Pemilu 2024. Berbagai upaya Parpol memoles citra diri serta mendongkrak popularitas serta aksepbilitas di mata publik.
Menanggapi gencarnya aktiviras pencitraan partai Politik di Bulan Ramadan, Direktur Profetik Institute mengatakan bahwa Bulan Ramadhan adalah salah satu momen baik dalam melakukan marketing politik. Publik mempersepsi bahwa seorang figur atau sebuah parpol yang “baik dan perhatian”, adalah figur dan parpol yang sering memberikan “manfaat” di bulan Ramadhan, apakah dalam bentuk pembagian sembako, melaksanakan buka puasa bersama, anjangsana ke anak yatim atau yang lainnya.
“Hampir semua parpol berupaya mencitrakan diri sesuai dengan persepsi dan ekspektasi publik tadi. Maka berlomba-lombalah parpol untuk menjadi yang paling sering memberikan “perhatian kepada konstituen” di bulan Ramadhan. Dengan harapan hal tersebut bisa berimplikasi elektoral di tahun 2024 mendatang. Tapi saya menyarankan agar parpol dalam me-marketing diri, tetap perlu memperhatikan pertimbangan etis. Artinya, pesan politik yang disampaikan serta program yang lakukan tidak hanya mempertimbangkan kepentingan parpol, tetapi juga menyentuh kebutuhan dasar konstituen” jelasnya.
Selain itu, Asra menyampaikan bahwa pesan dan program politik di bulan Ramadan mesti memperhatikan kesederhanaan dan kebersahajaan. Sebisa mungkin pencitraan bisa mengedukasi publik secara politik, dan menjadi sarana bagi publik untuk mengetahui visi dari parpol bersangkutan.
“Adapun hal penting dalam marketing politik adalah “momen (konteks) yang tepat”. Maksudnya, konten pesan politik disesuaikan dengan momen (konteks) yang ada. Semakin relevan sebuah pesan politik dengan konteks yang ada maka semakin menarik pula pesan politik tersebut di mata publik” jelas Aktivis Muda Muhammadiyah ini.
“Dalam marketing politik ada yang dimaksud dengan istilah “soft marketing”, dimana saat membuat pesan politik tidak dalam rangka “menjual produk politik secara langsung”, tetapi juga dalam rangka membagi “keresahan bersama” dan membagi “visi politik bersama”. Dan saya pikir strategi “soft marketing” ini akan lebih etis dan strategis dilakukan parpol-parpol di bulan Ramadhan” tutupnya