Oleh : Muhammad Syarif Hidayatullah, S.Hum
Assalamualaikum. Selamat 17 Agustus ke-78 tahun. Perkenalkan saya rakyat biasa yang sekadar pagi ini berbagi perspektif kami di pagi ini.
Pagi ini baru saja kami bermimpi satu mobil dengan presiden Jokowi. Bersama Paspampres.
Kami di situ saat masih di sebuah rumah sedang ngobrol bersama kolega. Datanglah mobil hitam semacam Alphard depan rumah kami. Ternyata seorang kolega yang sedang mengajak ngobrol kami tadi adalah berteman dekat dengan salah satu anggota Paspampresnya Jokowi.
Dimintalah kami untuk masuk ke dalam mobil presiden. Ada supir yang kendalikan mobil paling depan.
Di belakang dari paling kiri ada Paspampres yg besar badannya itu, sedang Pak Jokowi duduk paling kanan. Dan saya duduk diapit di tengah mereka.
Jokowi berstelan baju kemeja putih lengan panjang dan celana kain hitam khasnya. Lengan kemeja khas dilipatnya hingga siku tangan. Seperti yang saya biasa lihat beliau di surat kabar dan media massa lainnya.
Sepanjang perjalanan kami di dalam mobil, kami mencoba mengobrol bersama Paspampres dan Jokowi. Kami berangkat ke suatu tempat yang kami pun tidak tahu itu dalam kegiatan apa karena kami sendiri lupa. Hingga kami berfoto bersama Pak Jokowi.
Saat berfoto tersebut dan kami berupaya berdiri gagah di samping presiden sambil kami memperhatikan ujung kepala presiden hingga ujung kaki beliau. Pak Jokowi langsung berujar, “Saya berpakaian begini, karena ini protokol kepresidenan.” ujar dia dengan logat khas jawanya. Sesi kami berfoto bersama presiden itu dijepret dengan beragam gaya. Kami lupa berapa jepretan, namun jika dingat lagi itu sekitar di atas tujuh kali sesi foto. Dan di situ hanya kami bersama presiden sebagai objek jepretan fotografer. Yang menjadi fotografer pun yaitu si Paspampresnya Bapak Jokowi tersebut.
Padahal kami selalu mengkritik kebijakan-kebijakan beliau, dan tidak pernah mau memilih beliau sejak awal. Walaupun saya hormat pada kesopan-santunan yang beliau tunjukkan selama ini. Sebab menurut akal saya, sopan dan santun belum cukup, apalagi kebijakan-kebijakan untuk rakyat belum maksimal dikerjakan untuk kepentingan kita berbangsa dan bernegara.
Saya tidak tahu di pagi ini mengapa, apa makna, dan tujuannya saya bisa bermimpi satu perjalanan mobil dengan presiden Jokowi dan pengawalnya. Pun melakukan kegiatan berfoto bersama dalam banyak sesi itu.
Semoga betul-betul saat ini dan ke depan, kita sebagai bangsa dapat menyatu hingga mampu bernalar sehat dan berbudi luhur untuk bekerja keras. Di bawah naungan Sang Saka Merah Putih, kita bersatu dan berkarya bagi Indonesia tercinta. Dirgahayu ke-78 Indonesia! Demi “Terus Melaju untuk Indonesia Maju.”
Salam.