Beranda Fajlurrahman Jurdi Aminuddin Ilmar Menua Bersama Gagasan

Aminuddin Ilmar Menua Bersama Gagasan

0

Oleh: Fajlurrahman Jurdi*

Hari ini, di hotel Aryaduta, Prof Aminuddin Ilmar (selanjutnya akan ditulis dgn nama Ilmar) mantan ketua Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Unhas melaunching buku terbarunya. Ini buku yang ke sebelas yang ditulis oleh guru besar Fakultas Hukum Unhas ini.

Buku ini berjudul Kepemimpinan Pemerintahan. Tentu saja, ada dua fragmen penting dalam memahami hal ini, apakah seorang subyek tampil sebagai pemimpin atau tampil sebagai penguasa. Pemimpin adalah dia yang selalu hadir dalam perbuatan. Pemimpin adalah dia yang selalu ada untuk yang dipimpin. Selalu ada tidak dalam makna secara fisik, tetapi selalu ada dalam makna kebijakan, keputusan dan tindakan.

Ilmar adalah ahli dalam hukum tata pemerintahan, sebab itu, ia punya dalil intelektual untuk melesat bersama gagasannya. Tentu, dengan dalil ini pula, ia punya legitimasi intelektual untuk disebut sebagai ahli.

Posisi Ilmar yang menjadi ahli dan penasihat di berbahagia institusi pemerintahan daerah yang sudah lama digelutinya, menjadi pemantik empiris dari ide dan gagasannya. Praktis, buku ini akhirnya memang tidak memiliki catatan kaki dan kutipan yang meluber seperti biasanya buku-buku yang ditulis oleh akademisi. Buku ini adalah refleksi tindakan dan teori, juga perenungan seorang profesor dalam memahami pemimpin.

Sambil mendengarkan pemaparan para pembedah, saya menyelami teks Ilmar secara cepat, dan menulis ringkasan ini dengan cara cepat.

Pemimpin, demikian Ilmar berargumen, harus mengenali dirinya sebelum mengenali siapa yang dia pimpin. Mengenali diri bagi subyek itu sangat transenden, ia harus merenungi, meresapi dan merumuskan tentang siapa dirinya. Siapa dirinya sebagai individu, siapa dirinya sebagai kelompok dan siapa dirinya sebagai pemimpin. Refleksi tentang siapa diri subyek adalah penting bagi seorang pemimpin, karena dari refleksi diri ini, akan muncul kesadaran untuk memahami orang lain.

Tak mungkin ada pemimpin yang tak memandang keluar. Memandang keluar adalah cara sang pemimpin merumuskan tindakan. Sebab tindakannya punya implikasi heteronom. Ia bisa membahayakan subyek lain, sekaligus juga menguntungkan subyek lain pada saat yang sama.

Ilmar membangun peta jalan pembuka secara intelektual bagi siapapun yang mau menjadi pemimpin. Fondasi yang paling mendasar dari argumen Ilmar adalah prinsip-prinsip dasar pemimpin.

Ada dua titik jumpa argumen Ilmar. Pertama ia berangkat dari universalitas nilai-nilai kepemimpinan dalam agama. Ia merumuskan secara argumentatif prinsip yang transenden dari Tuhan itu dalam konsep-konsep yang ringan, sederhana dan gampang dicerna. Sebagaimana ciri khasnya menulis, Ilmar adalah tipe penulis yang gaya menulisnya sederhana tetapi konseptual.

Kedua, Ilmar mengambil titik pijak yang profan, dengan basis argumen teori-teori yang berkembang, baik di Barat maupun di Timur. Tentu saja, ini adalah kekayaan argumen buku ini.

Prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang ditulis Ilmar, diuraikan secara kualitatif dengan konsep-konsep yang padat. Kepadatan inilah yang menyebabkan ia berhasil membuat dan merumuskan secara intelektual prinsip kepemimpinan pemerintahan secara runtut dan mendalam.

Ada sub yang menarik bagi saya yang diuraikan oleh Ilmar, yakni: penyalahgunaan kekuasaan yang ada di halaman 39 dan penyalahgunaan kewenangan di halaman 125. Dua sub yang dibahas dalam hukum administrasi negara, sebab kata “kekuasaan” dipisahkan dengan kata “kewenangan”. Bahkan dalam hukum administrasi negara, sebagian ahli membedakan kata “kewenangan” dan “wewenang”.

Pemimpin tidak saja menegakkan hukum dan undang-undang, tetapi juga nilai-nilai moral. Bisa saja seorang pemimpin menjalankan dan menegakan hukum, tetapi nir moral. Pemimpin yang benar haruslah mempertemukan nilai-nilai moral dan norma hukum.

Buku ini hendak memastikan bahwa pemimpin itu harus merumuskan argumen dan mengambil tindakan dengan mempertemukan nilai-nilai moral dan regulasi. Sebab dengan cara itu, pemimpin dalam pemerintahan akan selamat. Selamat dari jeratan hukum dan selamat dari tanggung jawab kepada Tuhan.

Selamat kepada Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, guru dan Kakak kami di Fakultas Hukum Unhas.

)* Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Unhas

Facebook Comments