MataKita.co, Gorontalo – Hingga saat ini agresi dan serangan militer oleh Zionis Israel terhadap warga Palestina dengan membawa misi untuk menguasai tanah Palestina dan melegalkan segala cara mulai dari serangan brutal, penindasan, pengusiran hingga pembunuhan telah melukai banyak hati masyarakat dunia khususnya kaum muslim.
Tidak bisa terbayangkan seperti apa derita rakyat Palestina yang ditindas dan dijajah hingga terjadinya pelanggaran hak asasi manusia dengan tanpa iba dipertontonkan sekian lama. Berangkat dari itu, Universitas Muhammadiyah Gorontalo beserta 171
Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FR PTMA) se-Indonesia menggelar aksi bela Palestina secara serentak yang dimulai sejak pukul 10.00 WITA pada 7 Mei 2024.
Aksi bela Palestina ini dipimpin langsung oleh Rektor UMGO, Prof. Abd. Kadim Masaong. Rektor UMGO menjelaskan, aksi ini sesuai maklumat Forum Rektor PTMA bakal menggelar Aksi Nasional Bela Palestina dan Kutuk Israel.
“Kami hari ini meliburkan perkuliahan dan mengerahkan seluruh civitas untuk turut bergabung dengan aksi ini, mulai dari pimpinan, dekan-dekan, dosen-dosen, tendik hingga mahasiswa baik itu yang tergabung dalam ormawa maupun tidak,” Terangnya.
Dalam aksi itu, Rektor membacakan 10 point yang terdapat pada isi Dasasila Pernyataan Sikap Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel Forum Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah 07 Mei 2024 :
1. Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, yang
tergabung dalam Forum Rektor PTMA mengutuk keras Israel atas agresi dan
serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas
kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.
2. Mengapresiasi sebesar-besarnya dukungan mahasiswa, dosen, dan guru besar di seluruh dunia yang sudah berani menyuarakan hati nurani dan akal sehatnya
menolak kejahatan genocide Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.
3. Mengecam keras sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negaranegara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan
terhadap Israel dalam agresi dan penyerangan terhadap Palestina.
4. Meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa dan memfasilitasi
perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina.
5. Mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin
Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genocide warga
Palestina.
6. Mengecam Organisasi Kerja Sama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negaranegara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.
7. Mengapresiasi atas konsistensi dan keberanian Menteri Luar Negeri RI dalam
berbagai forum dunia untuk terus membela dan memperjuangkan kemerdekaan
Palestina, menolak kejahatan Israel, serta mengkritik keras kemunafikan Barat
dalam kasus konflik Israel-Palestina.
8. Meminta kepada Pemerintah Indonesia, untuk tidak berpikir sedikit pun dan
apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik
dengan negara agresor dan pelaku genocide, Israel.
9. Atas nama hak asasi manusia dan amanat Konstitusi Republik Indonesia yang
menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, serta aspek historis relasi Palestina dan Indonesia melalui Prof. Kahar Muzakir (Muhammadiyah), kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan
diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina
yang merdeka dan berdaulat.
10. Mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan
perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan
terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan
rakyat Palestina.
Ia berharap, aksi kemanusiaan UMGO bersama 171 PTMA dalam menyuarakan kemerdekaan Palestina dapat membuka mata seluruh dunia dan lapisan masyarakat untuk dapat tergerak dalam meyuarakan kemerdekaan Palestina.
“Kita sebagai umat manusia perlu membela hak hidup bebas dari penjajahan. Kita harus terus memberi dukungan dan mengawal pemerintah agar konsisten karena sesuai amanat konstitusi kita bahwa pemerintah Indonesia menjunjung tinggi perdamaian,” ujarnya.