MataKita.co, Morowali Utara – Membangun dari desa dengan mengoptimalkan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, guna meningkatkan daya produktifitas dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Kalau dari 122 desa di Kabupaten Morowali Utara mampu dioptimalkan berdasarkan potensi tiap desa, maka akan tercipta lapangan kerja dan akan menjadi pusat UMKM.
Pemerintah Kabupaten Morowali Utara dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali Utara 2021-2026 telah menjadikan desa sebagai bagian dari RPJMD sebagai tekad untuk memulai dari desa. Hal itu, juga mengikutsertakan kecamatan sebagai pusat data, informasi dan pengetahuan. Karena itu, kecamatan bisa melakukan pemetaan potensi desa yang bisa dikembangkan. Selain itu, kecamatan bisa mengambil peran untuk menghubungkan antar desa, supaya kebutuhan produksi Desa A bisa dipenuhi dari Desa B. Jadi, mampu saling menghubungkan rantai produksi sekaligus menjadi penyanggah dan penyedia bagi desa-desa terdekat.
Memulai pembangunan dari desa juga sejalan dengan SDGs (Sustainable Development Goals). Hal itu, disebabkan proses produksi di desa masih banyak memanfaatkan dari sumber dan bahan yang sangat ramah lingkungan. Tinggal menjaga kualitas dari hasil produksi UMKM di desa, yang tentu bisa dilakukan kemitraan dengan Dinas Kesehatan dalam uji gizi dan kandungan bahan makanan. Untuk memberikan jaminan kesehatan kepada konsumen.
Bantuan Keuangan Khusus (BKK) salah satu program Pemerintah Kabupaten Morowali Utara yang diberikan kepada kelompok usaha di desa. Bentuk komitmen untuk memulai dari desa, sejak tahun 2022 telah tersalurkan dana bantuan modal usaha sebesar Rp 300 juta per desa dengan rincian Rp 100 juta untuk kelompok pemuda/ Karang Taruna, Rp 100 juta untuk kelompok Perempuan dan Rp 100 juta juga untuk kelompok ekonomi produktif lainnya. Selain itu, pemerintah tidak meminta pengembalian, hanya berharap bantuan tersebut bisa dimaksimalkan untuk menunjang produksi usaha dan berkelanjutan.
Pada tahun 2023 terdapat 653 proposal pengajuan kepada Tim BKK yang nilai pengajuannya mencapai Rp 27.815.047.552. Tetapi, setelah dilakukan verifikasi yang memenuhi syarat sebanyak 595 kelompok dengan nilai pengajuan sebesar Rp 25.655.754.015. Sehingga Kelompok-kelompok usaha yang berbasis di desa tersebut, diharapkan mampu bertumbuh dan berkembang sekaligus seiring berjalannya waktu mampu lebih maju dengan inovasi, kolaborasi dan lebih adaptif terhadap kemajuan.
Pemerintah Kabupaten Morowali Utara mengharapkan desa sebagai lokomotif pembangunan. Karena itu, program-program senantiasa berangkat dari desa dan memberikan peluang partisipasi masyarakat serta membuka peluang ekonomi berbasis di desa. Dalam upaya memulai dari desa tentu membutuhkan proses dan seiring waktu sumber daya manusia di desa juga mengalami perkembangan. Hal itu, membuat pemerintah memberikan layanan publik yang memudahkan masyarakat.
Kalau program Bupati Dr. dr. Delis Julkarson Hehi, MARS dan Wakil Bupati H. Djira K, S.PD.,M.Pd mampu berjalan dan berkelanjutan, maka akan membentuk ekosistem UMKM yang produktif, kolaboratif dan adaftif. Sehingga pertumbuhan ekonomi bukan hanya bertumpu pada sektor tambang, melainkan juga kepada sektor UMKM berbasis di desa.
Langkah Bupati Delis untuk memulai dari desa sejalan dengan ungkapan Mohammad Hatta bahwa “Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta, Indonesia baru akan bercahaya karena lilin-lilin kecil di desa.” Kini Morowali Utara sedang mengambil dan memulai langkah yang tepat yakni memulai dari desa.