Oleh: Muh. Syukran Tahir
Memasuki pekan ke dua bulan suci ramadhan dimana data yang dikeluarkan pihak tim gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Indonesia jumlah pasien positif 10.843, 1.665 sembuh dan 831 meninggal dunia (2/5/2020).
Status yang dikeluarkan pemerintah dari darurat kesehatan nasional dan darurat bencana nasional dan beragam kebijakan yang dikeluarkan meninggalkan 1 kebijakan yang di tinggalkan yakni karantina wilayah (lockdown) dengan asumsi salah satu pakar tata negara Refly harun kebijakan karantina tidak dilaksanakan menimbang ketidak mampuan negara untuk memberikan jaminan terhadap masyarakat bahkan hewan ternak selama masa karantina.
Musibah pendemi ini di proyeksikan oleh mentri keuangan tingkat kemiskinan akan tembus 3,78 juta bahkan lebih oleh benerapa pakar lainnya, wajar saja semua element bangsa diajak untuk saling membatu “gotong royong” bahkan ummat islam dianjurkan memaksimalkan zakat yang beribadah di bulan suci ramadhan.
Zakat fitrah yang harus disegerakan pengumpulan dan penyalurannya, belum lagi zakat lainnya hak 2,5% fakir miskin yang harusnya dapat di maksimalkan juga dalam kondisi bencana Covid-19. Pemaksimalan tersebut harus dilengkapi dengan data yang jelas fakir, miskin, korban PHK dan profesi lainnya yang tidak menentu pemasukannya.
Harusnya para pengurus mesjid-mesjid yang tertutup harus mempunyai data jamaah dari yang berkelebihan dan berkecukupan sampai yang prasejahtera yang meskipun aktivitas beribadah di mesjid di tiadakan tetapi ibadah lainya termaksud mengelolah zakat dan sumbangan dapat di maksimal di wilayah RT/RW saran Ustad kondang Abdul Somad di acara ILC.
Pernah suatu ketika KH. Ahmad Dahlan melakukan pengajar dan kajian surah Al-Ma’un beberapa kali dan diulang-ulang lantas salah satu murid bertanya kenapa kita belum pindah bacaannya pak kyai?, KH Ahmad Dahlan kemudian bertanya kepada murid-muridnya apakah mereka sudah mengamalkan surat al-Maun atau belum. Para murid menjawab, mereka sudah mengamalkan, bahkan sudah menjadikan al-Maun sebagai bacaan pada setiap salat. “Kalian sudah hafal surat al-Maun, tapi bukan itu yang saya maksud. Amalkan! Diamalkan, artinya dipraktekkan, dikerjakan! Rupanya, saudara-saudara belum mengamalkannya,” ucap Ahmad Dahlan seperti dikutip Junus Salam dalam K.H. Ahmad Dahlan: Amal dan Perjuangannya (2009). Selanjutnya ia menyuruh murid-muridnya untuk berkeliling mencari orang miskin dan membawanya pulang, lalu dimandikan dengan sabun, diberi pakaian yang bersih, diberi makan dan minum, serta disediakan tempat tidur yang layak.
Sendana, Minggu (03/05/2020 M / 10 ramadhan 1441 H)