Beranda Berdikari Soal Aksi Premanisme, Korcam DILAN di Biringkanaya Beberkan Kebohongan Tim DP

Soal Aksi Premanisme, Korcam DILAN di Biringkanaya Beberkan Kebohongan Tim DP

0
Premanisme DP

Matakita.co, Makassar — Berbohong dan berdalih fitnah disinyalir menjadi senjata pamungkas Danny Pomanto (DP) tatkala menghadapi persoalan. Mulai soal bantuan dari Ilham Arief Sirajuddin (IAS) di Pilwalkot Makassar 2013, praktik politik uang bermodus bagi-bagi beras hingga penikaman pendukung rival, DP dan timnya selalu menyampaikan semua itu kebohongan dan fitnah meski kebenaran sudah tersaji di depan mata.

Terbaru, tim DP yang dilaporkan dalam kasus penganiayaan seorang ibu rumah tangga yang juga pendukung paslon nomor urut 3, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (DILAN), kembali berkelit. Seperti biasa, mereka menuding hal tersebut adalah kebohongan dan fitnah. Bahkan, tim DP mengancam melaporkan korban atas nama Siti Roslina yang juga Koordinator DILAN untuk Kelurahan Paccerakang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.

Koordinator Kecamatan (Korcam) DILAN untuk Kecamatan Biringkanaya, Pepy Nelfayanti, menyampaikan ancaman dari tim DP tidak membuat pihaknya takut. Pihaknya bersama Tim Hukum DILAN akan mengawal dan melindungi korban yang notabene merupakan barisan pemenangan pasangan doktor dan dokter tersebut.

“Insya Allah, kami tidak pernah takut jika menyangkut soal kebenaran. Ya, apalagk penjelasan mereka (tim DP) sudah sangat salah, berupaya mengaburkan fakta sebenarnya,” ujar Pepy, Senin (16/11).

Diketahui, insiden penganiayaan itu terjadi di sekitar lokasi pertemuan Ketua RT di villa milik DP yang terletak di Dusun Tokka, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Sabtu (14/11). Pelaku yang disinyalir merupakan tim dan pendukung DP sempat menyeret korban hingga 15 meter ke depan toilet hanya untuk menginterogasi ibu rumah tangga itu gegara mengambil rekaman video di sekitar lokasi kejadian. Dua laki-laki pelaku menarik paksa tangan kiri dan kanan korban.

Menurut Pepy, ada sederet kebohongan tim DP yang disinyalir dilakukan untuk mengaburkan fakta. Di antaranya, tim DP menuduh korban menyelinap dan memata-matai kegiatan paslon nomor urut satu. Padahal, Roslina sama sekali tidak masuk ke lokasi pertemuan. Ia hanya berada di tempat parkir untuk menunggu ibunya, Raja Lawang, yang merupakan Ketua RT di Kelurahan Paccerakkang.

“Korban katanya memata-matai, ya siapa yang dimata-matai? Ya korban ada di tempat parkir, jaraknya cukup jauh dari lokasi kegiatan. Lalu, korban disebut menyelinap, padahal korban datang baik-baik mengantar ibunya yang diundang oleh Basri (ketua RT lainnya),” ucapnya.

Lebih lanjut, Pepy mengungkapkan tuduhan tim DP bahwa korban merekam pertemuan dan mengirim ke grup DILAN sama sekali tidak benar. Hal itu hanyalah fitnah dan upaya pembenaran atas kesalahan yang dibuat. Pepy mengungkapkan korban tidak mungkin bisa merekam pertemuan DP dengan Ketua RT karena memang tidak masuk ke lokasi acara dan mengikuti kegiatan.

“Tidak ada yang merekam pertemuan DP, bagaiamana caranya direkam kalau ibu ini berada di tempat parkir bersama anaknya. Lalu disebut lagi, korban mengirim rekaman ke grup, ya tidak mungkin dan semakin tidak masuk di akal.”

“Atas dasar itu, tim DP informasinya mau melaporkan korban atas tuduhan pelanggaran ITE. Ya gimana cara dan logikanya, dimana letak pelanggaran UU ITE yang dilakukan korban? Intinya kami tidak pernah gentar jika menyangkut kebenaran, biarkan kasus itu berproses di kepolisian,” tukasnya. (*)

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT