Beranda Kesehatan Jenewa-Unicef Libatkan Multisektor Dalam Komunikasi Edukasi Covid-19

Jenewa-Unicef Libatkan Multisektor Dalam Komunikasi Edukasi Covid-19

0

MataKita.co, Makassar – Yayasan Jenewa Madani Indonesia bersama Unicef sukses menggelar pertemuan koordinasi antar stakeholder dalam komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat untuk respon covid-19 bertempat di Hotel Claro pada hari Rabu, 1 Desember 2021

Kegiatan ini diikuti 25 peserta dari 5 kabupaten/kota yang menjadi intervensi program. Peserta yang berasal dari Kota Makassar, Kab. Maros, Kab. Takalar, Kab. Bone dan Kab. Bulukumba mewakili beberapa institusi yang merupakan lembaga ormas seperti Muhammadiyah, NU, Persekutuan Gereja Indonesia; utusan kampus yang diwakili IAIN Bone dan Universitas Muhammadiyah Bulukumba, STIKES Salewangeng Maros; perwakilan dinas kesehatan dan layanan puskesmas dan RS; dari satgas covid-19 dari unsur Polri dan TNI serta unsur kepala desa dan lurah.

Kegiatan diawali dengan pengantar pembukaan oleh direktur Jenewa Madani Indonesia, Surahmansah Said. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Hengky Wijaya. Ph.D selaku kepala Unicef perwakilan Sulawesi dan Maluku.

Dalam sambutannya Hengky Wijaya, P.hD. menyampaikan bahwa Unicef sejak awal pandemi Unicef berkomitmen memberikan dukungan respon covid-19 terutama dukungan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat. Dukungan ini penting dan pertama kali dilakukan karena yang dihadapi dalam situasi pandemi covid-19 bukan hanya virus corona tetapi infodemic dalam artian banyaknya informasi hoax terkait covid-19 ini. Begitupula dengan vaksinasi sehingga mengakibatkan banyaknya stigma di masyarakat yang akhirnya memunculkan resistensi yang berdampak cakupan vaksinasi masih rendah sampai saat ini.

Pertemuan koordinasi ini dimulai dengan paparan materi sesi pertama oleh Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., M.PH. dengan judul update situasi Covid-19, cakupan vaksinasi dan kewaspadaan gelombang III pandemic Covid-19. Materi yang dibawakan oleh ahli epidemologi UNHAS ini mendeskripsikan beberapa varian corona virus termasuk yang teranyar varian omicron. Varian omicron ini perlu diwaspadai mengingat mutasi virusnya lebih banyak dibanding varian delta. Walaupun penanganan covid-19 oleh pemerintah termasuk kategori bagus, tetapi tetap diperlukan kewaspadaan tinggi. Penerapan protokol kesehatan dan peningkatan cakupan vaksinasi harus terus diupayakan, papar Prof. Ridwan Amiruddin.

Sesi kedua dengan judul strategi komunikasi efektif dalam penanganan KIPI disampaikan oleh Komda KIPI Sulsel Dr. dr. Martira Maddepungeng. Salah satu factor adanya resistensi di masyarakat terhadap vaksin karena banyaknya informasi hoax terkait vaksinasi. Selain status kehalalan, efek samping vaksinasi sering menjadi penyebab adanya penolakan masyarakat. Sehingga sangat diperlukan sosialisasi yang berkesinambungan terkait KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ini. Reaksi pasca imunisasi hamper sama dengan vaksin lainnya, ada yang ringan dan ada yang berat. Dengan strategi komunikasi yang tepat  di masyarakat diharapkan penerimaan terhadap vaksin covid-19 ini bisa lebih baik papar dr. Martira Maddepungeng yang juga sehari-harinya sebagai doker di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Turut hadir kepala bidang P2 dinas kesehatan provinsi Sulsel memberikan sambutan dan memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Jenewa Madani Indonesia bersama Unicef ini. Diharapkan bisa membantu pemerintah dalam kesuksesan penanganan covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi. Dengan keterlibatan semua pihak upaya melawan pandemi covid-19 bisa dituntaskan. Di sesi terakhir dilaksanakan diskusi bersama terkait rencana tindak lanjut yaitu masing-masing stakeholder yang hadir baik sebagai individi atau mewakili lembaga terus melanjutkan proses edukasi ke masyarakat terkait situasi covid-19 saat ini dan upaya melawan stigma atau informasi yang tidak benar terkait vaksinasi. (*)

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT