Oleh : SRI WAHYUNI SYAM DEWI DAMIATI,S.Pd
Kurikulum Merdeka (KM) merupakan kurikulum yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang memiliki kelebihan dengan kurikulum sebelumnya. Dimana KM dirancang dengan kelebihan yang menyesuaikan perkembangan zaman.
Hal yang nampak dalam KM, dimana lebih sederhana dan lebih mendalam, termasuk memberikan “kemerdekaan” bagi satuan pendidikan dalam mengembangkannya, serta menghadirkan sistem pembelajaran yang lebih relevan dan interaktif, seperti halnya yang dilansir dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam.
Kurikulum ini juga dirancang untuk menciptakan kreativitas dan fleksibilitas bagi guru untuk menyesuaikan kondisi satuan pendidikan. Dimana transformasi kurikulum ini akan membawa berbagai perubahan bagi kurikulum pendidikan di Indonesia ke depannya.
Setidaknya, ada empat arah perubahan kurikulum di Indonesia melalui Kurikulum Merdeka diantaranya Struktur kurikulum lebih fleksibel, Fokus pada materi esensial, Penggunaan beragam perangkat ajar dan Pemanfaatan teknologi digital.
Dengan diberlakukannya KM dibeberapa sekolah-sekolah khususnya di UPT SPF SMP Negeri 9 Makassar, sebagai penulis saya mencoba mencari tahu pendapat dari beberapa orang tua siswa tentang manfaat dan fleksibilitas yang dapat dilihatnya dari perubahan pengetahuan anak-anaknya.
“Saya melihat, KM ini sangat membantu anak-anak dalam meningkatkan kreatifitas dan memahami proses pembelajarannya,” ungkap ibu Maria Emilda salah satu orang tua yang memiliki anak bersekolah di UPT SPF SMP Negeri 9 Makassar dan mencicipi pembelajaran KM, Senin (28/03/2022).
Ibu Febriana Angraeni, S.Pd. sebagai guru BK di UPT SPF SMP Negeri 9 Makassar juga mengungkapkan perasaannya yang melihat anak-anak di sekolah ini tumbuh lebih baik dalam memahami proses pembelajaran yang dialaminya saat mengecap pendidikan di sekolahnya.
“Saya melihat perubahan sikap dan semangat belajar yang lebih besar dalam diri anak-anak sekarang setelah diterapkannya proses belajar menggunakan kurikulum merdeka (KM-red),” tuturnya.
Penulis adalah Guru UPT SPF SMPN 9 Makassar