MataKita.co, Makassar – Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar pengabdian pada masyarakat. Kegiatan pengabdian dalam bentuk sosialisasi pemanfaatan limbah kepiting untuk peningkatan pendapatan masyarakat pesisir ini dilakukan di rumah masyarakat, Desa Bontobahari, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros (15/12/2023).
Kegiatan ini menghadirkan peserta dari desa sebanyak 30 nelayan dan ibu rumah tangga dari 3 dusun yaitu dusun Cambayya (90% pencari kepiting), Baji Areng (petani tambak dan sawah) dan Sabanga (80% pencari kepiting) serta dosen serta mahasiwa agrobisnis perikanan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber yakni ketua kegiatan pengabdian Andi Amri, S.Pi., M.Sc., P.hD., yang merupakan dosen agrobisnis FIKP Unhas dan dipandu oleh Dr. Firman, S.Pi.,M.Si., yang juga salah satu dosen agrobisnis FIKP Unhas dan tim pengabdian yg beranggotakan 5 orang.
Ketua prodi Agrobisnis perikanan, Dr. Sitti Fakhriyyah, S.Pi., M.Si., dalam mengantarnya menjelaskan pentingnya pengolahan limbah cangkang kepiting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Menurutnya, Maros dipilih sebagai lokasi pengabdian ini karena di desa Bontoa ada nelayan penangkap kepiting dan mengolah dagingnya di desa.
“ tentu kita ingin berkolaborasi, mendorong partisipasi masyarakat agar warga nelayan di desa bontoa dapat meningkatkan pendapatannya” jelasnya.
Sementara itu, Kades Bontoa Maros dalam pemaparannya menekankan pemanfaatan limbah cangkang kepiting agar meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di Kabupaten Maros.
“Jadi desa ini bakal menjadi percontohan bagi desa lain dalam pengelolaan limbah cangkang kepiting, dari pada di buang ke laut, lebih baik dimanfaatkan menjadi uang sebagai penghasilan tambahan”
Muh Ilyas menambahkan, dalam prioritas APBDes tahun 2023 itu dapat dianggarkan untuk pelatihan pembuatan pakan, ini penting karena limbah kepiting yang dapat merusak lingkungan dapat diolah menjadi pakan ternak atau ikan, tapi banyak yang belum mengolahnya, jadi perlu ditingkatkan keterampilannya.
“Untuk di Maros itu kita dapat menganggarkan untuk desa. itu untuk desa yang memenuhi syarat diantaranya serapan anggaran, kebijakan ketahanan bencana, kebijakan lingkungan hidup, dan berbasis gender. kedepan kita akan tambahkan terkait SDGs dan Stunting” jelasnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan demo terkait pemanfaatan limbah cangkang kepiting menjadi pelet untuk pakan ternak di desa Bontoa serta diakhiri foto bersama.