Beranda Politik Pancasila Lahir dari Piagam Jakarta.

Pancasila Lahir dari Piagam Jakarta.

3

Oleh : Furqan Jurdin*
Jakarta 1 Juni 2017

Tanda-tanda Kekalahan Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas, memaksa perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal 1 Maret1945 pimpinan pemerintah pendudukan militer Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan “Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan” (BPUPK) atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Chosakai.

BPUPK resmi dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohit. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPK dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (Jepang). BPUPK beranggotakan 69 orang, yang terdiri dari: 62 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPK sebagai pengamat saja).

Maka pada tanggal 28 Mei 1945 BPUPK memulai sidangnya yg pertama. Dalam sidang itu dr. Radjiman bertanya kepada anggota BPUPK. “Apakah yang akan kita jadikan sebagai filosoficheGroundslaag Indonesia Merdeka”. Maka muncullah yang memberikan tanggapan M. Yamin tanggal 29 Mei. Keesokan harinya Supomo mengusulkan dasar negara. Tanggal 1 Juni dengan pidato yg dahsyat Soekarno mngusulkan falsafah dasar itu yg mula-mula pancasila (atas saran seorang teman ahli bahasa) atau 5 sila diperas lagi menjadi tri sila dan diperas lagi menjadi eka Sila atau Gotong Royong.

Sidangpun berlanjut hingga akhirnya perdebatan mengenai dasar negara terus menjadi perhatian. Dalam polemik ideologi itu dalam pertentangan pikiran yg tajam maka jalan tengah di ambil yaitu Membentuk Panitia Sembilan yg didalamnya terdapat 4 orang golongan Nasionalis kebangsaan dan nasionalis Islam serta satu orang perwakilan Kristen. Dalam pada itu ditemukanlah rumusan setelah perdebatan panjang itu. RUMUSAN ITU DIBERI NAMA PIAGAM JAKARTA dalam bahasa inggris disebut sebagai JAKARTA CHARTER Pada tanggal 22 Juni 1945.

Soekarno dalam sidang untuk melaporkan kerja panitia sembilan itu meyakinkan semua pihak bahwa Piagam Jakarta itu adalah Gentlemen Agreement. kata Soekarno ini adalah hasil konsensus bersama yang mewakili semua pihak.

Ketika itu pertanyaan pun dilontarkan oleh Dr. Latuharhari perwakwakilan ummat kristen dari ambon. kalaulah syariat Islam di Jalankan maka akan terjadi hukuman yg berat seperti potong tangan, razam bagi pejina dan berbagai macam hukuman yg keras. Padahal hukum itu dalam praktik hukum Islam adalah Punichmen atau hukuman maksimal yg tidak selalu dijatuhi oleh pengadilan.

Mendengar pertanyaan itu Haji Agus Salim Menjawab, Tidak tuan Latuharhari, karena Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya berdasarkan kemanusiaan yang beradab” itulah yg akhirnya panitia sembilan itu meminta haji agus Salim menyusun itu dalam bentuk Preambule atau Mukaddimahnya.

Ketika itulah PIAGAM JAKARTA menjadi dasar negara merdeka kelak. Setelah itu BPUPK dibubarkan dan dibentuklah Panitia Persiapan Lemerdekaan Indonesia (PPKI) yg ketuanya adalah soekarno dan hatta sebagai wakilnya.

Namun tenyata peta politik dan militer dunia berubah di bulan agustus 1945 Sekutu Amerika Serikat membom bardir kota Herosima dan Nagasaki. Pemboman terhadap dua kota Induk Jepang ini membuat jepang tidak berdaya dan menyerah tanpa syarat pada sekutu.

Sementara itu Soekarno, Hatta dan bertemu Jenderal Terauchi di Dalat. Dalam perjalanan pulang itu mereka belum mengetahui akan kondisi jepang yg di bom sekutu.

Sepulang dari Dalat setelah bertemu Jenderal Terauchi yel-yel untuk segera membacakan kemerdekaan semakin menggema. Tokoh-tokoh muda khususnya mendesak Tokoh-tokoh tua untuk segera memproklamirkan indonesia merdeka.

Namun soekarno belum bisa menerima desakan itu. Akhirnya mereka menemui Laksamana Muda Maeda untuk mengetahui kejelasan tiarapnya jepang pada sekutu. Dan Maeda membenarkan itu dan mengatakan bahwa janji kemerdekaan dari Jepang tidak bisa di harapkan lagi, Saatnya Indonesia menentukan sendiri nasibnya.

Maka malam itu hiruk-pikuk tentang kemerdekaan semakin menemukan kejelasannya. Maka disusunlah naskah prokamasi yang akan dibacakan Hari Jumat (besok) tanggal 17 Agustus 1945.

Jam 10 Pagi di Jalan Pengangasan Timur, sekarang Tugu Proklamasi dibacakanlah proklamasi itu oleh Soekarno di dampingi Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Sore hari setelah pembacaan Proklamasi itu, Menurut Cerita Bung Hatta, bahwa ia di datangi oleh Opsir Kaigun (Pembantu Laksamana) menyampaikan keberatan orang Indonesia Timur akan tujuh kata dalam piagam JAKARTA itu. Cerita Bung Hatta yg belum bisa twrbukti kebenarannya sampai hari ini menjadi polemik ideologi yg menegangkan.

Besoknya tanggal 18 Agustus adalah rapat pemilihan Presiden dan Wakil Presidn serta Penetapan UUD 1945. Falsafah dasarnya adalah Piagam Jakarta yg ditetapkan lebih dulu sebelum Indonesia Merdeka.

Sidang yg rencananya di mulai tanggal 9 pagi di undur sampai jam 11. Lobby pun tak bisa dihindarkan, saling bertahan dalam kesepakatan dan penetapan tgl 22 itu menjadi taruhan. Namun tokoh Islam dgn pemegang kuncinya adalah Ki Bagus Hadikusumo (Waktu itu menjabat Hoofbestur atau Ketua umum PP Muhammadiyah) dgn mediasi Kasman Singodimedjo (Salah satu pengurus pusat muhammadiyah) Kiyai wahid Hasyim, H. Agus Salim dan tokoh Islam lainnya merelakan tujuh kata itu dihapus demi Kautuhan Bangsa dan negara.

Maka tanggal 18 Agustus 1945 Piagam Jakarta yg ditetapkan tanggal 22 Juni itu di Ubah menjadi Pancasila Tanggalm 18 Agustus 1945.

Oleh sebab itu pancasila lahir setelah proklamasi kemerdekaan sedangkan piagam Jakarta lahir lebih dulu dari indonesia merdeka.

*)Penulis adalah aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here