Beranda Mimbar Ide “Bersandar pada Kebenaran Sejati”

“Bersandar pada Kebenaran Sejati”

0

Oleh, Muh. Ilham Nur

Alangkah bahagianya orang yang telah menemukan-Nya, segala nikmat-Nya dan melandaskan segala sesuatu kepada-Nya. Melepaskan nafsu-Nya, dan meninggalkan kekuatan-Nya. Sebab, mereka telah paham betul hakikat diri yang sebenarnya. Dari mana ? Untuk apa ? Akan kemana ?. Lantas Implementasiya dalam hidup, mereka tidak lagu membatasi amalnya kepada Tuhan. Tidak mengharapkan balasan dalam setiap keadaan.

Surah Al-A’raf ayat 179 menjelaskan tentang orang-orang tidak menggunakan hati/akal untuk berfikir, orang-orang yang termaktub bagaikan hewan ternak bahkan lebih sesat lagi. Lalu, Celakah kita yg menyembah Tuhan tanpa dengan Ilmu, meraut dunia tanpa dengan Ilmu. Sebab, hal tersebut selaku penghalang dibalik penghalang, kebencian dibalik kebencian, kita tidak dapat membedakan kebaikan dan keburukan, mana kewajiban dan mana hak, tidak tahu membedakan mana kawan mana lawan, hal itu diakibatkan kebodohan mu terhadap hukum Allah.

Hal tersebut dinyatakan pula secara jelas pada Surah Az-zumar ayat 22, tentang perbedaan orang-orang yg dibukakan hatinya untuk mendapat cahaya dari Tuhannya dan yg tidak dibukakan hatinya. Diakhir ayat di sebutkan, celakalah mereka yang membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang Nyata. Lalu, di Surah Albaqorah ayat 9 dijelaskan penyebab ketidak mampaun menggapai kebahagiaan sejati, dimana ayat tersebut menyebutkan, “dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu, dan mereka mendapat adzab yg pedih karena mereka berdusta”. Penyebab penyakit tersebut berasal dari lumuran dosa selama ini yg diperbuat hingga menghitamkan hati, dan menjadi penghalang bertemu dengan kebahagiaan sejati.

Untuk sampai pada kebahagian sejati, Langkah pertama adalah ucapan, kemudian perbuatan. Dalam surah al-luqman ayat 20 dimana Tuhan telah menyemurnakan nikmat untuk kita yaitu nikmat lahir dan nikmat batin, nikmat lahir ini yang berupa ucapan dan perbuatan , sedangkan nikmat batin merupakan perkara hati, dengan kedua nikmat tersebut akan menyampaikan kita pada Tuhan, Dan kita tidak akan sampai padanya dengan nikmat tersebut kecuali dengan Ilmu dan sikap zuhud kepada dunia.

Beberapa hari yang lalu, salah satu teman pernah bertanya tentang zuhud dan saya mencoba menjawab bahwa zuhud itu berpaling dari dunia dengan hati, seseorang yg zuhud akan mengeluarkan dunia dari genggaman tangannya, dan seseorang yg benar2 zuhud akan mengeluarkan dunia dari hati mereka, mereka zuhud dengan hatinya, sehingga zuhud menjadi watak bagi mereka, bercampur baur secara lahiria dan batinia, padamlah api watak mereka,  pecahlah syahwat mereka, dan jinaklah nafsu mereka, hingga membaur dari berbagai keburukan.

(Bersambung ke bagian 2)

)*Muh. Ilham Nur, Mahasiswa Pasca sarjana Universitas Negeri Makassar

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here