MataKita.co, Enrekang– Badan eksekutif mahasiswa (BEM) Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan () (STKIP) Muhammadiyah Enrekang lakukan aksi memperingati hari kebangkitan nasional bertempat di gedung DPRD Kabupaten enrekang, selasa 21 Mei 2019.
Aksi ini serentak dilaksanakan oleh seluruh BEM Perguruan tinggi muhammadiyah se Indonesia.
Menurut Dedi setiawan selaku presiden mahasiswa STKIP muhammadiyah enrekang dan sekaligus jendral lapangan mengatakan bahwa aksi ini murni dari hati nurani para mahasiswa mengingat kondisi demokrasi di indonesia paska pemilu yang daalm kegaduhan.
“Banyak isu isu yang terjadi tidak mampu di selesikan segera oleh pemerintah yang terkait hususnya isu kemanusian yang meninggalnya ratusan petugas KPPS yang tidak logis,” ungkapnya.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan Kemudian dokter yang mau menangani kasus tersebut malah di tuding makar. Hal yang tidak wajar yang diperlihatkan para elit politik,” lanjutnya Dalam penyampaian orasi.
Lebih lanjut ditambahkannya juga bahwa belum lagi anggota DPRD Enrekang setempat sebagai titik aksi tak ada di lokasi.
“Banyak massa yang kemudian resa karna menunggu harus menunggu anggota dewan untuk menyampaikan isu terkait.Tapi alhamdulillah sesuai dengan tujuan awal dan tuntutan akhirnya pernyataan sikap kami sampai kepada DPRD,” ucapnya.
Ditegaskannya bahwa dengan harapannya bahwa ada tindak lanjut dari pemerintah setempat untuk dapat disampaikan pada pemerintah pusat untuk dipertimbangkan dan ditindak lanjuti.
“Karna suara kami dan aspirasi kami mewakili keresahan dan kegelisahan rakyat,” tegas Dedi.
Berikut Ada 4 point pernyataan yang di utrakan oleh mahasiswa STKIP Muhammadiyah enrekang yakni:
1. Menuntut pemerintah, terkait tragedi kemanusian meninggalnya ratusan penyelengara pemilu yakni petugas KPPS di indonesia.
2. Menghimbau pemerintah, untuk memperhatikan guru honorer dalam kesejatraan sosial.
3. Menuntut pemerintah, untuk merawat dan memperhatikan tugu demokrasi indonesia.
4. Stop pembungkaman terhadap demokrasi.
(Bang El)