MataKita.co, Papua – Setelah menempuh perjalanan yang cukup terjal dan menuruni tebing yang curam, selain melaksanakan patroli Patok Perbatasan Negara MM.1, Satgas Pamtas Yonif 713/ST menemukan patok batas peninggalan Belanda dengan Australia yang berada di sektor Utara Perbatasan RI-PNG.
Hal itu dikatakan Dansatgas Yonif 713/ST Mayor Inf Dony Gredinand, S.H., M.Tr.Han.M.I.Pol. dalam rilisnya, Skouw, Jayapura, pada selasa (27/8/2019) kemarin.
Dikatakan Dansatgas, patroli Patok Perbatasan Negara RI-PNG yang dilaksanakan pada Rabu (22/08/2019) itu dipimpin langsung oleh dirinya bersama dengan para perwira Satgas.
“Pengenalan medan bagi kami sangatlah penting, sehingga sebagai Satgas yang baru bertugas menggantikan Yonif PR 328, saat patroli Patok Perbatasan MM-1, selain anggota diajak juga beberapa perwira,” ucap Dansatgas.
Lebih lanjut Mayor Inf. Dony Grendinand mengatakan patroli patok perbatasan merupakan salah satu tugas pokok yang mereka terima, untuk memastikan apakah terdapat perubahan baik posisi maupun kondisinya.
“Selayaknya rumah kita, jika tidak pernah dibersihkan maka akan rusak atau hilang dan untuk diketahui selain Patok Perbatasan MM1 yang berada di Sektor Utara Perbatasan RI-PNG, Satgas Pamtas Yonif 713 bertanggungjawab untuk mengawasi lima (5) patok lainnya antara lain dimana keseluruhannya yaitu patok MM.1, MM.2, MM.2.1, MM.2.2, MM.2.3 dan MM.3A,” tegasnya
Patok MM atau Monument Meridian, yaitu tugu veton bertuliskan nomor titik koordinat pada plat yang distempel sekitar 165 cm meski berjarak relatif dekat, karena perjalanan yang cukup terjal dan sulit, mereka tiba di lokasi setelah menempuh waktu sekitar 3 jam 45 menit dimana saat menuju patok di pinggir laut, karena terjal dan curam.
“Kami menuruni tebing dengan tali yang dilengkapi tali jiwa, selayaknya panjat tebingdengan demikian turun tebing dengan tali merupakan salah satu keterampilan prajurit, meski tebing cukup curam, alhamdulillah, seluruh Tim berhasil tiba di lokasi patok dengan aman.” imbuhnya.
Setelah tiba di lokasi, sambil istirahat mereka melaksanakan pembersihan disekitar Patok Perbatasan MM.1 dan tiba sekitar pukul 11:45 WIT sehingga sambil menunggu tiba waktu shalat dzuhur, melaksanakan pembersihan sekitar patok dan menurut Dony, keindahan alam di sekitar Patok Perbatasan yang berada di tepi laut itu, mampu mengobati rasa letih dan lelah yang mereka rasakan.
Saat perjalanan untuk kembali ke Kotis, sekitar 300 meter mereka menemukan patok perbatasan peninggalan Belanda dan Australia yang berada di lereng tebing yang curam yang berhadapan dengan laut Pasifik, dikarenakan patok itu tidak menjadi tanggungjawab dan tidak terdata dalam data Satgas.
Maka temuan mereka tersebut akan segera di laporkan ke pimpinan mereka yaitu Kodam XVII/Cendrawasi dan Korem 172/PWY sehingga Patok tersebut dibuat oleh negara Belanda dan Australia pada tahun 1930, yang digunakan sebagai batas wilayah pendudukan dua negara tersebut.
Saat ditemukan, Patok yang diukur dengan metode astronomis itu, meski ditemukan dalam kondisi baik, namun brastablet-nya telah hilang, tutur Dony maka untuk itu, plot diperoleh menggunakan koordinat UTM 499919.866 – 9712092.920 dan selanjutnya,
“Sebagai kelengkapan data telah kami dokumentasikan juga foto maupun video sebagai bahan laporkan ke Komando Atas,” tutupnya.