Beranda Berita Perangi Stunting, Kaper BKKBN Provinsi Gorontalo Turun Langsung Mengedukasi Masyarakat

Perangi Stunting, Kaper BKKBN Provinsi Gorontalo Turun Langsung Mengedukasi Masyarakat

0

Mtakita.co (Gorontalo) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo terus memerangi stunting. Salah satu cara yang dilakukan dengan memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, tentang pentingnya pengasuhan anak untuk 1000 hari pertama kehidupan.

Terkait hal itu, kepala perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Gorontalo Drs. Muhammad Edi Muin, turun langsung ke masyarakat untuk melakukan edukasi sekaligus sosialisasi penanganan stunting. Jumat (25/10/2019).

Kepada Matakita.co Edi Muin menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah  lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya.

“Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, tetapi  kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia  2  tahun. Maka dari itu, kenapa pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan itu sangat penting.” Ujarnya

Dirinya juga menyebutkan, stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.

“Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, jumlah anak balita stunting sekitar 37,2 persen dan mengalami penurunan sesuai data Riskesdas tahun 2018 (30.8 persen).” Jelas Edi

Menurut Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017, menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6 persen di atas batasan yang ditetapkan WHO (20 persen).

Fenomena yang terjadi, anak stunting di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin, akan tetapi juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin/berada diatas 40 persen tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi.

“Stunting dapat dicegah dengan mengoptimalkan pengasuhan pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan, salah satunya melalui pemberdayaan keluarga (intervensi sensitif) sebagai bentuk pendidikan non-formal.” Imbuhnya

“BKKBN memiliki peranan dalam pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dengan cara Promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (sejak saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun).” Tambahnya lagi

Diakhir penyampaiannya Edi Muin menuturkan, Program BKB sebagai bagian dari Program KKBPK, mempunyai tujuan  meningkatkan  pengetahuan, keterampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain yang menjadi anggota kelompok dalam membina  tumbuh kembang balita.

“Melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional  serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota kelompok.” Tutupnya

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT