Beranda Uncategorized Din Syamsuddin Keteguhan Hati Seorang Ulama Membela Agama

Din Syamsuddin Keteguhan Hati Seorang Ulama Membela Agama

0

Oleh : Furqan Jurdi*

Tahun 2014, Prof. KH. Din Syamsuddin, pernah ditulis JPPN, yang mengutip Majalah Al- Mashad yang diklaim terbit di Yaman disebut-sebut ada di daftar 101 dari 119 nama yang dirilis, dan dimasukkan daftar tokoh terkait dengan gerakan Negara Islam Irak dan Syiria (ISIS).

Tuduhan serius juga pernah dilontarkan oleh Burhanuddin Muhtadi. Ia mengkategorikan Prof. KH. Din Syamsuddin sebagai tokoh konservatif otoritatif yang memimpin Muhammadiyah. Ia mengatakan dalam masa kepemimpinan Prof KH. Din Syamsuddin (2005-2015) banyak aktivis HTI telah bergabung dengan organisasi Muhammadiyah.  Tidak hanya sampai disitu, ia menyebutkan bahwa tokoh-tokoh Islam moderat di Internal Muhammadiyah mengalami kesulitan memasuki struktur kepemimpinan organisasi Muhammadiyah semenjak Prof. KH. Din Syamsuddin memimpin Muhammadiyah.

Sebagai kader Muda Muhammadiyah yang belajar secara mendalam tentang struktur kaderisasi dan aturan main organisasi, tentu tuduhan yang dilontarkan kepada Prof. KH. Din Syamsuddin merupakan tuduhan keji dan tak bertanggungjawab. Organisasi Muhammadiyah bukan organisasi massa, organisasi Muhammadiyah adalah organisasi kader dan setiap orang yang menjadi pimpinan, sekecil apapun jabatannya, tentu rekam jejaknya terpampang jelas di hadapan seluruh kader Muhammadiyah.

Dari tuduhan itu, kita patut curiga, ada agenda apa yang hendak ingin dituntaskan oleh pembenci Islam, sehingga menyerang tokoh-tokoh Islam secara membabi-buta?Sepertinya operasi radikalisme ini merupakan proyek deislamisasi tahap akhir di Indonesia. Karena semua orang sudah pasrah menerima stempel radikalisme dari negara dengan mencap dan merusak tokoh-tokoh yang selama ini sangat kokoh berdiri membela Islam.

Tokoh yang konsisten dan vokal hari-hari ini, yang terus men-counter isu radikalisme dan berbagai tuduhan terhadap Islam dan umat Islam, salah satunya yang paling mencolok ialah Prof. KH. Din Syamsuddin. Mungkin karena beliau selalu hadir membela, maka operasi untuk merusak citranya di mainkan. Memunculkan kembali isu lama yang sebenarnya tidak jelas kebenarannya.

Tuduhan mereka naif. Prof. KH. Din Syamsuddin bukanlah orang yang baru hadir dalam panggung Nasional. Atau sosok yang muncul tiba-tiba. Menuduhnya dengan tuduhan membiayai terorisme dan Isis atau seperti yang dituduhkan oleh Burhanuddin Muhtadi merupakan sebuah fitnah yang keji.

Dari muda rekam jejaknya jelas, Memimpin Organisasi Otonom Muhammadiyah yaitu Menjadi Ketua Umum IMM, menjadi Ketua Umum Muhammadiyah dua periode. Pendidikannya jelas dan terang. Alumni Gontor hingga kuliah di Amerika. Karya-karyanya banyak di baca oleh generasi muda. Di kancah internasional dikenal luas sebagai tokoh perdamaian, Memimpin Organisasi Islam Internasional, berbicara dihadapan forum-forum besar dunia.

Kenapa tiba-tiba dituduh membiayai terorisme dan Isis? Apakah karena membela agama itu dianggap radikalisme dan pro Isis? Negara jangan lagi menambah kekecewaan dan kecemburuan di tengah umat Islam, kita ingin membangun negara, jangan disia-siakan dengan radikal-radikalan.

Resiko Membela Keyakinan

Memang sudah menjadi hukum kehidupan, membela kebenaran di tengah kekuasaan yang dzolim hanya dapat dilakukan oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian utama. Karena pasti tentu fitnah dan serangan pasti akan lebih dahsyat.

Apa yang diungkapkan Prof. KH. Din Syamsuddin menanggapi kegagapan kekuasaan tentang narasi radikalisme merupakan masukan untuk meluruskan kekuasaan. Kenapa begitu benci pada nasehat?

Radikalisme dan terorisme mungkin ada, dan itu saya juga mengakui ada. Tetapi menjadikan masjid dan ceramah agama sebagai dalil untuk menyebutkan radikalisme tentu sangat menyakiti umat Islam. Apalagi meneteri-menteri kabinet yang baru di bentuk ramai-ramai memprogramkan radikalisme. Akhirnya kabinet baru ini seperti kabinet Antiradikalisme.

Ingat tugas negara memberikan rasa aman kepada warga negara, jangan memunculkan sesuatu yang bisa menimbulkan kecemburuan dan rasa tidak adil dikalangan masyarakat. Kalau benar radikalisme itu ada, maka selesaikan menurut hukum yang berlaku.

Saya tidak rela, kalau ada tokoh seperti Prof. KH Din Syamsuddin dianggap radikal membiayai Isis dan lain-lain hanya karena membela agama dari tuduhan-tuduhan yang selama ini di lontarkan oleh orang-orang yang menganggap diri paling pancasila dan NKRI. Justru yang paling berbahaya adalah merasa dari paling Paling pancasila, paling NKRI namun memusuhi Ceramah dan memancing keributan.

Wallahualam bis shawab

*) Penulis adalah Ketua Umum Komunitas Pemuda Madani & Ketua Lembaga Dakwah DPP IMM

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT