Beranda Mimbar Ide Pancasila Hari Ini

Pancasila Hari Ini

0

Secara seremonial perayaan hari lahir Pancasila telah berlalu yang jatuh pada 1 Juni, tetapi pertanyaan yang paling substansial dari perayaan hari lahir Pancasila yang telah dirayakan dalam berbagai bentuk ekspresi, apakah bangsa ini sudah cukup Pancasilais ? Mengingat kelima sila Pancasila menjadi bildungsmachte pijakan dasar dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perayaan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila telah menjadi peristiwa sejarah, tetapi apakah Pancasila masih hidup dalam diri dan kedirian bangsa Indonesia ? Lalu, apa dan bagaimana Pancasila di hari ini dan hari depan ? Mesti mendapat perhatian dari semua pihak segaligus memerlukan strategi secara kebudayaan untuk menghadirkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

Para filsuf Yunani memberikan suatu perenungan bahwa hidup yang tak terpikirkan adalah hidup yang tak layak dijalani. Untuk konteks Pancasila, apakah bangsa Indonesia telah memikirkan masa depan Pancasila ? Pancasila mesti menjadi dasar pijakan pikiran dan tindakan bangsa Indonesia, sebab yang menggerek laher dan mematahkan sayap Pancasila tak lain adalah warga bangsa sendiri dengan mencampakka nilai-nilai Pancasila.

Bung Karno sebagai penggali Pancasila yang hidup dalam local genius telah menatap cakrawala masa depan Indonesia yang membutuhkan rumah yang menaungi berbagai perbedaan kultur, budaya dan agama. Pancasila telah teruji dalam perjalanan sejarah yang menyatukan bangsa Indonesia segaligus menjadi penengah dalam berbagai konflik baik yang bersifat ideologis maupun yang bersifat kulturan, ras dan agama seperti GAM di Aceh, OPM di Papua dan RMS di Maluku segaligus berbagai konflik ras dan agama seperti konflik yang pernah terjadi di Kalimantan dan konflik yang melibatkan penganut agama di Poso dan Ambon.

Pancasila dapat ditafsirkan dari sila pertama hingga sila kelima (dari yang abstrak hingga ke yang kongkrit) maupun sebaliknya dari yang kongkrit ke yang abstrak). Bila memakai corak Platonis yang mengidealkan cara berpikir ideal abstraksi tentu akan memandang Pancasila sebagai visi tertinggi dalam proses berbangsa yang akan dilakoni bangsa Indonesia. Tetapi, bila corak Aristotelian akan memandang Pancasila dari hal-hal kongkrit, seperti apakah Pancasila cukup nyata dalam mengatasi masalah dan menjadi solusi bagi setiap permasalahan kebangsaan.

Membicarakan Pancasila hari ini perlu melihat dalam berbagai corak, namun perspektif warga dalam melihat Pancasila menjadi sangat penting untuk diketengahkan. Mengingat warga merasakan denyut nadi berbagai permasalahan mulai dari persoalan ekonomis yang kongkrit hingga persoalan teologis yang abstrak. Tetapi, masalah ekonomis menjadi salah satu problem dasar yang terjadi. Pemerintah yang Pancasilais tidak akan membiarkan rakyatnya berada dalam garis kemiskinan, kebijakan-kebijakan strategis demi mendorong peningkatan perekonomian warga menjadi sangat urgen untuk dilakukan.

Masalah-masalah ekonomis yang dialami oleh warga terkadang akan meresbes bak air yang mampu menembus hingga ke masalah-masalah ideologis. Problem GAM, OPM dan RMS dengan dilatari oleh masalah ketimpangan pusat dengan daerah terlampau jauh tertinggal. Sehingga pemerintah sebagai pelaksana dan pemegang amanah sebagaimana tuntunan/perintah Undang-undang untuk melakukan berbagai cara demi meningkatkan perekonomian warga.

Keadilan sosial menjadi landasan bagi pemerataan kepada segenap warga negara Indonesia. Untuk melihat dan membicarakan Pancasila hari ini, maka mari cek pada masalah-masalah pemerataan ekonomi dan keadilan yang diterima bagi warga negara Indonesia. Kebermaknaan perayaan hari lahir Pancasila akan terasa bila keadilan sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan warga bangsa.

Semestinya bangsa Indonesia menjadi setiap hari sebagai hari Pancasila dengan begitu Pancasila akan hadir dan membudaya dalam kehidupan. Bukan baru mengingat Pancasila hanya pada 1 Juni saja, maka mari kita jadikan setiap hari sebagai hari Pancasila.

*) Tulisan ini adalah hasil kajian Pengurus Forum Komunikasi Pemuda Pelajar Mahasiswa Sanjai (FKPPMS)

Secara seremonial perayaan hari lahir Pancasila telah berlalu yang jatuh pada 1 Juni, tetapi pertanyaan yang paling substansial dari perayaan hari lahir Pancasila yang telah dirayakan dalam berbagai bentuk ekspresi, apakah bangsa ini sudah cukup Pancasilais ? Mengingat kelima sila Pancasila menjadi bildungsmachte pijakan dasar dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perayaan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila telah menjadi peristiwa sejarah, tetapi apakah Pancasila masih hidup dalam diri dan kedirian bangsa Indonesia ? Lalu, apa dan bagaimana Pancasila di hari ini dan hari depan ? Mesti mendapat perhatian dari semua pihak segaligus memerlukan strategi secara kebudayaan untuk menghadirkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
Para filsuf Yunani memberikan suatu perenungan bahwa hidup yang tak terpikirkan adalah hidup yang tak layak dijalani. Untuk konteks Pancasila, apakah bangsa Indonesia telah memikirkan masa depan Pancasila ? Pancasila mesti menjadi dasar pijakan pikiran dan tindakan bangsa Indonesia, sebab yang menggerek laher dan mematahkan sayap Pancasila tak lain adalah warga bangsa sendiri dengan mencampakka nilai-nilai Pancasila.

Bung Karno sebagai penggali Pancasila yang hidup dalam local genius telah menatap cakrawala masa depan Indonesia yang membutuhkan rumah yang menaungi berbagai perbedaan kultur, budaya dan agama. Pancasila telah teruji dalam perjalanan sejarah yang menyatukan bangsa Indonesia segaligus menjadi penengah dalam berbagai konflik baik yang bersifat ideologis maupun yang bersifat kulturan, ras dan agama seperti GAM di Aceh, OPM di Papua dan RMS di Maluku segaligus berbagai konflik ras dan agama seperti konflik yang pernah terjadi di Kalimantan dan konflik yang melibatkan penganut agama di Poso dan Ambon.

Pancasila dapat ditafsirkan dari sila pertama hingga sila kelima (dari yang abstrak hingga ke yang kongkrit) maupun sebaliknya dari yang kongkrit ke yang abstrak). Bila memakai corak Platonis yang mengidealkan cara berpikir ideal abstraksi tentu akan memandang Pancasila sebagai visi tertinggi dalam proses berbangsa yang akan dilakoni bangsa Indonesia. Tetapi, bila corak Aristotelian akan memandang Pancasila dari hal-hal kongkrit, seperti apakah Pancasila cukup nyata dalam mengatasi masalah dan menjadi solusi bagi setiap permasalahan kebangsaan.

Membicarakan Pancasila hari ini perlu melihat dalam berbagai corak, namun perspektif warga dalam melihat Pancasila menjadi sangat penting untuk diketengahkan. Mengingat warga merasakan denyut nadi berbagai permasalahan mulai dari persoalan ekonomis yang kongkrit hingga persoalan teologis yang abstrak. Tetapi, masalah ekonomis menjadi salah satu problem dasar yang terjadi. Pemerintah yang Pancasilais tidak akan membiarkan rakyatnya berada dalam garis kemiskinan, kebijakan-kebijakan strategis demi mendorong peningkatan perekonomian warga menjadi sangat urgen untuk dilakukan.

Masalah-masalah ekonomis yang dialami oleh warga terkadang akan meresbes bak air yang mampu menembus hingga ke masalah-masalah ideologis. Problem GAM, OPM dan RMS dengan dilatari oleh masalah ketimpangan pusat dengan daerah terlampau jauh tertinggal. Sehingga pemerintah sebagai pelaksana dan pemegang amanah sebagaimana tuntunan/perintah Undang-undang untuk melakukan berbagai cara demi meningkatkan perekonomian warga.

Keadilan sosial menjadi landasan bagi pemerataan kepada segenap warga negara Indonesia. Untuk melihat dan membicarakan Pancasila hari ini, maka mari cek pada masalah-masalah pemerataan ekonomi dan keadilan yang diterima bagi warga negara Indonesia. Kebermaknaan perayaan hari lahir Pancasila akan terasa bila keadilan sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan warga bangsa.

Semestinya bangsa Indonesia menjadi setiap hari sebagai hari Pancasila dengan begitu Pancasila akan hadir dan membudaya dalam kehidupan. Bukan baru mengingat Pancasila hanya pada 1 Juni saja, maka mari kita jadikan setiap hari sebagai hari Pancasila.

*) Tulisan ini adalah hasil kajian Pengurus Forum Komunikasi Pemuda Pelajar Mahasiswa Sanjai (FKPPMS)

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT