MataKita.co, Makassar – Universitas Hasanuddin, melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Studi Kebencanaan (Puslitbang Kebencanaan), terlibat dalam program penelitian kolaboratif MIT-Indonesia Research Alliance (MIRA). Massachusetts Institute of Technology (MIT) merupakan salah satu universitas terbaik di dunia yang berada di Boston, Amerika Serikat.
Pada program ini, peneliti dari Indonesia akan bermitra dengan para professor dan peneliti dari MIT dalam mengembangkan beberapa penelitian strategis bidang energi, bioteknologi, ekonomi, kesehatan, dan transportasi.
Kegiatan ini didukung melalui dana Seed Fund MIT-Indonesia sebesar maksimal 100.000 USD untuk grup riset yang terdiri dari satu orang peneliti MIT yang bermitra dengan satu orang atau lebih peneliti Indonesia.
Dana hibah ini nantinya akan dipergunakan untuk perjalanan kerjasama,initial expandable, visiting student/research, dan untuk penyusunan awal proposal penelitian. Setiap universitas PTNBH di Indonesia mengirimkan peneliti serta hasil riset mereka ke Kemenristekdikti, untuk kemudian diseleksi.
Ketua Puslitbang Kebencanaan Unhas, Prof. Dr. Eng. Ir. Adi Maulana, ST., M. Phil., yang menjadi salah satu delegasi Unhas untuk program ini. Prof Adi berkolaborasi dengan Prof Oliver Jagoutz (Lead PI MIT – USA) dalam melakukan penelitian terkait lingkungan dan iklim dengan judul “What Controls Earths Long-Term Climate?”
Melalui penelitian ini, Prof Adi ingin menjelaskan apa yang mengendalikan iklim jangka panjang bumi. Misalnya saja dari aspek perubahan iklim antropogenik, umpan balik CO2 jangka panjang untuk memahami masa depan perubahan iklim antropogenik, serta beberapa aspek lainnya yang mungkin mempengaruhi iklim.
Puslitbang Kebencanaan Unhas menrancang beberapa hipotesa yang akan dibuktikan melalui penelitian mendalam, diantaranya proses yang menghubungkan peristiwa tektonik dengan iklim global adalah pelapukan batuan basaltik (mafik) dan peridotitik (ultramafik), batuan tersebut kaya akan Ca dan Mg dan rentan terhadap pelapukan kimia di daerah tropis di mana curah hujan dan suhu rata-rata tahunan tinggi.
Ca dan Mg ini dilepaskan pertama kali ke sungai kemudian ke laut. Proses tektonik dan magmatik yang sedang berlangsung terus-menerus membangun kembali topografi dan memaparkan batu-batu segar (tidak tersentuh).
Selain itu, peningkatan konsentrasi alkali tanah terlarut menghasilkan karbonat formasi yang menyerap CO2 dari laut, atmosfer requilibrates dengan samudra yang semakin menipis sehingga menurunkan CO2 atmosfer dan memicu pendinginan global, dan beberapa hipotesis lainnya yang mendukung objek penelitian.
Kementerian Riset dan Teknologi merancang program MIRA dengan tujuan membangun kolaborasi penelitian jangka panjang untuk meningkatkan kualitas riset, sekaligus memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan penelitian Perguruan Tinggi. Hal ini merupakan upaya mendukung visi pemerintah Indonesia menjadi negara yang lebih baik melalui kegiatan penelitian.
Dalam prosesnya, para peneliti Indonesia melakukan komunikasi langsung dengan para professor MIT di kampus MIT Amerika Serikat agar tujuan serta tahapan pelaksanaan penelitian dapat terkoordinasi dengan baik.
Puslitbang Kebencanaan Unhas merupakan salah satu pusat penelitian yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M). Puslitbang ini terdiri atas 6 (enam) kelompok kerja (Pokja) yang menaungi para peneliti, yaitu:
– Pokja Infrastruktur dan Tata Ruang
– Pokja Geo-riset dan Database
– Pokja Training dan Publikasi
– Pokja Hubungan Eksternal
– Pokja Kesehatan dan Pemulihan Paska Bencana
– Pokja Sosial dan Ekonomi Pra-Paska Bencana.(*/mir/ir)