Beranda Lensa Wawancara Khusus Peserta Terbaik Latihan Khusus Kohati (LKK) Tingkat Nasional: Perempuan Adalah...

Wawancara Khusus Peserta Terbaik Latihan Khusus Kohati (LKK) Tingkat Nasional: Perempuan Adalah Madrasah Perubahan

0

MataKita.CO, Makassar – Pada Latihan Khusus Kohati (LKK) tingkat nasional yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon-Banten, menobatkan kader Kohati Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK-UH), Suci Sasmita sebagai peserta terbaik.

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Dokter Umum FK-UH tersebut berhasil mengungguli 29 peserta lainnya yang datang dari berbagai daerah. Saat dihubungi, suci bersedia berbagi pandangan dan pengalaman yang ia dapati kepada Redaksi MataKita.CO, Kamis (10/12/2020). Berikut petikan wawancaranya.

Bisa jelaskan terkait Latihan Khusus Kohati (LKK) ini?

Latihan khusus Kohati (LKK) merupakan wadah pengembangan potensi dan literasi bagi kader Kohati. Lewat kegiatan ini, kita diberikan teori-teori keperempuanan. Diantaranya, perempuan dalam perspektif islam, psikologi perempuan, perempuan dan kesehatan reproduksi, kepemimpinan perempuan, perempuan dalam politik, isu gender dan masih banyak lagi. Selain itu, kita juga dilatih meningkatkan keterampilan public speaking dan konsep diri.

Kapan kegiatan ini digelar?

LKK ini dilakasanakan mulai 29 November hingga 5 Desember, dengan mengangkat tema “Peningkatan kualitas dan keterampilan HMI-wati menuju revolusi industri 5.0”.

Pesertanya darimana saja?

Peserta nya beragam. Mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa, Makassar, Gorontalo, dan daerah lainnya. Tetapi keseluruhan peserta didominasi dari Jawa. Sementara Sulawesi Selatan, diwakili tiga orang. Dua orang dari UIN Alauddin dan saya sendiri dari Unhas.

Bisa ceritakan persiapan anda untuk mengikuti kegiatan ini?

Sebelum masuk forum, ada dua seleksi yang harus dilulusi. Pertama, tahapan pengiriman makalah. Setelah dinyatakan lulus, maka melangkah ke tahapan kedua yaitu tahapan screening yang dilakukan secara luring. Jika ditahapan ini sudah dinyatakan lulus, maka secara resmi bisa mengikuti forum LKK nya.

Judul makalah yang anda tulis sendiri?

Saya mendapat tema kesehatan reproduksi. Untuk makalah yang saya tulis sendiri berjudul “Kausalitas Orientasi Seksual (LGBT) terhadap Mortalitas HIV/AIDS”.

Anda dinobatkan sebagai peserta terbaik, bagaimana perasaan anda?

Awalnya sempat kaget. Selain persaingan forum yang begitu ketat, materi yang banyak didiskusikan juga materi-materi sosial yang jauh berbeda dengan dasar keilmuan saya, yakni kedokteran. Apalagi, disiplin ilmu kebanyakan peserta adalah disiplin ilmu sosial seperti ilmu politik, hukum, manajemen, dll. Tetapi pengalaman ini mengajarkan bahwa disiplin ilmu bukanlah halangan dalam memperluas pengetahuan. Justru menjadi modal sosial dalam mendedah pengetahuan-pengetahuan yang dekat dengan kehidupan kita.

Misalnya, pengetahuan tentang keperempuanan yang masih menjadi anomali sampai saat ini. Budaya patriarki masih saja memenjara serta menempatkan perempuan sebagai masyarakat kelas dua. Belum lagi, stereotip perempuan sebagai mahluk yang lemah, tidak rasional serta tidak pantas berkompetisi. Realitas itu menunjukan, perempuan harus berjuang lebih keras untuk mencapai kemajuannya.

Jadi, predikat itu sama sekali tidak istimewa di mata anda?

Tentu ada kebanggaan tersendiri. Tetapi pada dasarnya, predikat peserta terbaik adalah bonus dari perjuangan dalam menuntut ilmu.

Apa kriteria khusus untuk menjadi peserta terbaik?

Setahu saya, predikat ini merupakan hasil penilaian objektif terkait aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta, yang dinilai langsung oleh Master serta Tim Pengelola LKK ini.

Organisasi atau komunitas yang digeluti selain Kohati?

Ada beberapa organisasi, seperti organisasi kedaerahan dan komunitas-komunitas yang fokus di bidang kesehatan seperti Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PERDIK).

Alasan anda tertarik untuk aktif di komunitas tersebut?

Sedari awal memang tertarik pada komunitas yang fokus pada isu penyandang disabilitas (fisik dan psikis), utamanya yang menimpa perempuan. Selain itu, mereka yang memiliki keterbatasan, justru menjadi guru kehidupan saya. Intinya, saya banyak mengambil hikmah dan pelajaran saat berinteraksi dengan mereka. Makan sudah sepantasnya saya memuliakan mereka.

Menurut anda, apa saja tantangan perempuan hari ini?

Tantangan terbesar perempuan adalah budaya patriarki yang dilekatkan masyarakat khususnya laki-laki. Namun, kendala utama untuk keluar dari sangkar patriarki justru datang dari internal perempuan sendiri. Masih banyak perempuan yang belum tersadar dengan budaya ini sehingga dianggapnya wajar bahkan menganggapnya sebagai kodrat asali. Sebagian perempuan juga menganggap gerakan-gerakan pembebas sebagai gerakan pemberontakan terhadap kodrat tuhan. Padahal, yang sesungguhnya diperjuangkan bukan bermaksud demikian.

Tantangan selanjutnya adalah dampak dari revolusi teknologi gelombang ketiga, dimana tsunami informasi disambut dengan euforia. Perkembangan teknologi ini bisa menjadi ancaman bagi perempuan akibat masih minimnya literasi baik literasi konvensional maupun literasi digital.

Apa yang dibutuhkan perempuan untuk menghadapi tantangan tersebut?

Sekalipun tidak mudah, bukan berarti perempuan harus berhenti dan berpasrah dengan keadaan. Satu pegangan dalam berjuang bahwa tuhan selalu melapangkan kebahagian pada diri setiap makhluk. Jadi, sudah sepantasnya perempuan terbebas dari kuasa yang timpang dan tidak memihak. Sampai kemudian perempuan bisa berdiri tegak sebagai makhluk tuhan yang setara. Sebab, perempuan adalah madrasah pertama seorang anak. Potensi terbesar perempuan adalah sebagai madrasah perrubahan dengan melahirkan generasi emas sebagai tiang perubahan.

Olehnya itu, agar kami (perempuan) terbebas dari hambatan zaman, maka perempuan harus senantiasa belajar, perbanyak membaca dan berdiskusi. Sebelum meneriakkan keadilan, perempuan harus selesai dengan dirinya terlebih dahulu. Maka penting bagi perempuan untuk berorganisasi khususnya organisasi keperempuanan. Karena berorganisai akan banyak memberikan pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat.

Dengar-dengar, anda juga aktif menulis buku?

Sementara dalam proses. Semoga bisa segera terbit.

Suci Sasmita adalah Pegiat Sosial dan Akitivis Kohati Cabang Makassar. Pada tingkat komisariat, ia diamanahkan sebagai Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat (MPKPK) HMI Komisariat FK-UH. Aktivitas mahasiswi asal Kabupaten Bone ini bisa diikuti via akun Instagram miliknya @suciisasmita.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT