Beranda Kampus Refleksi Milad ke -57; Jalan Liku Berikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Refleksi Milad ke -57; Jalan Liku Berikatan Mahasiswa Muhammadiyah

0
Muslim Haq

Oleh : Muslim haq. M*

Setiap saat kita selalu diperhadapkan pada pilihan yang kadang-kadang terasa sulit dalam memutuskan karena itu kebimbangan semakin langgeng menggerogoti nalar dan pikiran kita untuk melangkah.

Proses berpikir ialah instrument sentral yang kita gunakan dalam menentukan suatu pilihan karena ia mampu mengelola secara rasional atas variabel-variabel yang hendak kita arahkan kemana ia berlabuh, sekali keliru dalam mengambil keputusan maka bisa berakibat “fatal” untuk hari-hari akan datang.

Dengan begitu rasionalitas dalam berpikir harus selalu dikedepankan untuk menemui hasil yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan salah satu pameo yang amat terkenal dari Ali bin Abi Tholib yaitu “janganlah engkau mengambil keputusan dalam keadaan marah dan janganlah engkau membuat janji dalam keadaan bahagia”. pameo ini mengisyaratkan bahwa untuk memutuskan suatu perkara diperlukan keteraturan dalam berpikir demi hasil yang objektif.

Suka dan Duka ber-IMM

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ialah organisasi gerakan Mahasiswa Islam yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Memilih ber-IMM tentu bersiap menanggung konsekuensi yang harus diemban sebab dalam perjalanannya tak semua berjalan sesuai harapan, beribu terpaan yang menghadang sebagai bagian dari proses pendewasaan dalam organisasi.

Di IMM, kita disuguhkan banyak hal, dikader yang sangat tersistematis dengan nuansa yang khas role model perkaderannya. Kreatifitas dan kebebasan berekspresi dibuka secara lebar kepada setiap kader untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Di didik dan dibina bersama senior yang bijak , penuh kesiapsiagaan setiap saat dalam mendengarkan keluh kesah seorang junior tentang rumitnya akan kehidupan.

Tempat ini banyak mengajarkan pentingnya berbesar hati di setiap saat, dikala harapan tak sesuai realitas,  usaha tak dianggap prestasi,  bahkan saling serang demi kepentingan tertentu. Tapi tak sampai pada situasi “saling menghabisi” satu sama lain. Situasi ini diyakini hanya sebatas “proses” yang harus dilalui bagi setiap insan didalamnya. Karena itulah, mungkin saja hal ini bagian dari pemicu akan adanya kader yang memilih untuk menepi bahkan seketika menghilang dari “permukaan” tanpa ucap  “pamit” mendahului.

Habitus saling membesarkan yang tetap tergemakan, saling mensupport satu sama lain, kebersamaan terbingkai dalam kekeluargaan layaknya serahim dari ibu dan bapak. Dengan begitu, apakah pernah  Berkonflik? Pasti,! Karena berkonflik bagian dari instrument untuk saling menguatkan, saling menjaga, serta sebuah pembelajaran yang konkrit, komplit dan realistis terhadap setiap kader menuju kepada realitas yang sebenarnya.

IMM sebagai gerakanku

Sekali mencoba masuk didalamnya, maka berproseslah sebagaimana mestinya. Mengikuti alur sebagaimana adanya, karena itulah sebaik-baik kader IMM menuju puncak keparipurnaan. Menjadi bagian  IMM tentu bukan perkara mudah sebab tugas dan tanggung jawab yang diemban begitu berat, amanah ummat, bangsa dan Negara kini didapuk kepadamu. Karena itu bagian dari semangat aktualisasi nilai Tri Kompetensi Dasar (TKD) IMM.

Tri Kompetensi Dasar (TKD) merupakan tiga landasan Ikatan yang berbasis nilai yang harus terpatri dalam jiwa setiap kader ikatan. TKD yang dimaksud ialah Religiusitas, Intelektualitas dan humanitas. Muhammad Abdul Halim Sani mengungkapkan dalam acara pengajian IMM di Komisariat Hukum Unhas, bahwa ketiga konsep  itu harus terkolaborasi dengan baik dalam melakukan gerakan pengabdian terhadap masyarakat luas. Disisi lain IMM bergerak dalam lingkup kemahasiswaan juga dituntut dalam gerakan social yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Gerakan ini, tentunya semisi dengan gerakan-gerakan keummatan dan keindonesiaan yang dibawah Muhammadiyah sebagai induk dari IMM itu sendiri.

Terhadap misi ini, IMM tetap konsisten berada di jalannya sebagai role model gerakan yang dibawanya. Hingga saat ini, keinginan IMM untuk lebih memantapkan pengabdian dengan mengusung ide membumikan gagasan, membangun peradaban. Tentu setiap orang punya kebebasan dalam menafsir tentang maksud dan arah dari gagasan tersebut.  Paling tidak, sebagai pemahaman awal,  saat ini sedang kembali digalakan gagasan religiusitas yang dibawah IMM untuk melakukan pencerahan di tengah-tengah masyarakat. Tentu gerakan ini bukan sifatnya seremonial semata akan tetapi substansi dari gerakan tersebut yang menjadi prioritas.

Tentu saja gerakan ini menuai tantangan, namun sikap optimistis tak boleh redup. Tapi  membara layaknya api sedang menyala-nyala. Selain itu, nilai intelektualitas harus tetap terawat. Habitus intelektual tetap ditumbuh suburkan dengan memassifkan kelompok-kelompok belajar, yang tentu saja dijalankan secara konsisten, tersistematis dan terukur serta memiliki target jangka panjang agar kesannya bukan semata formalistic belaka. Disamping itu, gerakan-gerakan pengabdian terhadap masyarakat juga menjadi tanggung jawab terhadap setiap kader. Model gerakan “advokasi” ialah suatu keharusan demi menemukan win-win solution dalam setiap permasalahan yang ada.

Mengapa IMM?

Karena IMM, setiap insane akan mendapatkan pendidikan yang baik, ia mampu membentuk orang yang tadinya berantakan menjadi teratur, dari kosong menjadi berisi serta mampu memprovokasi orang untuk terus berbuat dalam kebaikan dengan penuh sikap tanggung jawab dan toleran ditengah keberagaman.

IMM ialah wadah bagi anak muda Muhammadiyah. Lahir sebagai penopang hidup Muhammadiyah. Tapi tak konservatif, melulu hanya untuk warga Muhammadiyah namun sikap keterbukaan kepada setiap orang maupun kelompok mendapatkan kesempatan yang sama. Dengan begitu, tak jarang orang kenal Muhammadiyah bahkan “bermuhammadiyah” melalui IMM itu sendiri. selain itu IMM diusianya yang ke-57 tahun telah banyak menyadarkan orang tentang pentingnya kepeduliaan terhadap sesama sebagai bagian wujud aktualisasi teologi Al-Maun. Terima kasih IMM, Panjang Umur Gerakan Pencerahan.

Wallahu A’lam Bhissowab.

*) Penulis adalah Ketua Umum PC IMM Makassar Timur.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT