Matakita.co Gorontalo Utara – Anggota DPRD Gorontalo Utara periode 2019-2024, Wisye Pangemanan, menilai, Bupati Indra Yasin perlu bekerja keras lagi dalam membangun daerah ini.
“Sudah 14 tahun daerah ini otonom dan definitif mengurus ‘rumah tangganya’ sendiri. Namun sayang, masih banyak yang perlu dibenahi dan ini menjadi tugas penting seorang Bupati selaku Kepala Daerah,” ujar aleg Fraksi Golkar itu.
Ia mengatakan, Bupati Indra harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru. “Sumber daya manusia yang ada di daerah ini jangan dibiarkan hanya bergantung di sektor birokrasi, sebab dengan penghasilan yang kecil, masyarakat sulit sejahtera,” ucapnya.
Bayangkan saja, jumlah PTT dan GTT mencapai 3 ribuan lebih, setiap tahun menyedot anggaran lebih dari Rp30 miliar, namun nilai tersebut belum mampu meningkatkan kesejahteraan honorer juga mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.
“Bupati Indra harus bekerja keras lagi,” ucapnya.
Harus mampu memanfaatkan sumber daya manusia dan alam yg ada di daerah ini.
Sektor pertanian dan kelautan sangat dapat diandalkan, namun minim inovasi dan kurang bekerja keras membuat daerah sulit maju karena kekayaan yang dimiliki tidak dapat optimal pemanfaatannya.
Wisye berharap, di usia 14 tahun kabupaten ini, Bupati Indra dapat lebih fokus melaksanakan amanat rakyat dalam berbagai sektor, baik pendidikan, pertanian, layanan publik, kelautan dan perikanan, menurunkan angka pengangguran, menurunkan kemiskinan serta menata kota ini agar nampak indah dan layak disebut ibu kota kabupaten.
Jika tugas tersebut tidak mampu diemban dengan baik, akan sulit bagi pemerintahan daerah ini untuk dapat mewujudkan keberhasilan pembangunan dan kemajuan daerah sesuai harapan rakyat.
Dan jika hal ini terus berlangsung bahkan terkesan diabaikan kata Wisye, akan berdampak pada masa depan daerah yang suram.
Bahkan menjadi beban yang harus ditanggung generasi penerus.
“Selamat Ulang Tahun Gorontalo Utara ku tercinta, 14 tahun belum ada kata dan kerja-kerja terlambat untuk dilakukan demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.*
