Matakita.co – Opini, “Saya salut dengan Pak Rusli, beliau kurang apa, datang ke Pondok Pesantren hanya pakai kaos dan celana biasa, pakai sandal jepit, ini luar biasa padahal banyak orang tau siapa Pak Rusli”.
Penggalan kalimat diatas saya dengar dari seorang sahabat dan teman diskusi sewaktu sedang menempuh pendidikan di Kota Gudek Jogjakarta. Namanya Abdurrahman Abubakar, putra dari Alm. KH. Muhammad Abubakar Pimpinan Pondok Pesantren AlKhairaat Tilamuta, Boalemo.
Padahal perjumpaan saya bersamanya tidak diagendakan. Tiba-tiba Man sapaan akrabnya spontan meminta saya untuk mendengar cerita yang ia tau soal Gubernur Rusli.
“Kak, sebenarnya sosok pemimpin seperti Pak Rusli itu sulit ditemui di Gorontalo, Abah pernah cerita saat berangkat haji bersama Pak Rusli, bagaimana Pak Rusli sering berkunjung ke Pondok Pesantren, sangat dermawan”. Lanjutnya.
Saya pun menimpali pertanyaan kepadanya: “Apa maksud dan tujuan kamu cerita kebaikan-kebaikan Pak Rusli ini ?” Jawabnya: “Tidak ada kak, saya hanya suka cara Pak Rusli menjadi pemimpin”.
Man bukanlah orang satu-satunya yang selalu saya dengar dengan sukarela bercerita tentang kekaguman terhadap Gubernur Rusli, selama mendampingi Gubernur kunjungan ke berbagai daerah di Gorontalo, pasti saya mendengar cerita-cerita tentang kebaikan Pak Rusli sebagai seorang pemimpin, baik sebagai Bupati maupun Gubernur.
Saya pun teringat cerita tentang Walisongo yang mampu memberi rasa percaya dan keyakinan pada orang-orang dijaman itu untuk masuk dan memeluk agama Islam dengan menebar kebaikan apapun situasi dan kondisi yang sedang dihadapi saat itu.
Gubernur Rusli, meski sering mendapat fitnah dan ujaran kebencian dari sekelompok kecil orang, tidak terpengaruh dan terus menebar kebaikan dimanapun berada, inilah yang membuat Gubernur Rusli semakin dicintai rakyatnya, sekecil apapun kebaikan akan mudah diingat dibanding besarnya kebaikan yang direkayasa.
Penulis : Noval Abdussamad (Juru Bicara Gubernur Gorontalo)
