Beranda Kesehatan Gandeng JHCCP, BKKBN Gorontalo Gelar Workshop Kurikulum dan Modul Tentang Kita

Gandeng JHCCP, BKKBN Gorontalo Gelar Workshop Kurikulum dan Modul Tentang Kita

0

MataKita.co, Gorontalo – Direktorat Bina Ketahanan Remaja bekerjasama dengan Johns Hopkins Center for Communication Programs (JHCCP) mengembangkan Kurikulum dan Modul “Tentang Kita” sebagai panduan Pelatihan Pendidik Sebaya dan sebagai pegangan Pendidik Sebaya dalam melaksanakan perannya di PIK Remaja.

Inisiatif tersebut hadir pada pertemuan remaja nasional (youth summit) 2016 lalu yang merekomendasikan kepada pemerintah untuk melengkapi program-program remaja dengan modul pendidikan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana sesuai dengan segmentasi usia remaja serta standarisasi pendidik dan konselor sebaya.

Hari ini BKKBN Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan Workshop kurikulum dan modul “TENTANG KITA” Mengusung tema Ini tentang tubuh, perasaan, masa depan dan hidup kita, Aku dan Kamu.

Kepala Perwakilan Bkkbn Provinsi Gorontalo Drs. Hartati Suleman dalam sambutannya mengatakan bahwa sejak mulai dikembangkan pada tahun 2020, kurikulum dan modul ini akhirnya sampai pada tahap diseminasi untuk selanjutnya digunakan oleh para pengelola program dan Pendidik Sebaya di PIK Remaja.

“Kami juga bersyukur karena kurikulum dan modul ini sedang diaplikasikan dalam bentuk pelatihan/pembelajaran mandiri secara online bekerjasama dengan Pusdiklat KKB dan JHCCP. Dalam waktu dekat mudah-mudahan sistem tersebut sudah dapat diujicobakan.” Terang Hartati.

Menurutnya pendidik sebaya sangat identik dengan Genre dan PIK Remaja, karena hakikat dari Genre dan PIK Remaja adalah pemberdayaan remaja sebagai pendidik dan konselor bagi sebayanya. Kita semua menyadari bahwa untuk menyasar remaja harus dilakukan dengan kekuatan dan pengaruh teman sebayanya serta dengan cara-cara yang relevan dengan remaja. Berbagai penelitian dan kajian menunjukkan bahwa teman sebaya begitu berpengaruh pada seorang remaja.

Lanjut, Hartati memaparkan bahwa dari hasil SDKI Tahun 2017 menunjukkan bahwa kelompok sebaya dan orang tua (terutama ibu) menjadi tempat paling banyak dipilih oleh remaja untuk berdiskusi tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya. Sebanyak 62 persen remaja perempuan dan 51 persen remaja laki-laki mengaku berdiskusi kesehatan reproduksi dengan temannya, dan 53 persen remaja perempuan serta 11 persen remaja laki-laki berdiskusi kespro dengan ibunya.

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa remaja Indonesia membutuhkan peran teman sebayanya sebagai tempat berbagi informasi dan curhat/konsultasi tentang segala hal yang terkait dengan tumbuh-kembangnya.

Oleh karena itu, perlu ada banyak remaja-remaja Indonesia yang tergerak hatinya untuk menjadi pendidik bagi teman sebayanya, yang secara sukarela mau berbagi informasi, menjadi tempat curhat, menjadi teman ngobrol terkait dengan pergaulan, kehidupan, termasuk tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya. Dan oleh karena itu pula perlu adanya dokumen panduan/rujukan bagi seorang Pendidik Sebaya agar dapat menjalankan perannya sebaik mungkin.

“Saya juga menyambut baik karena dalam setiap tahapan proses pengembangan Kurikulum dan Modul “Tentang Kita” ini sudah melibatkan representasi remaja dari berbagai segmentasi usia. Dengan demikian, semua yang tertuang dalam Kurikulum dan Modul “Tentang Kita” sudah terkonfirmasi oleh remaja sebagai calon pengguna dan calon penerima manfaat.” Ucap Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo.

Di tingkat nasional dilakukan Workshop/Training Pool of Trainer menghasilkan 23 trainer/fasilitator nasional, dan Workshop Nasional kepada 221 trainer/fasilitator provinsi. Selanjutnya ada workshop tingkat provinsi yang melibatkan OPD KB Kab/Kota, dan ada dukungan OPD KB Kab/Kota setidaknya untuk melakukan orientasi kepada PIK Remaja lokus Pro PN di wilayahnya.

“Namun demikian saya minta kepada para kabid/kasubid dan PLKB untuk mengoptimalkan pelaksanaan Workshop Provinsi ini. Bagaimana kelompok PIK Remaja lokus Pro PN lainnya di Kab/Kota tersebut akan tahu /terpapar Modul Tentang Kita dari siapa? Bagaimana mereka akan menyampaikan substansi Modul Tentang Kita kalo mereka tidak mengetahui/tidak terpapar. Sedangkan indikator keberhasilan pelaksanaan Pro PN adalah PIK Remaja lokus Pro PN melakukan edukasi kespro dan perencanaan masa depan yang ada dalam Modul Tentang Kita. Saya mohon agar mereka didampingi, di bina dalam pelaksanaan kegiatanya dan yang penting juga agar laporan kegiatan dilaporkan setiap bulanya di aplikasi SIGA.” Tuturnya.

“Kami berharap setelah mengikuti workshop ini, seluruh OPD Kab/Kota dan seluruh pendidik sebaya di PIK Remaja lokus Pro PN, dapat memonitor implementasinya. Kami juga berharap seluruh peserta workshop dapat terlibat/dilibatkan secara aktif pada setiap kegiatan implementasi Modul Tentang Kita dikabupaten/kota.” Tutup Hartati.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT