Beranda Edukasi Bahasa Etis Ciptakan Ruang Digital Harmonis

Bahasa Etis Ciptakan Ruang Digital Harmonis

0

MataKita.co, Kendari – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 1 September 2021 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Mari Berbahasa yang Benar dan Beretika di Ruang Digital”.

Program kali ini dipandu oleh  Rachman Pratama dan menghadirkan empat narasumber, yaitu  Public Speaker dan pendiri Limited Games Reality Show, Candra Santoso; dosen Komunikasi Universitas Udayana dan pegiat Japelidi, Ni Made Ras Amanda G; penulis dan Direktur Sekolah Jelajah Dunia, Suhardiyanto; serta pengacara dan fotografer seni, Iksan Colly. Kegiatan webinar yang kembali digelar di Kendari ini menghadirkan 654 peserta. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Pemateri pertama, Candra, membawakan materi kecakapan digital bertema “Pembelajaran Daring”. Menurutnya, beberapa kecakapan yang dibutuhkan di era digital, yakni komunikasi profesional, operasi gawai, promosi lewat foto dan video, serta pemahaman SEO. Ia juga menjelaskan definisi pembelajaran daring juga keunggulannya. “Praktis dan fleksibel, pendekatan lebih sesuai, pengalaman belajar yang menyenangkan, lebih personal, mudah didokumentasikan, ramah lingkungan, dan membantu penerapan social distancing,” tuturnya.

Berikutnya, Ni Made menyampaikan materi etika digital berjudul “Hate Speech: Identifikasi Konten dan Regulasi yang Berlaku”. Ia menjelaskan perkembangan pengguna internet dan media sosial secara global dan di Indonesia, kebiasaan bermedia pengguna internet di Indonesia, interaksi daring, munculnya fenomena ujaran kebencian, dan etika berinteraksi di media sosial. “Mari tunjukkan pada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermartabat, baik di dunia nyata maupun maya,” ajak Ni Made.

Pemateri ketiga, Suhardiyanto mengusung tema budaya digital tentang “Memahami Batasan dalam Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital”. Suhardiyanto membagi 7 jenis misinformasi dan disinformasi. Ia juga mengajak warganet menjadi warga digital yang kritis, bisa mengamankan data pribadi, dan bertanggungjawab. “THINK before you post. Is it true, helpful, inspiring, necessary, is it kind?” ujarnya.

Adapun Iksan, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Digital Safety”. Menurut dia, jejak digital harus dikelola dengan baik oleh pengguna internet karena memiliki dampak jangka panjang. Namun, ada beberapa tips untuk menghapusnya, yaitu menggunakan Google Support, atau menghapus data melalui fasilitas yang ada di setiap aplikasi dan perangkat yang dimiliki. “Untuk menjaga jejak digital dengan baik, saring sebelum sharing, atur privasi perangkat, hapus aplikasi yang jarang dipakai, gunakan akun/surel berbeda untuk kepentingan personal/publik, perkuat kata sandi, dan gunakan antivirus,” pungkasnya.

Setelah sesi materi selesai, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut beragam pertanyaan menarik dari para peserta. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

Salah satu pertanyaan menarik peserta adalah tentang bagaimana kondisi demokrasi di dunia digital kita. Narasumber menjelaskan bahwa demokrasi di dunia digital adalah menghargai pendapat orang lain dengan bebas berekspresi, namun dengan batasan yang positif, tidak melanggar kebebasan orang lain, dan tetap menjunjung etika.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (*)

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT