Oleh : Riska idayanti*
Ekonomi Kelembagaan Baru merupakan kumpulan teori yang hadir atas landasan ekonomi neoklasik, Ekonomi kelembagaan baru atau Neo-Institutional Economic dianggap mampu memberikan jawaban serta mengungkapkan persoalan-persoalan yang selama ini belum mampu dijawab oleh para ekonom pemikir neoklasik. Ekonomi Kelembagaan Baru merupakan sebuah kerangka berpikir baru dalam mempelajari , mengkaji atau bahkan menelaah ilmu ekonomi.
Terdapa tiga alasan yang menjadi dasar pentingnya peran Ekonomi Kelembagaan Baru
1. Ekonomi Kelembagaan Baru merupakan suatu teori yang muncul dengan kerangka Ekonomi NeoKlasik, tetapi menawarkan jawaban agar menyempurnakan dan mengembangkan teori tersebut.
2. Ekonomi Kelembagaan Baru penting dalam konteks kebijakan ekonomi di tahun 1990-an karena Ekonomi Kelembagan Baru menentang dominasi peran pasar oleh kaum ortodoks Ekonomi Neoklasik.
3. Ekonomi Kelembagan Baru penting karena merupakan teori yang dibangun dengan menyesuaikan perubahan institusi dalam kaitannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Furubotn and Richter, 1993 dan Harris, et al.,1995
Dalam Perkembangan kelembagaan ekonomi, telah berkembang dan menghasilkan sebuah konsep yang disebut ‘Ekonomi Kelembagan Baru atau New Institutional Economics (NIE)’. Jadi, pada pendekatan ekonomi kelembagaan baru itu membahas tentang sosiologi organisasi, dimana seperti yang telah diketahui bahwa dalam sebuah perusahaan itu hierarki dari organisasi paling bawah hingga atas, disini Ekonomi Kelembagaan Baru berperan mengamati hal tersebut yang nantinya diaplikasikan dalam menjawab isu-isu pokok terkait koordinasi dari hierarki tersebut, serta integritas dari sebuah perusahaan, disamping integritas tentu pula, ada kondisi disintegritas yang nantinya akan di amati oleh NIE agar pada suatu lembaga/organisasi perusahaan, isu-isu seperti itu tidak terjadi, sehingga dapat menjadi lembaga yang terintegritas.
Dalam Ekonomi kelembagaan baru saling berhubungan antara produktivitas suatu sistem ekonomi, biaya pembuatan, dan pertukaran dengan spesialisasi institusional yang terjadi. Nah adapun Karakteristik utama dari NIE itu sendiri ialah
(a) pilihan yang saling terkait,
(b) disagregasi dalam keputusan pasar,( perubahan jumlah outputyang harus diproduksi untuk tiap produk) .
(c) hambatan dan norma informal yang mempengaruhi pembentukan lembaga,
(d) application of game theory atau penerapan teori permainan untuk perubahan kelembagaan dalam aturan formal yang memaksa konstituen dapat melakukan perubahan.
Jadi poinnya itu pengaplikasian game theory (teori permainan) yang memaksa konstituen dapat melakukan perubahan). Dimana dasar dari teori permintaan itu yang menentukan adalah langkah strategis satu pengambil keputusan dan langkah pertama dari teori permainan dimana ditentukan oleh pemain (partisipan) serta strategi dan preferensi yg akan diambilnya. Itu kenapa pada pengaplikasian game theory di Ekonomi kelembagaan Baru memaksa konstituen untuk melakukan perubahan karna inti dari teori permainan adalah bergantung pada pemain, serta langkah dan strategi yang ditempuhnya, reaksi yang dihasilkan juga berbeda – beda, sehingga dapat melakukan perubahan tergantung dari kemungkinan – kemungkinan tersebut.
Model Inovasi Kelembagaan di Perkebunan
Model inovasi kelembagaan di perkebunan beroperasi dalam dua struktur pasar, yaitu pasar persaingan sempurna on farm dan off farm. Setiap pembahasan tentang bagaimana meningkatkan kinerja model inovasi kelembagaan ini bergantung dari seberapa besar upaya meningkatkan kesejahteraan para petani saat ini. Membantu para petani mandiri ini agar lebih efisien dan produktif , amatlah besar artinya jika kita ingin meningkatkan produktivitas dari lahan yang telah mereka kelola selama ini , sehingga menghindari perlunya membuka lahan hutan baru untuk perkebunan yang dapat mengganggu kelestarian alam jika penebangan pohon dilakukan secara terus menerus.
Mengenai inovasi kelembagaan diperkebunan tentunya memerlukan dukungan forum yang memampukan mereka dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi melalui inovasi-inovasi yang mereka butuhkan untuk membantu mereka dalam meningkatkan praktik-praktik keberlanjutan yang dapat memberikan manfaat yang tentunya dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat
Dalam hal inovasi kelembagaan di perkebunan, tentunya juga sering menghadapi kesulitan dalam memperoleh pendanaan. Sehingga Kondisi ini menghalangi mereka untuk melakukan berbagai inovasi karna ketika ingin melakukan inovasi terbaru tentunya tujuan tersebut juga perlu didukung dengan adanya pendanaan yang memadai, sehingga dalam melakukan inovasi kelembagaan tersebut dapat dilaksanakannya secara baik.
Adapun dalam bertani, Masalah risiko dan ketidakpastian merupakan hal yang sering kita jumpai dalam dunia pertanian dan perlu diperhatikan dari berbagai aspek skala, tenaga kerja, manajemen bisnis, teknologi, dan pemasaran pola. Sehingga hal tersebutlah yang menyebabkan perlunya inovasi kelembagaan terbaru di perkebunan. Adapun masalah yang bisa dilihat di dunia nyata adalah pelaku ekonomi cenderung untuk mengurangi jumlah kepemilikan modalnya yang dikhususkan untuk pertanian yang menjangkau secara luas.
Tentunya perlu juga diketahui bahwa Semakin banyak informasi yang dapat diberikan para petani dalam praktik berkebun mereka, maka semakin besar pula kemungkinan mereka untuk memperoleh akses ke pasar global. Dan disinilah peran inovasi kelembagaan untuk membantu para petani perkebunan agar dapat memperoleh akses ke pasara global sehingga kesejahteraan petani perkebunan tersebut dapat meningkat, Karena dengan informasi praktik berkebun yang dianggap modern atau sesuai perkembangan zaman, tentunya hal itulah yang memungkinkan para petani tersebut untuk memperoleh akses ke pasar global, yang perlu diketahui pula bahwa ketika petani memperoleh akses pasar global maka berdampak besar pada kesejahteraan petani tersebut karna untuk memperoleh akses pasar global maka inovasi yang ditawarkan tersebut dianggap berkualitas sehingga dapat diberikan akses ke pasar global.
Terakhir, perlu diketahui pula adalah bahwa semua bentuk inovasi kelembagaan yang dilakukan pastinya sangat menjanjikan namun inovasi kelembagaan tersebut tetap harus melalui proses uji coba di lapangan dan dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat direalisasikan dan menghasilkan inovasi terbaik. Yang tidak kalah penting lagi, perlu diketahui bahwa harus ada kemitraan dan kolaborasi dengan pemerintah, pelaku sektor perkebunan, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk mengubah gagasan-gagasan terobosan ini sehingga menjadi solusi nyata bagi para petani perkebunan. Dengan adanya inovasi kelembagaan terbaru yang menjanjikan tersebut tentunya akan benar-benar meningkatkan kesejahteraan para petani perkebunan, namun bentuk inovasi tersebut perlu melalui proses uji coba di lapangan dan dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat direalisikan bagi para petani perkebunan. Karna dalam inovasi- inovasi yang dilakukan tentunya terdapat kekurangan yang memungkinkan inovasi kelembagaan tersebut perlu diadakan perbaikan agar sesuai dengan yang diharapkan para petani perkebunan dan sehingga inovasi kelembagaan terbaru tersebut dapat pula membantu para petani perkebunan untuk memperoleh akses ke pasar global. Karna untuk memperoleh akses pasar global tentunya para petani tidak dapat melakukannya secara langsung tanpa adanya sebuah kelembagaan, namun perlu diketahui bahwa semakin baik kelembagaan tersebut maka dapat dengan mudah membantu para petani perkebunan tersebut untuk memperoleh akses ke pasar global, sehingga inovasi kelembagaan perlu ditingkatkan agar sesuai dengan perkembangan zaman dan seperti yang diharapkan dapat memantu para petani perkebunan
Daftar Pustaka
Fitria, Dina Nurul. “An Innovation Model in New Institutional Economics Perspective in Plantation Agribusiness.”
Jaya, W. K. “Mengenal Lebih Dekat Teori Ekonomi Kelembagaan Baru (New Institutional Economic).” Malang: Majalah EBNEWS (2012).
*) penulis adalah mahasiswa jurusan ilmu ekonomi UIN Alauddin Makassar.