Matakita.co, Gorontalo – BKKBN Provinsi Gorontalo melalui Direktorat Bina Ketahanan Remaja mengembangkan Kurikulum dan Modul “Tentang Kita” sebagai panduan Pelatihan Pendidik Sebaya dan sebagai pegangan Pendidik Sebaya dalam melaksanakan perannya di PIK Remaja.
Inisiatif tersebut hadir pada pertemuan remaja nasional (youth summit) 2016 lalu yang merekomendasikan kepada pemerintah untuk melengkapi program-program remaja dengan modul pendidikan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana sesuai dengan segmentasi usia remaja serta standarisasi pendidik dan konselor sebaya.
Sejak mulai dikembangkan pada tahun 2020, kurikulum dan modul ini akhirnya sampai pada tahap diseminasi untuk selanjutnya digunakan oleh para pengelola propgram dan Pendidik Sebaya di PIK Remaja.
Dalam sambutan Ibu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo mengatakan Pendidik Sebaya sangat identik dengan Genre dan PIK Remaja, karena hakikat dari Genre dan PIK Remaja adalah pemberdayaan remaja sebagai pendidik dan konselor bagi sebayanya.
“Kita semua menyadari bahwa untuk menyasar remaja harus dilakukan dengan kekuatan dan pengaruh teman sebayanya serta dengan cara-cara yang relevan dengan remaja. Berbagai penelitian dan kajian menunjukkan bahwa teman sebaya begitu berpengaruh pada seorang remaja,” Ujar Dra. Hartati Suleman pada Rabu (23/03/2022) di kegiatan workshop yang di gelar di new sentris yang di ikuti oleh PIK Remaja.
Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2017 menunjukkan bahwa kelompok sebaya dan orangtua (terutama ibu) menjadi tempat paling banyak dipilih oleh remaja untuk berdiskusi tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya.
Jadi sebanyak 62% remaja perempuan dan 51% remaja laki-laki mengaku berdiskusi kesehatan reproduksi dengan temannya, dan 53 % remaja perempuan serta 11% remaja laki-laki berdiskusi kespro dengan ibunya.
Berdasarkan hasil survei tersebut menunjukkan bahwa remaja Indonesia membutuhkan peran teman sebayanya sebagai tempat berbagi informasi dan curhat/konsultasi tentang segala hal yang terkait dengan tumbuh-kembangnya.
Oleh karena itu, perlu ada banyak remaja-remaja Indonesia yang tergerak hatinya untuk menjadi pendidik bagi teman sebayanya, yang secara sukarela mau berbagi informasi, menjadi tempat curhat, menjadi teman ngobrol terkait dengan pergaulan, kehidupan, termasuk tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya. Dan oleh karena itu pula perlu adanya dokumen panduan/rujukan bagi seorang Pendidik Sebaya agar dapat menjalankan perannya sebaik mungkin.
Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo menuturkan dirinya menyambut baik kegiatan ini karena dalam setiap tahapan proses pengembangan Kurikulum dan Modul “Tentang Kita” ini sudah melibatkan representasi remaja dari berbagai segmentasi usia.
Dengan demikian, semua yang tertuang dalam Kurikulum dan Modul “Tentang Kita” sudah terkonfirmasi oleh remaja sebagai calon pengguna dan calon penerima manfaat.
“Tantangan berikutnya adalah bagaimana agar kurikulum dan modul yang sudah dikembangkan ini dapat digunakan oleh pengelola program dalam melaksanakan Pelatihan Pendidik Sebaya dan digunakan oleh Pendidik Sebaya dalam menjalankan perannya di PIK Remaja? Jawabannya adalah (1) mendiseminasikan kurikulum kepada sebanyak mungkin pengelola program, dan (2) mendiseminasikan modul kepada sebanyak mungkin pendidik sebaya di provinsi masing-masing,” Terangnya.
Dirinya menjelaskan di tingkat nasional sering dilakukan Workshop/Training Pool of Trainer menghasilkan 23 trainer/fasilitator nasional, dan Workshop Nasional kepada 221 trainer/fasilitator provinsi. Selanjutnya ada workshop tingkat provinsi yang melibatkan OPD KB Kab/Kota, dan ada dukungan OPD KB Kab/Kota setidaknya untuk melakukan orientasi kepada PIK Remaja lokus Pro PN di wilayahnya. Baru kemudian masing-masing PIK Remaja dapat menyampaikan substansi Modul Tentang Kita kepada remaja-remaja sasarannya.
“Namun demikian saya minta kepada OPD DALDUK Kab/Kota dan PLKB untuk mengoptimalkan pelaksanaan Workshop Provinsi ini. Bagaimana kelompok PIK Remaja lokus Pro PN lainnya di Kab/Kota tersebut akan tahu /terpapar Modul Tentang Kita dari siapa? Bagaimana mereka akan menyampaikan substansi Modul Tentang Kita kalo mereka tidak mengetahui/tidak terpapar. Sedangkan indikator keberhasilan pelaksanaan Pro PN adalah PIK Remaja lokus Pro PN melakukan edukasi kespro dan perencanaan masa depan yang ada dalam Modul Tentang Kita. Saya mohon agar mereka didampingi, di bina dalam pelaksanaan kegiatanya dan yang penting juga agar laporan kegiatan dilaporkan setiap bulanya di aplikasi SIGA,” Tutupnya.