Matakita.co, Gorontalo – Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim meminta agar Kampung Keluarga Berkualitas (KB) aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting. Hal itu ditegaskannya pada peluncuran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang diintegrasikan dengan penguatan kemitraan Kampung Keluarga Berkualitas (KB), di Hotel Grand Q, Kota Gorontalo, Kamis (24/3/2022).
Sebagaimana diketahui bersama bahwa angka prevalensi stunting di Gorontalo masih cenderung tinggi. Sesuai hasil studi status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka prevalensi stunting di Provinsi Gorontalo mencapai 29% mengalami penurunan 5,9% dibandingkan dengan tahun 2019 dan masih berada pada posisi 10 besar nasional.
Kabupaten Pohuwato menjadi daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi dengan angka mencapai 34,6%, kemudian diikuti Kabupaten Boalemo sebesar 29,8%, Kabupaten Gorontalo Utara sebesar 29,5%, Kab. Gorontalo sebesar 28,3%, Kota Gorontalo sebesar 26,5% sedangkan Kabupaten Bone Bolango menjadi daerah dengan angka prevalensi terendah dengan angka mencapai 25,1%.
Hal ini menjadi Perhatian pemerintah terhadap masalah percepatan penurunan stunting menjadi salah satu prioritas karena stunting merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Kampung KB itu jangan hanya slogan, harus ada aktivitas dan kegiatan nyata yang berdampak positif kepada masyarakat. Program Dashat harus dilakukan di Kampung KB agar penurunan stunting bisa dicapai,” tegas Wagub Idris.
Indonesia masih punya pekerjaan rumah
mendasar dalam peningkatan kualitas SDM. Penguatan kapasitas dan komitmen
para pemangku kepentingan menjadi salah satu faktor penentu terlaksananya
percepatan penanganan stunting di provinsi dan kab/kota se-Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan Keputusan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor:KEP.10/M.PPN/HK/02/2021 tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2022.
Sebagaimana amanat Perpres 72 tahun 2021, bentuk komitmen pemerintah daerah dalam percepatan penurunanan stunting yaitu Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo telah mengeluarkan Surat Keputusan tentang Tim
Pencepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Gorontalo yang telah saya
tandatangani tanggal 9 Maret 2022.
“Selain itu, Stunting menjadi prioritas dalam
Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Provinsi Gorontalo tahun 2023 – 2026,” lanjut Idris.
Untuk mewujudkannya sesuai dengan istilah kampung keluarga berkualitas tidak
hanya slogan, tapi betul-betul sesuai dengan namanya kampung keluarga berkualitas.
Ada aktivitas nyata, bukan hanya mendeklarasi sebagai visualisasi atau legalisasi suatu kampung dinyatakan sebagai Kampung Keluarga Berkualitas tanpa aktualisasi dalam bentuk nyata yang berdampak kepada masyarakat.
Salah satu kegiatan nyata yang bisa dilakukan dikampung keluarga berkualitas yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
Lebih lanjut Hartati menjelaskan, penguatan kemitraan Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kebijakan program Bangga Kencana, mengintegrasikan program Bangga Kencana dengan program lainnya di Kampung KB, serta terlaksananya konvergensi dan intervensi program pembangunan di Kampung KB.

“Sebanyak 58 persen Kampung KB sudah mendapat intervensi program dari lintas sektor, sisanya 42 persen intervensi lintas sektor masih rendah. Kami berharap melalui penguatan kemitraan ini dapat meningkatkan integrasi program di Kampung KB,” pungkas Hartati.
Di Kampung Keluarga Berkualitas yang DASHAT ini juga tidak ada lagi bayi-bayi 1.000 HPK yang terlantar yang tidak mendapatkan asupan makanan gizi seimbang untuk makanan tambahannya.
“Seringkali kita beranggapan atau opini, jika kita mengkonsumsi makanan sehat
itu mahal dan ini sangat salah. DASHAT ini secara ideologis ingin menghadirkan
kedaulatan pangan, dengan mampu memproduksi sendiri, sehingga dapat
berdikari dengan meningkatkan ketahanan pangan lokal,” lanjutnya.
Menurutnya DASHAT ini harus di wujudkan sebagai bentuk kepedulian antar sesama, kepedulian terhadap persiapan generasi berkualitas di masa datang, dan tentunya juga sebagai upaya peningkatan ekonomi keluarga.
“Dengan menerapkan asah, asih, asuh dalam kemasan 8 fungsi keluarga yang diimplementasikan pula pada tataran sosial setingkat desa, DASHAT ini memiliki nilai kasih sayang, berbagi dengan sesama, menganggap keluarga sasaran menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya nilai kasih sayang, DASHAT ini juga diharapkan dapat mengembangkan nilai ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan kelompok pengelola DASHAT,” Tutup Hartati