MataKita.co, Makassar – Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (Humanis) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan kelas besar Bina Desa dan Studi Administrasi Penelitian secara daring melalui Zoom Meeting, Selasa (11/10/2022).
Bertemakan “Kebijakan Desa dalam Pendekatan Konsep dan Praktis”. Kegiatan ini merupakan pembekalan bagi para calon peserta yang akan terjun langsung ke desa untuk pengabdian masyarakat dan penelitian.
Kegiatan ini menghadirkan pemateri yakni Ade Indriani Zuchri (Tenaga Ahli Kemendes PDTT) dan Andi Ahmad Yani, S.Sos., M.Si., MPA., M.Sc (Dosen Ilmu Administrasi FISIP Unhas).
Andi Ahmad Yani dalam pemaparannya menjelaskan bahwa Desa merupakan entitas yang unik dengan latar belakang historis yang panjang dan profil sosiologis yang khas. Keberadaannya senantiasa sering saja dipengaruhi aktor dan kepentingan diluar dari penduduknya.
“Dalam kajian administrasi, self governance desa memiliki entitas yaitu bisa mengelola sendiri pemerintahannya, hal itu menjadi salah satu isu yang dibicarakan bagaimana desa melakukan pemberdayaan secara mandiri,” jelas Dosen Administrasi Publik ini.
Lebih lanjut, Alumni University of Hawai’i at Manoa, Amerika Serikat menjelaskan bahwa beberapa desa telah menerapkan self governance, yang mana pemerintah desa memiliki hak otonom untuk mengelola pemerintahannya sendiri. “Namun, pemerintah desa perlu mendapatkan izin dari struktur di atasnya, jadi untuk dikatakan self governance masih agak sulit untuk diterapkan. Self governance bermanfaat bagi desa dalam pembuatan regulasi yang diperlukan tanpa adanya intervensi dari kekuatan eksternal.
Sementara itu, Ade Indriani Zuchri menjelaskan bahwa dengan kehadiran UU Desa membuat penyelenggaran pemerintah desa dengan pertimbangan telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
“Secara Praksis, Desa dirancang sebagai wilayah produktivitas kelembagaan, infrastruktur dan pemberdayaan, secara teoritik, Desa adalah Lankskap kosong yang dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan secara konsep/teoritik dari berbagai sudut keilmuan. untuk Tindakan: Terbuka untuk menempatkan Desa menjadi Produksi idea dan Tindakan: Praktek Deliberasi, Relasi Strategis dan Pragmatis, Ruang Ekonomi,Politik, Budaya dll, sebagai ekosistem Tata Kelola pemerintahan” jelas ketua PP SHI ini.
Sementara itu pengurus Departemen Advokasi dan Pengabdian Masyarakat Humanis FISIP Unhas, Rita menjelaskan bahwa dari kelas besar ini, langkah selanjutnya akan dilakukan program kerja Bina Desa dalam mengoptimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Kelas ini menjadi penting untuk mengetahui model-model pemerintahan di desa seperti self governance,” ucap