Oleh : Andi Magfirah Hamsi*
Membahas topik mengenai perubahan iklim sudah menjadi momok dikalangan masyarakat. Tidak salah lagi jika kita membicarakan perubahan iklim yang cepat berubah merupakan topik hangat yang akan selalu dibahas. Semakin majunya teknologi dengan segala rupa kegiatan manusia yang menjadi faktor penyebab perubahan iklim yang mengakibatkan kemunduran bagi kualitas bumi. Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem wilayah pesisir.
Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF), sebanyak 390 bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim melanda dunia sepanjang 2021. Jumlah tersebut meningkat 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 369 bencana alam. Angka tersebut juga melesat 32,7% dibandingkan dengan periode satu dekade lalu. Adapun, peningkatan suhu rata-rata global juga telah membuat permukaan air laut menjadi naik. Hingga 11 Mei 2022, IMF mencatat bahwa permukaan air laut telah meningkat sebanyak 62,3 milimeter (mm). Hal ini juga yang menyebabkan bencana banjir tak dapat terbendung dan menenggelamkan beberapa pulau kecil di dunia. Dari data tersebut dapat memberikan kita gambaran bahwa dampak yang sangat besar terjadi akibat perubahan iklim diberbagai belahan dunia.
Tidak ada satu pun negara di dunia yang tidak mengalami dampak dramatis secara langsung dari perubahan iklim. Buangan gas rumah kaca terus meningkat, dan saat ini levelnya berada pada 50% lebih tinggi dibandingkan pada tahun 1990. Di negara kita sendiripun jelas terasa perubahan iklim ekstrim dengan dampak bencana yang sering terjadi dengan memakan banyak korban jiwa. Lebih jauh lagi, pemanasan global mengakibatkan perubahan berkepanjangan pada sistem iklim kita, dan konsekuensi yang terjadi tidak akan bisa diubah kecuali kita melakukan tindakan.
Tindakan penanganan perubahan iklim harus mulai kita galakkan. Mulai dari menerapkan Reduce, Reuse, dan Recycle, meminimalisir penggunaan listrik yang berlebihan, mengurangi penggunaan transportasi pribadi, melakukan penanaman pohon, den melakukan pelestarian lingkungan mulai sekarang. Kita juga ketahui bahwa petinggi dunia pun juga melakukan penanganan dengan pembentukan Sustainable Development Goals (SDGs) yang didalamnya terdapat poin “Penanganan Perubahan Iklim” dengan tujuan untuk menekan peningkatan suhu global dan mengurangi bencana akibat perubahan iklim. Dan yang terbaru dari pergelaran Group of Twenty (G20) yang dilakukan di Bali, Indonesia yang didalamnya juga mengangkat isu mengenai krisis iklim dengan mengajak negara G20 berkolaborasi dalam aksi nyata pembangunan hijau. Harapan besar, dengan pengimplementasian ini dapat memberikan kontribusi besar dalam menekan krisis iklim dan menyehatkan bumi kita kembali.
*) Penulis adalah mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
