Beranda Kampus Fakultas Peternakan Unhas Gelar Praktek Lapang Tentang Pembangunan Ternak Sapi Potong di...

Fakultas Peternakan Unhas Gelar Praktek Lapang Tentang Pembangunan Ternak Sapi Potong di Barru

0

MataKita.co, Barru – Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan kegiatan praktek lapang mata kuliah Sosiologi Pembangunan Masyarakat Peternakan yang berlangsung pada Jum’at- Minggu, 05-07 Mei 2023 di Desa Lompo Tengah, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru.

Praktek lapang mengangkat tema “Pembangunan Peternakan Sapi Potong dengan Pendekatan Multi Stakeholder”. Tema ini diangkat karena ingin melihat keterkaitan antara Akademisi, Pebisnis/Pedagang, Petani/Peternak, Pemerintah Desa dan Dinas pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Barru.

Pelepasan mahasiswa praktek lapang dipimpin langsung oleh Koordinator mata kuliah Prof Dr Ir St Nurani Sirajuddin SPt MSi, dalam penyampaiannya bahwa praktek lapang ini terbagi menjadi dua kegiatan yaitu pengambilan data lapangan menggunakan kuisioner dengan harapan mahasiswa dapat berinteraksi, langsung dengan masyarakat kemudian hasil yang didapatkan di lapangan akan menjadi bahan FGD (Focus Group Discussion).

Nurani menambahkan hasil FDG nantinya akan menjadi bahan kajian mahasiswa peserta mata kuliah Sosiologi Pembangunan Masyarakat Peternakan dan menjadi masukan kepada pemerintah daerah kabupaten Barru khususnya Dinas Pertanian dan ketahanan pangan.

Kepala Desa dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih telah memilih Desa Lompo Tengah sebagai lokus praktek lapang karena dari sekian banyak Desa di Kabupaten Barru khususnya Kecamatan Tanete Riaja, Desa Lompo Tengah yang dipilih artinya ada daya tariknya di bandingkan dengan Desa yang lain.

“Desa Lompo Tengah dijadikan sebagai Desa pengembangan pemurnian sapi bali demi mendukung program pemerintah baik Kabupaten maupun Nasional” jelasnya.

Ir Ahmad MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa kedatangan mahasiswa praktek lapang dari Fakultas Peternakan Unhas ke Kabupaten Barru tidak salah tempat kenapa, karena Kabupaten Barru merupakan sentra sapi bali salah satunya di Kecamatan Tanete Riaja dijadikan sebagai lokasi pemurnian sapi bali berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 4437/kpts/sk.120/7/2013.

Mengawali materi FGD yang dibawakan oleh Ir. Ahmad MM sekaligus sebagai Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru diawali dengan  membahas terkait kebijakan pemerintah dalam pengembangan sapi bali di kabupaten Barru diawali sejak tahun 1976; SK Gubernur No. 48 / VIII/1976, Tgl 11-08-1976 daerah sumber bibit Sapi Bali  di Sulsel: Bone, Barru, Enrekang, tahun 1991: Pengwilayahan komoditi peternakan: Kec. Tanete Riaja, tahun 1994 : Delivery (Australia, Spanyol) kegiatan Pembinaan SDM , 1994-1999: JICA (Kec. Barrru: Palakka, Galung, Anabanua,Tompo) : Sapi, Sarana Prasarana, SDM peternak, 2014-2019: Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi dan Kerbau Induk Wajib Bunting), 2013, Pemurnian Sapi Bali  di Kec.Tanete Riaja, 2015, Sentra Peternakan Rakyat  (SPR) di Kec. Tanete Riaja, 2020-2021: Sikomandan (Program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri).

Peraturan Pemda Barru dalam pengembangan sapi sejak sejak tahun 2012: Perda No. 3 Tahun 2012 tentang Pemeliharaan dan Penerbitan Ternak kemudian di tahun 2018:Perda No. 17 tentang tata cara pemeriksaan dan persyaratan pemotongan ternak.

“Tujuan yang diharapkan dari wilayah sumber bibit di Kecamatan Tanete Riaja secaara khusus dan Kabupaten Barru secara umum yaitu terlaksananya perwilayahan sumber bibit sapi bali yang memenuhi kriteria sebagai wilayah sumber bibit yang berbasis pada kearifan lokal, menjamin ketersediaan ternak sapi bali dalam rangka memenuhi permintaan pasar terutama ternak sapi bibit, terlaksananya recording yang baik pada kelompok pembibit, meningkatkan pendapatan peternak dengan pemenuhan pendapatan asli daerah baik secara langsung maupun tidak langsung dan menciptakan kesempatan kerja terutama pada wilayah pedesaan serta mempertahankan pemurnian plasma nutfah sapi bali di Sulawesi Selatan.

Populasi sapi di Kabupaten Barru sebesar 61.771 ekor berdasarkan data statistic 2020, Kecamatan Tanete riaja 11.119 ekor sebagai wilayah sumber bibit. Kelompok tani yang tersebar sebanyak 28 kelompok dengan total anggota yang tergabung sebanyak 2503 orang berdasarkan data recording pengukuran dan penimbangan ternak 2018-2019″ jelasnya.

Ahmad menjelaskan, target dan realisasi Inseminasi Buatan (IB), Pemeriksaan Kebuntingan PKB dan Kelahiran tahun 2020. Akseptor target 1.650 ekor realisasi 2.001 ekor atau 121.27%, IB Pada kesempatan ini Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru, bapak Ir. Ahmad, M.M., selaku pemateri menyampaikan beberapa informasi bahwa Kabupaten Barru merupakan sentra sapi bali salah satunya di Kecamatan Tanete Riaja. Tanete Riaja telah dijadikan sebagai lokasi pemurnian sapi bali berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 4437/kpts/sk.120/7/2013. Adapun tujuan dilakukannya pemurnian sapi bali di Kabupaten Barru khususnya di Kecamatan Tanete Riaja adalah untuk mempertahankan kemurnian plasma, nutfa sapi bali di Sulawesi selatan, terlaksananya perwilayahan sumber bibit sapi bali yang memenuhi kriteria sebagai wilayah sumber bibit yang berbasis pada kearifan lokal, dan menjamin ketersediaan ternak sapi bali dalam rangka memenuhi permintaan pasar terutama ternak sapi bibit.

Setelah penyampaian materi beberapa mahasiswa mengajukan pertanyaan salah satu diantaranya menanyakan “Pada saat mahasiswa melaksanakan survei langsung pada masyarakat setempat mengenai asuransi ternak, ada salah satu peternak yang belum mengetahui apa itu asuransi ternak, maka dari itu muncul sebuah pertanyaan mengenai apakah di kabupaten Barru khususnya di Kecamatan Tanete Riaja sudah menerapkan asuransi ternak?”.

“Sebenarnya asuransi ternak ini sudah diterapkan sejak tahun 2020, pada asuransi ternak ini memiliki persyaratan yakni membayar sebanyak Rp. 40.000,00 sebagai preminya. Asuransi ternak diberikan apabila ternak mati karena terjangkit penyakit dan dengan kronoligi yang jelas dengan nominal Rp. 10.000.000,00 sebagai gantinya. Asuransi ternak ini tidak diberikan apabila ternak mati karena bencana alam dan kronologi yang tidak jelas. Adapun tujuan dari asuransi ternak sebagai pembangunan masyrakat peternakan secara berkelanjutan “jawab kepala dinas’. Harapannya hasil survei dilapangan dapat berbentuk pelaporan sebagai bahan rekomendasi baik untuk akademisi, aparatur pemerintah desa,  kepala dinas, dan peternak ” tutupnya.

Tim dosen pengampuh mata kuliah Sosiologi Pembangunan Masyarakat Peternakan Prof Dr Ir St Nurani Sirajuddin SPt MSi, Prof Tanri Giling Rasyid MS, Dr Ir Siti Nurlaelah SPt MSi IPM, Dr Ir Agustina SPt MSi IPM ASEAN Eng Ilham Syarif SPt MSi dan Dr Ir Fery Fahruddin Munir MSc IPU ASEAN Eng dan didampingi asisten Eva Sulfianti Mala, Rimbowo Saputra dan Annisa Nurul Haq.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT