Matakita.co, Gorontalo – Dalam Upaya melaksanakan Kebijakan kelanjut usiaan tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional (Stranas) Kelanjut usiaan. Diantaranya adalah penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan terhadap hak Lanjut Usia dalam strategi peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup lanjut usia.

Oleh karena itu, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo mengupayakan peningkatan derajat kesehatan lanjut usia melalui kegiatan “TOT Sekolah Lansia dan Launching Sekolah Lansia Tk. Provinsi Gorontalo”. Di rangkaikan juga dengan di lantiknya Kapolda Gorontalo sebagai Bapak Stunting Polda Gorontalo, Selasa (18/07/2023) bertempat di desa tenggela kecamatan tilango, Kabupaten Gorontalo.
Kegiatan di hadiri oleh Kapolda Gorontalo, Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo, Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia & Rentan Bkkbn RI dr. Ni Luh Gede Sukardasih, M.For MARS yang di dampingi oleh Kepala Perwakilan Bkkbn Provinsi Gorontalo serta perwakilan lansia.
Pada kesempatan itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo Dra. Hj. Hartati Soleman menyebutkan Sekolah lansia adalah salah satu upaya pendidikan secara non formal yang dilakukan sepanjang hayat bagi lanjut usia.
“Melalui Sekolah Lansia di kelompok BKL adalah untuk menjadi pendidikan non formal mewujudkan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif serta Bermartabat) dalam 7 dimensi lansia tangguh secara utuh yang berguma bagi diri sendiri, keluarga masyarakat, dan negara”, Kata Hartati.
Berdasarkan undang Nomor 13 Tahun 1998 mendefinisikan lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
Peningkatan penduduk lansia seiring kemajuan di bidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka kematian.
Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia & Rentan Bkkbn RI, dr. Ni Luh Gede Sukardasih, M.For MARS mengatakan pertumbuhan jumlah penduduk lansia dapat menjadi potensi untuk pembangunan.
“Pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai lebih dari 10% dan pada tahun 2045 jumlah lansia di Indonesia akan mencapai seperlima dari total penduduk Indonesia”, Kata dr. Luhde S. Saat di wawancara.
Di sampin itu juga percepatan penurunan stunting yang sangat berperan adalah lansia, tentu kualitas lansia ini harus di siapkan.
Karena menurut dr. Luhde S. Lansia harus sehag dan harus punya keterampilan, maka Bkkn mewadahi sekolah lansia, Bkkbn nantinya akan menyiapkan apa yang di perlukan dan di butuhkan lansia, seperti guru dan dokter.
Pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia berbanding terbalik dengan pertumbuhan balita yang semakin menurun.
Sebagai tantangan utama yang akan dihadapi adalah terkait finansial penduduk lansia karena tidak banyak lansia memiliki jaminan hari tua, sehingga secara ekonomi banyak lansia yang bergantung kepada keluarga atau anaknya, dan dikenal dengan sebutan sandwich generation.
Di tempat yang sama Bupati Bone Bolango sangat mendukung program Bkkbn guna menciptakan lansia yang sehat dan produktif.
Maka tak heran jika di dalam masa akhir jabatan 2 tahun terakhir Nelson mengatakan akan fokus dalam 5 hal, yakni kemiskinan, stunting, pendidikan, termasuk lingkungan hidup kebencanaan, dan kegiatan keagamaan dan kebudayaan.
“Sekolah lansia cukup baik untuk martabat manusia termasuk stunting”, Imbuhnya