MataKita.co, Makassar – Program Studi (Prodi) Perpustakaan dan Sains Informasi – FISIP Universitas Islam Makassar (UIM) menyelenggarakan Kegiatan Lokakarya Kurikulum Berbasis Outcome Based Education (OBE). Kegiatan dilaksanakan di ruang pertemuan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIM Makassar, Rabu (17/07) yang diikuti bagian kurikulum, perwakilan dosen dan perwakilan Mahasiswa.
Menurut Ketua Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi, La Ode Rusadi kegiatan ini bertujuan untuk menyerap masukan dari pakar perpustakaan dan unsur ekternal sebagai pengguna lulusan jurusan ilmu perpustakaan.
“Masukan dari para pakar dan unsur eksternal sebagai mitra kami akan menjadi penyempurnaan kurikulum kami sehingga mata kuliah yang nanti diajarkan oleh dosen di tahun ajaran baru sesuai dengan kebutuhan pasar perpustakaan dan alumni kami bisa langsung siap untuk bekerja di Perpustakaan,” terang La Ode.
Salah satu unsur eksternal yang diundang sebagai narasumber untuk memberikan masukan dalam penyempurnakan kurikulum berbasis OBE adalah Pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Tulus Wulan Juni. Tulus dalam materinya berjudul Standar Nasional Perpustakaan (SNP) sebagai acuan Outcome Based Education (OBE) Bagi Lulusan Ilmu Perpustakaan menekankan pentingnya kurikulum jurusan Ilmu Perpustakaan mengakomodir seluruh cakupan komponen dan indikator dari Standar Nasional Perpustakaan (SNP) dalam seluruh mata kuliah termasuk regulasi perpustakaan di Indonesia.
“Saat ini semua jenis perpustakaan di dorong untuk menyelenggarakan perpustakaan sesuai SNP dan mengikuti akreditasi, nah, di lapangan yang terjadi perpustakaan masih kesulitan memenuhi standar termasuk menyiapkan dokumen akreditasi padahal sudah ada alumni jurusan Ilmu Perpustakaan di dalamnya,” ungkap Tulus.
Tulus menambahkan bahwa untuk mengatasi kesenjangan di lapangan, dirinya di Dinas Perpustakaan Kota Makassar mengeluarkan inovasi Sentuh Pustaka dan Magang Mandiri harapannya dengan program ini perpustakaan binaan kami dapat didampingi untuk menyelenggarakan perpustakaan sesuai standar dan terakreditasi.
“Alhamdulillah, sejak ada program Sentuh Pustaka dan Magang Mandiri sudah ada 40 Perpustakaan Sekolah SD dan SMP telah terakreditasi. Perjuangan ini sebenarnya cukup berat dan hasilnya juga belum banyak tetapi sudah ada upaya kami, namun jika alumni jurusan ilmu perpustakaan terbekali dengan baik dengan materi SNP selama perkulihannya dipastikan percepatan akreditasi lebih baik dan tentunya akan diikuti oleh penyerapan alumni jurusan ilmu perpustakaan karena mereka sangat dibutuhkan dan diprioritaskan sebagai tenaga perpustakaan,” urai Tulus yang juga inovator Program Sentuh Pustaka dan Magang Mandiri.
Berdasarkan data dari Direktorat Standarisasi dan Akreditasi Perpustakaan Nasional periode April 2024 dari 164.610 jumlah perpustakaan secara nasional, hanya 11.533 unit perpustakaan yang telah terakreditasi dan yang belum terakreditasi sebanyak 153.137 unit Perpustakaan atau baru mencapai 7 %. Sedangkan khusus Kota Makassar dari 1824 unit perpustakaan, masih 40 Perpustakaan yang telah terakreditasi atau hanya 2 %. Setiap jenis perpustakaan memiliki 9 komponen akreditasi yakni Standar Koleksi Perpustakaan, Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan, Standar pelayanan Perpustakaan, Standar Tenaga Perpustakaan, Standar Penyelenggarakaan Perpustakaan, Standar Pengelolaan Perpustakaan, Inovasi dan Kreativitas Perpustakaan, Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM). Semua komponen ini memiliki sejumlah indikator yang akan dilengkapi bukti fisik termasuk dokumen. Bukti fisik dan dokumen inilah yang masih belum dimengerti dan diketahui oleh Tenaga Perpustakaan termasuk Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan.*)