Oleh : Vira Fahira*
Di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin mendesak, suara generasi muda menjadi sangat penting. Mereka tidak hanya menyaksikan dampak nyata dari perubahan iklimbseperti cuaca ekstrem dan kerusakan lingkungan tetapi juga menggerakkan perubahan melalui aksi kolektif dan inovasi. Dalam konteks ini, generasi muda memiliki tanggung jawab besar untuk mengambil peran aktif dalam melindungi planet kita.
Generasi muda adalah agen perubahan yang potensial dalam menghadapi krisis iklim. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, lebih dari 70% anak muda menganggap perubahan iklim sebagai masalah serius yang memerlukan perhatian segera. Kesadaran ini mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam gerakan iklim global, seperti Friday for Future dan Earth Day, yang berhasil menarik perhatian dunia terhadap isu ini.
Tindakan nyata mereka seperti mengurangi penggunaan plastik, memilih produk ramah lingkungan, dan menggunakan transportasi umum menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari tindakan sehari-hari. Selain itu, inovasi teknologi yang digagas oleh generasi muda, seperti aplikasi pelacakan jejak karbon dan pengembangan energi terbarukan, menjadi bukti bahwa mereka mampu menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Namun, beberapa skeptis berpendapat bahwa kontribusi individu saja tidak cukup untuk mengatasi skala masalah ini. Mereka berargumen bahwa tindakan kolektif dan kebijakan pemerintah yang lebih ketat diperlukan. Meski begitu, tindakan individu tidak boleh dianggap sepele. Setiap langkah kecil dapat memicu perubahan besar jika dilakukan secara bersama-sama. Selain itu, generasi muda tidak hanya fokus pada tindakan individu; mereka juga berupaya memengaruhi kebijakan publik dan mendesak pemimpin untuk mengambil tindakan yang lebih berani terhadap perubahan iklim.
Dengan demikian, generasi muda memiliki tanggung jawab dan potensi besar dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Mereka tidak hanya dapat membuat perubahan dalam hidup mereka sendiri, tetapi juga dapat menggerakkan masyarakat untuk beraksi dan menuntut kebijakan yang lebih baik.
*) Penulis adalah Mahasiswa Prodi Administrasi Kesehatan, Universitas Negeri Makassar.
