Beranda Kampus Fakultas Pertanian UNHAS Kembangkan Pisang Cavendish Berbasis Kultur Jaringan, Dorong Sulsel Jadi...

Fakultas Pertanian UNHAS Kembangkan Pisang Cavendish Berbasis Kultur Jaringan, Dorong Sulsel Jadi Pusat Produksi Nasional

0

Matakita.co, Makassar — Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil mengembangkan bibit pisang Cavendish melalui teknologi kultur jaringan dalam skala pilot. Inovasi ini menjadi langkah konkret perguruan tinggi dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan membuka peluang ekspor hortikultura yang menjanjikan bagi Sulawesi Selatan.

Program pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Agr.Sc. Ir. Baharuddin bersama tim peneliti multidisiplin dari Fakultas Pertanian Unhas. Melalui pendekatan bioteknologi, mereka berhasil memproduksi bibit pisang Cavendish unggul, bebas penyakit, serta telah divaksinasi dengan mikroba endofit dan pupuk hayati yang telah dipatenkan. Langkah ini membuat tanaman lebih tahan terhadap penyakit layu Fusarium dan penyakit darah (Ralstonia syzygii subsp. celebesensis), dua momok utama yang selama ini menghantui petani pisang di Indonesia.

“Teknologi kultur jaringan memungkinkan kami menghasilkan bibit yang seragam, higienis, dan siap tanam dalam jumlah besar. Ini solusi bagi petani yang selama ini terkendala bibit sehat dan produktivitas rendah,” jelas Prof. Baharuddin kepada Matakita.co (16/10/2025)

Selain perbanyakan di laboratorium Bioteknologi, tim juga melakukan uji coba lapangan (pilot project) di lahan seluas 0,5 hektare dengan kapasitas 1.000 pohon pisang. Sistem budidaya dirancang sesuai standar ekspor, lengkap dengan irigasi tetes, pembungkusan buah polyethylene (PPE), serta perlindungan tanah menggunakan formula Triba yang mengandung Trichoderma sp. dan Bacillus subtilis untuk menekan patogen tular tanah.

Kerja sama strategis dengan PT Inhutani turut memperkuat sisi infrastruktur lahan, irigasi, dan akses distribusi hasil panen. Sementara itu, dukungan dari pihak Jepang dan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) menjadi bukti meningkatnya minat internasional terhadap pengembangan pisang Cavendish di Indonesia Timur.

Setiap bulan, laboratorium pembibitan Unhas mampu menghasilkan sekitar 5.000 bibit, atau 60.000 bibit per tahun. Produksi ini tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga membuka peluang distribusi bibit unggul ke masyarakat sekitar hutan dan petani lokal.

Program yang berlangsung dari Mei hingga Desember 2025 ini juga menjadi ruang pembelajaran bagi mahasiswa pertanian dalam kegiatan magang, penelitian, dan pengelolaan budidaya. Pendekatan ini menumbuhkan keterampilan teknis sekaligus jiwa kewirausahaan generasi muda pertanian.

“Melalui inovasi bioteknologi, kami tidak hanya menciptakan bibit, tetapi juga menumbuhkan ekosistem pertanian modern yang berkelanjutan,” tambah Prof. Baharuddin.

Dari sisi ekonomi, proyeksi usaha tani pisang Cavendish menunjukkan potensi keuntungan signifikan dalam lima tahun ke depan. Perhitungan biaya mencakup investasi laboratorium, manajemen pembibitan, serta pemupukan berbasis hayati dan organik yang ramah lingkungan.

Program ini diharapkan menjadi model pertanian tropis berkelanjutan yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani, mengurangi emisi karbon, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan dukungan pemerintah daerah, industri, dan masyarakat, Sulawesi Selatan berpeluang menjadi pusat produksi pisang Cavendish berstandar ekspor terbesar di Indonesia.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT