Beranda Lensa Dari Pasuruan, Simak Nasehat Jum’at H. Ferry Taslim Dt. Toembidjo

Dari Pasuruan, Simak Nasehat Jum’at H. Ferry Taslim Dt. Toembidjo

0

Matakita.co, Pasuruan, Jawa Timur (17/10) — Di tengah padatnya agenda sebagai narasumber utama dalam kegiatan Direktorat Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia di Kota Pasuruan, Koordinator I pada Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Kejaksaan Agung RI, H. Ferry Taslim., S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembidjo, tetap menyempatkan diri memenuhi panggilan suci — menunaikan Shalat Jumat.

 

Tatkala azan Jumat berkumandang, beliau melangkah tenang menuju Masjid Agung Al-Anwar Kota Pasuruan, rumah ibadah megah yang berdiri gagah di jantung kota. Dari kejauhan, arsitekturnya menyerupai kemegahan Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwarah, dengan payung-payung raksasa yang mengembang indah di pelatarannya, menaungi jamaah dalam kesejukan dan cahaya yang menenteramkan.

Di bawah naungan payung itu, semilir angin membawa gema khutbah yang menyentuh relung hati. Di antara saf-saf jamaah yang rapat dan khusyuk, tampak Dt. Toembidjo duduk tenang, menyimak pesan keimanan dengan pandangan teduh. Ketegasan seorang penegak hukum berpadu dengan kelembutan seorang hamba Allah, mencerminkan keseimbangan antara amanah dunia dan tuntunan akhirat yang tak terpisahkan.

Bukan kali pertama beliau menampilkan keteladanan serupa. Sebelum menjabat sebagai Koordinator I Jamdatun Kejaksaan Agung RI, Ferrytas dikenal sebagai Ketua Presidium DKM Baitul Adli Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan disaat beliau menjabat sebagai Asdatun Kejati Sulsel, dan saat bertugas di Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau, beliau juga dipercaya menjadi Ketua Umum DKM Assh-Shofwan Tanjungpinang. Di mana pun pengabdian menempatkannya, syiar Islam dan semangat membangun peradaban adab selalu melekat dalam setiap langkah.

Usai Shalat Jumat, beliau sempat mengabadikan momen berfoto di halaman masjid dengan latar payung-payung raksasa yang mengembang megah, menjadi simbol harmoni antara spiritualitas dan keindahan arsitektur. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan pesan yang menyejukkan hati:

“Seindah apa pun perjalanan hidup dan setinggi apa pun jabatan yang kita emban, semuanya akan terasa hampa bila tidak disertai sujud dan rasa syukur. Di mana pun kita berpijak, jangan pernah jauh dari panggilan masjid dan nilai keikhlasan,” ujar Dt. Toembidjo dengan senyum teduh.

Sebuah potret sederhana, namun penuh keteladanan — menggambarkan pribadi yang memadukan keteguhan profesional seorang jaksa, kebijaksanaan seorang Niniak Mamak Minangkabau, dan kelembutan jiwa seorang hamba Allah.

Bahwa jabatan adalah amanah, adat adalah marwah, dan sujud adalah kemuliaan yang abadi.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT