Beranda Uncategorized Hijau di Balik Cerobong, Tonasa Wujudkan Energi Bersih dari Panen Perdana Kaliandra

Hijau di Balik Cerobong, Tonasa Wujudkan Energi Bersih dari Panen Perdana Kaliandra

0

MataKita.co, Pangkep – Siapa sangka, dalam sebuah pabrik semen ada pepohonan yang tumbuh subur, dua hektare lahan di areal pabrik PT Semen Tonasa menjadi saksi tumbuh suburnya pepohonan kaliandra.

Pohon kaliandra, atau dalam bahasa ilmiahnya atau latin disebut dengan Calliandra calothyrsus, adalah tanaman leguminosa yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan.

Dari balik deru mesin dan kepulan debu khas pabrik semen, terdapat oase hijau yang meneduhkan. Dua hektare lahan di kawasan pabrik PT Semen Tonasa, yang terletak di Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro, kini menjadi rumah bagi 20 ribu pohon kaliandra dengan ketinggian 4-6 meter dengan batang yang agak ramping. Daunnya berbentuk majemuk menyirip ganda, dan bunganya berwarna merah cerah.

Pohon asal Amerika Tengah dan Selatan ini bukan sekadar penghias lanskap pabrik. Kaliandra menjelma menjadi bagian dari upaya besar perusahaan dalam menghadirkan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan berbasis biomassa hadir menggantikan fungsi batu bara sebagai bahan bakar.

Udara siang di sekitar pabrik saat rombongan pejabat teras melakukan panen perdana kaliandra dipimpin langsung Direktur Utama PT Semen Tonasa, Anis, Selasa, 28 Oktober, secara langsung memanen pohon demi pohon kemudian dilakukan pencacahan, disana sudah ada mesin pencacah yang mengubah batang dan ranting pohon menjadi serbuk kayu untuk bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif di pabrik.

Direktur Utama PT Semen Tonasa, Anis mengungkap bahwa program ini bukan hadir tanpa alasan. Seiring meningkatnya kebutuhan energi dalam proses produksi semen, Tonasa terus berinovasi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan menggunakan pemanfaatan dari biomassa ini.

“Salah satu program yang kita lakukan di perusahaan adalah transformasi pembangunan lewat kehadiran energi terbarukan, salah satunya melalui pemanfaatan kaliandra, dan ini sifatnya tumbuh terus dari tanaman, mulai ranting, batang dari pohon kaliandra menjadi sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan. Daun dan rantingnya yang kering pun bisa digunakan untuk pakan ternak. Tentunya menjadi dasar kita adalah penggunaan energi alternatif pengganti batu bara, secara berkelanjutan nantinya,“ ujarnya.

Ia juga mengungkap bahwa, setelah proses panen, pohon kaliandra ini akan tumbuh kembali dalam enam bulan dan dipanen lagi kemudian digunakan menjadi energi pengganti batu bara.

“Jadi banyak sekali keuntungannya, karena begitu sudah panen, nanti tumbuh kembali dan dimanfaatkan lagi, apalagi dari segi harga juga bisa kita tekan, karena harga bibit ini cuman Rp 3-4 ribu dan tidak butuh pemeliharaan yang cukup besar, jadi bisa menghemat 30-40 persen dari harga batu bara itu sendiri, sementara hasil dari panen kita dengan 20 ribu pohon ini bisa mencapai sekitar 60 ton hasil panen hari ini sudah bisa digunakan menjadi bahan bakar,” katanya.

Tidak hanya itu, dengan pemanfataan biomassa dari kaliandra ini pihaknya optimis bisa melakukan subsitusi energi dari batu bara mencapai 20 persen.

“Sehingga target semen tonasa untuk melakukan subsitusi dari energi fosil ke energi baru terbarukan bisa mencapai 18-20 persen,” bebernya.

Kedepan, pihaknya berencana untuk memaksimalkan penggunaan asset dan lahan milik Perusahaan lainnya yang belum dikelola dengan baik.

“Jadi kedepan saya ingin, agar lahan-lahan yang belum produktif itu dikelola untuk perkebunan pohon kaliandra ini, selain bagus untuk ekosistem juga menjadi energi alternatif yang ramah dengan lingkungan dan tentunya bersih dan karbon,” paparnya.

Ditambahkan juga bahwa, selain bernilai ekonomis pada pembibitannya, keberadaan pohon kaliandra juga membawa manfaat ekologis. Akarnya disebut mampu mengikat nitrogen dan memperbaiki struktur tanah.

“Sementara daunnya menjadi sumber pakan alami bagi satwa di sekitar areal pabrik. Tak heran, area hijau di tengah kawasan industri itu kini juga menjadi habitat satwa, dan ini menjadi bukti nyata bahwa di perusahaan kita, bahkan di kawasan pabriknya itu ada hutan dan tumbuh dengan subur, bukan hanya pohon kaliandra tetapi ada sejumlah pohon lainnya juga disini, ekosistem disini sangat terjaga, sehingga terbukti bahwa ada pabrik di tengah hutan dan itu terjaga dengan baik dan bisa dimanfaatkan juga dengan baik,”paparnya.

Sementara itu, SM of Production Plan & Environmental PT Semen Tonasa, Jasmiati juga mengungkap ada banyak manfaat dari pengelolaan kaliandra menjadi energi alternatif.

“kehadiran pohon kaliandra di Kawasan pabrik ini menjadi salah satu inovasi dalam penerapan energi yang ramah lingkungan dalam rangka memastikan transformasi pembangunan yang berkelanjutan, manfaat dari kaliandra yang telah diolah ini kemudian menggantikan peran dari batu bara, jadi tentu dapat mengurangi emisi karbon dioksida, juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca,” imbuhnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT