Beranda Kampus Direktur Profetik Institute Nilai Prof Jamaluddin Jompa Mampu Mengkomunikasikan Gagasannya Secara Efektif

Direktur Profetik Institute Nilai Prof Jamaluddin Jompa Mampu Mengkomunikasikan Gagasannya Secara Efektif

0

Matakita.co, Makassar — Direktur Profetik Institute, Asratillah, menilai pemaparan visi-misi calon Rektor Universitas Hasanuddin (UNHAS) periode 2026–2030, khususnya yang disampaikan oleh Prof. Jamaluddin Jompa, menunjukkan kematangan berpikir serta ketajaman dalam mengartikulasikan gagasan akademik secara lugas, padat, dan jelas.

Dalam forum resmi penyaringan calon rektor yang dihadiri Majelis Wali Amanat (MWA) dan Senat Akademik (SA) UNHAS, Prof. Jamaluddin — yang juga merupakan petahana — memaparkan arah kebijakan pengembangan universitas sebagaimana tertuang dalam dokumen kertas kerja calon rektor.

Menurut Asratillah, penyampaian tersebut memperlihatkan kemampuan komunikasi yang tidak hanya informatif, tetapi juga reflektif terhadap realitas kampus.

“Prof. Jamaluddin berbicara dengan bahasa yang efektif: tidak berputar pada slogan, tapi pada makna dan arah. Ide-idenya tersusun logis, berbasis capaian nyata, dan terhubung langsung dengan kebutuhan strategis universitas,” ujar Asratillah di Makassar.

Asratillah menilai, keberhasilan Prof. Jamaluddin dalam mengkomunikasikan visi dan misi tidak terlepas dari konsistensi kepemimpinannya selama menjabat rektor. Di bawah kepemimpinannya, UNHAS mencatat lompatan signifikan dalam reputasi global, menembus peringkat 951–1000 dunia versi Times Higher Education (THE WUR) serta posisi 201 di Asia.

“Kekuatan Prof. Jamaluddin ada pada kemampuannya menghubungkan ide dengan bukti. Ia tidak menjual retorika, melainkan menampilkan kesinambungan antara visi dan hasil,” tambahnya.

Lebih jauh, Asratillah juga mengapresiasi seluruh calon rektor yang turut menyampaikan visinya secara terbuka. Menurutnya, dinamika pemaparan visi-misi kali ini menjadi ruang pembelajaran publik yang penting karena memperlihatkan kualitas akademik dan komitmen intelektual dari para calon pemimpin universitas.

“Kita perlu memberi penghargaan bagi semua kandidat yang hadir dengan semangat yang sama, menguatkan UNHAS sebagai universitas unggulan. Proses ini menunjukkan kedewasaan demokrasi di ruang akademik,” jelasnya.

Meski begitu, ia menilai kejelasan dan kedalaman cara Prof. Jamaluddin menyampaikan gagasannya memberi nilai lebih dalam konteks penilaian publik maupun kelembagaan. Visi yang disampaikan dinilai konkret, tidak abstrak, dan menyentuh langsung dimensi strategis universitas: kemandirian akademik, hilirisasi riset, digitalisasi tata kelola, serta penguatan jejaring global.

“Bahasanya tidak berjarak dari audiens akademik, tapi juga mudah dimengerti publik luas. Itulah bentuk komunikasi yang efektif di ruang pendidikan tinggi,” tutup Asratillah.

Forum penyampaian visi-misi rektor ini, lanjutnya, menjadi contoh baik bagaimana perguruan tinggi negeri dapat membangun tradisi dialog yang sehat, rasional, dan berorientasi pada substansi. Dari situ, publik dapat menilai bahwa kepemimpinan akademik bukan sekadar siapa yang berbicara paling keras, melainkan siapa yang berbicara paling jelas dan konsisten dengan nilai-nilai universitas.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT