Beranda Kampus Jelang Pemilihan Rektor, Profetik Institute Ajak Civitas UNHAS Hindari Propaganda Kelabu

Jelang Pemilihan Rektor, Profetik Institute Ajak Civitas UNHAS Hindari Propaganda Kelabu

0

Matakita.co, Makassar — Direktur Profetik Institute, Asratillah, mengingatkan pentingnya menjaga suasana kampus yang kondusif dan sehat menjelang tahapan akhir pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin (UNHAS) oleh Majelis Wali Amanat (MWA).

Ia menegaskan bahwa seluruh elemen civitas academica — dosen, mahasiswa, dan alumni — perlu menghindari segala bentuk provokasi serta propaganda pseudo-ilmiah yang dapat menimbulkan saling curiga di lingkungan universitas.

Menurutnya, beredarnya sejumlah pemberitaan dan survei tidak terverifikasi yang seolah menggambarkan ketegangan antara hasil pilihan Senat Akademik UNHAS dan opini sebagian kecil kelompok di luar forum formal universitas, sangat berpotensi menurunkan kualitas demokrasi akademik yang rasional.

“Pemilihan rektor adalah forum akademik, bukan arena politik praktis. Karena itu, semua pihak perlu menahan diri dari narasi provokatif, apalagi jika dibungkus dengan klaim ilmiah yang tak bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Asratillah di Makassar, (7/11/2025)

Ia menilai munculnya opini atau survei yang mengklaim dukungan “mayoritas dosen non-Senat dan mahasiswa” terhadap salah satu calon, tanpa dasar metodologis dan verifikasi data yang jelas, merupakan bentuk propaganda kelabu.

“Kita harus waspada terhadap bentuk komunikasi yang memanipulasi data untuk menggiring persepsi. Itu bukan tradisi akademik, melainkan praktik propaganda,” tegasnya.

Asratillah menegaskan bahwa hasil penyaringan Senat Akademik UNHAS pada 3 November 2025, di mana Prof. Jamaluddin Jompa memperoleh 74 suara dan Prof. Budu meraih 18 suara, adalah ekspresi sah dan rasional dari lembaga akademik tertinggi di kampus.

“Mayoritas anggota Senat adalah profesor dan akademisi senior yang memahami kompleksitas tata kelola universitas. Pilihan mereka didasari kebutuhan menjaga kesinambungan dan reputasi lembaga,” ujarnya.

Profetik Institute juga menyoroti sejumlah capaian UNHAS di bawah kepemimpinan Prof. Jamaluddin Jompa, seperti masuk peringkat 951–1000 dunia versi Times Higher Education (THE WUR), peringkat 201 Asia, serta SNI Award kategori Emas dua tahun berturut-turut.

“Capaian ini harus dilindungi dari gangguan narasi destruktif. Pemilihan rektor seharusnya menjadi ruang afirmasi gagasan terbaik, bukan ajang mencurigai satu sama lain,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Asratillah mengajak seluruh civitas academica untuk kembali meneguhkan nilai-nilai dasar universitas: keilmuan, etika, dan keberlanjutan.

“UNHAS sudah berada di jalur yang benar. Tugas kita sekarang adalah memastikan perjalanan itu tidak diganggu oleh narasi semu yang menyesatkan,” pungkasnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT