Matakitaco, Makassar – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Jamaluddin Jompa, menegaskan komitmen Unhas untuk menjadi motor penggerak hilirisasi di kawasan timur Indonesia.
“Unhas siap untuk mengawal kawasan timur Indonesia, Insyaallah,” ujarnya penuh keyakinan dalam Seminar Kolaboratif Unhas bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia di Arsjad Rasyid Lecturer Theater, Kampus Unhas, Jumat (7/11/2025).
Semangat itu, kata Prof. Jamaluddin atau yang akrab disapa Prof. JJ, sudah diwujudkan dalam berbagai langkah konkret, salah satunya melalui peluncuran mobil listrik Engi-Move buatan Unhas pada awal November lalu.
“Cokelat penting, kopi juga penting. Tapi jangan sampai kita takut untuk hilirisasi yang lain. Kami di Unhas siap memproduksi mobil listrik versi Unhas ke seluruh Indonesia,” tuturnya di hadapan Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
Hilirisasi Bukan Sekadar Industri, Tapi Harga Diri
Dalam forum yang dihadiri civitas akademika Unhas tersebut, Prof. JJ menekankan bahwa hilirisasi bukan sekadar upaya ekonomi, tetapi menyangkut martabat bangsa.
“Downstreaming is about dignity,” katanya lantang.
Ia menilai, bangsa Indonesia harus menjadi pemain utama di rumah sendiri.
“Ada pohon mente dan cokelat di sini, masa’ kita harus beli Silverqueen di Singapura dengan harga dua puluh kali lipat? Di mana harga diri itu?” ujarnya disambut tepuk tangan.
Baginya, hilirisasi adalah jalan menuju kemandirian ekonomi sekaligus sarana untuk menegakkan harga diri bangsa. Biaya besar yang dibutuhkan dalam proses ini, menurutnya, sepadan dengan nilai yang diperjuangkan.
“Bukan soal biaya atau harga produk, tapi tentang harga diri kita sebagai bangsa,” tegasnya.
Ilmu, Inovasi, dan Pengorbanan
Prof. JJ juga mengajak mahasiswa dan dosen Unhas untuk terus berinovasi serta berkontribusi nyata dalam pembangunan nasional.“Mungkin kami belum banyak mendapat apresiasi, tapi percayalah, Unhas akan selalu bersama pemerintah dalam mempercepat hilirisasi,” ujarnya.
Ia menutup sambutannya dengan pesan reflektif.
“Seminar ini bukan hanya untuk menyampaikan ide, tapi mengajak kita semua berpikir: apa yang bisa kita lakukan untuk hilirisasi, daya saing, dan kemandirian bangsa?” pungkasnya.








































