Beranda Literasi Makassar Biennale 2025 Hadir dengan Energi Baru, Seniman Ambil Alih Kota

Makassar Biennale 2025 Hadir dengan Energi Baru, Seniman Ambil Alih Kota

0

Matakita.co, Makassar – Peristiwa seni internasional dua tahunan, Makassar Biennale 2025, kembali digelar dengan mengusung tema besar “REVIVAL”. Kegiatan ini berlangsung selama dua minggu, pada 17–30 November 2025, dan menghadirkan rangkaian program yang terhubung dengan gagasan kebangkitan seni (awakening art as dissensus) sebagai kekuatan transformatif—mulai dari simposium internasional, intervensi ruang publik, lokakarya, hingga bincang seni.

Direktur Makassar Biennale, Irfan Palippui, menjelaskan landasan filosofis di balik tema tersebut. Menurutnya, perhelatan ini mengajak publik mempertanyakan kembali arti penting seni dan warisan budaya bagi warga kota.

“Apa arti seni bagi warga Makassar? Apa arti glorifikasi temuan arkeologis atau puisi liris La Galigo kalau tidak terkonfigurasi dalam seluruh aspek kehidupan? Seni adalah produk pikiran, cara berpikir yang menjelaskan cara kita menjadi manusia,” ujar Irfan.

Ia menegaskan bahwa tema “REVIVAL” dipilih sebagai refleksi atas dinamika kemanusiaan. 

“Kita tahu bahwa manusia adakalanya jatuh, lalu bangkit. Dan kebangkitan itu seharusnya menjadi jalan keluar,” lanjutnya.

Irfan memaknai revival sebagai momentum untuk membangkitkan kesadaran kolektif terhadap aspek-aspek yang selama ini terpinggirkan.

Revival berarti kebangkitan dari hal-hal yang tak terlihat, tak terdengar, terabaikan, dan tidak dianggap sebagai bagian dari sebuah keseluruhan,” tegasnya.

Lebih jauh, Irfan menyebut bahwa Makassar Biennale 2025 diharapkan mampu menghubungkan kembali warisan intelektual dan artistik Sulawesi Selatan dengan tantangan masa kini. 

“Kita memiliki seni gua purba tertua di dunia di Leang Karampuang, berusia sekitar 51.200 tahun. Kita juga punya temuan peradaban di Soppeng dan karya liris terpanjang di dunia, La Galigo. Semua itu menunjukkan bahwa peradaban bermula dari sini—Out of Nusantara,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kecerdasan leluhur seharusnya “menubuh” dalam praktik hidup sehari-hari warga. 

“Melalui kreativitas seni dan kesadaran bahwa seni adalah arsip dan produk pikiran, kita bisa menemukan cara mengatasi banyak hal, termasuk ketidaksetaraan yang dihadapi masyarakat kota saat ini.”

Menguatkan visi kritis tersebut, salah satu Kurator Makassar Biennale 2025, Andi Faisal Paskori, menekankan posisi politik yang diambil Biennale tahun ini.

“Makassar Biennale 2025 adalah interupsi terhadap segala bentuk penetapan tatanan sosial-politik yang tidak hanya membagi bagian, tetapi juga mendistribusikan siapa yang dianggap bagian dan siapa yang bukan. Ini adalah politik dan praksis kesetaraan melalui rezim estetika seni untuk tujuan emansipasi dan subjektivasi bagi semua,” ujarnya.

Pembukaan: Simposium Internasional & Pemutaran Film

Rangkaian kegiatan akan dibuka melalui Opening & International Symposium pada:

  • Senin, 17 November 2025
  • Pukul 13.00 WITA – selesai
  • Tempat: Auditorium Kalla Institute

Pembukaan dijadwalkan menghadirkan sambutan dari Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (dalam konfirmasi). Agenda utama adalah Keynote Lecture bertajuk “Creative Arts, Knowledge, Empathy, and Connection” oleh Professor Tom Murray (Founder & Director The Creative Documentary Research Centre, Macquarie University, Australia). Sesi dipandu oleh Abdul Hakim, S.Pd., M.A., Chair of Academic Senate Kalla Institute.

Pada pukul 14.00 WITA, acara akan dilanjutkan dengan pemutaran film “MAREGE: Awaiting Macassan”, dihadiri langsung oleh sang sutradara, Ahmad Wildan Noumeiru (Sky Project).

Rangkaian Program Disensual Lainnya

Makassar Biennale 2025: “REVIVAL” menghadirkan berbagai program partisipatif:

  • Live Murals oleh enam seniman muda Makassar: Dally Mozart dan Manifesto; Kadoker dan Iswan Bintang; Givar dan Makkomikki, yang akan berkarya langsung di ruang publik Nipah Mall.
  • Performance Art oleh Asia Ramli Prapanca dan sejumlah seniman dari berbagai daerah (Parepare, Gowa, Jeneponto). Aksi dilakukan di titik-titik strategis Kota Makassar—lokasi dirahasiakan untuk memberikan elemen kejutan.
  • Forum & Wacana, termasuk Forum Kurator bersama Aslan Abidin, Andi Faisal, dan Irwan AR, serta paparan arkeolog Yadi Mulyadi tentang gagasan “Out of Nusantara”.
  • Kelas & Workshop: Kelas Penulisan Kuratorial oleh Arham Rahman (Kurator Galeri Lorong, Yogyakarta) dan Workshop Tata Kelola Arsip Seni oleh Lisistrata Lusandian (mantan Direktur IVAA Jogja) — masih menunggu konfirmasi.
  • Artist Talk & Podcast Arts: berbagai sesi bincang seni dalam format podcast yang dapat diakses publik.

Penyelenggara juga memastikan bahwa masih banyak kejutan lainnya dan mengajak masyarakat mengikuti perkembangan melalui media sosial resmi Makassar Biennale.

Kolaborasi & Dukungan

Makassar Biennale 2025 terselenggara atas kerja sama Yayasan Makassar Biennale, FSD UNM, Dewan Kesenian Sulawesi Selatan (DKSS), Makassar Arts Forum, dan Kalla Institute, serta didukung oleh Pemerintah Kota Makassar dalam rangka peringatan Hari Jadi Kota Makassar ke-418. Dukungan juga datang dari berbagai komunitas dan sponsor seperti MAREGE Institute, Penerbit Subaltern, Sky Project Official, Pasar Rupa Makassar, Jalur Teripang, dan Tesla.

Masyarakat umum, komunitas seni, akademisi, dan mahasiswa diundang untuk hadir dan berpartisipasi dalam seluruh rangkaian program.

Informasi Lebih Lanjut

Untuk jadwal lengkap dan pembaruan terbaru Makassar Biennale 2025: “REVIVAL”, kunjungi:
Instagram: @makassarbiennale

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT