MataKita.co, Makassar – Forum Zakat (FOZ) menggelar Focus Group Discussion bertema “Zakat sebagai Instrumen Pengentasan Kemiskinan di Kota Makassar” di Ruang Senat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Makassar (UNM), Kamis (20/11/2025).
Akademisi, pemerintah, organisasi pengelola zakat (OPZ), dan media duduk bersama merumuskan langkah kolaboratif untuk mempercepat pengentasan kemiskinan.
Diskusi yang dipandu influencer dan moderator Sherly Annavita ini menyoroti pentingnya pengelolaan zakat yang tepat sasaran dan berbasis data. Dekan FEB UNM, Prof. Dr. H. Basri Bado, S.Pd., MS.I, menekankan dua instrumen utama dalam zakat: pengumpulan dan penyaluran. “Kalau dua ini berjalan baik, banyak keluarga bisa keluar dari lingkaran kemiskinan,” ujarnya.
Ia mengingatkan pentingnya pemberdayaan, bukan sekadar bantuan. “Penerima zakat jangan hanya diberi ikan, tetapi pancing,” katanya. Prof. Basri juga mendorong pembangunan big data penerima zakat untuk memastikan transparansi dan akurasi distribusi.
Perwakilan Bappeda Makassar, Muhammad Ichsan, S.STP., M.Si., mengungkap bahwa penanganan kemiskinan kini diarahkan pada intervensi berbasis data faktual. “Kita ingin penurunan kemiskinan yang tepat dan manusiawi, dengan data yang tidak tumpang tindih,” ujarnya. Ia menyebut potensi zakat Kota Makassar mencapai Rp1 triliun, sementara penghimpunan baru sekitar Rp30 miliar.
Dari sisi pengelola zakat, Jurlan dari BAZNAS Makassar menjelaskan kontribusi zakat ASN dan efektivitas penyalurannya untuk program sosial.
Forum Zakat menegaskan bahwa tantangan kemiskinan tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak. Karena itu, FOZ mendorong kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, Baznas/LAZ, akademisi, media, dan masyarakat. Sejumlah OPZ hadir, termasuk Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, IZI, LAZ Al-Azhar, LAZISMU, Yakesma, Yatim Mandiri, Rumah Yatim, Sahabat Yatim, BSI Maslahat, LAZ BMI Munzalan, BMM, LMI, WIZ, YBM PLN, YBM Brilian dan Advokasi Dompet Dhuafa.
Hadir pula perwakilan FOZ Nasional, Kaprodi Ekonomi UNM Dr. Muhammad Ihsan Said, Dewan CRS Kota Makassar H. A. Erwin Maulana Nyompa, perwakilan Dinsos Makassar, serta sejumlah jurnalis dari berbagai media.
Pada penutup diskusi, seluruh peserta sepakat bahwa zakat dapat menjadi instrumen penting dalam pengurangan kemiskinan jika dikelola secara terintegrasi, berbasis data, dan mengedepankan pemberdayaan. Kolaborasi lintas sektor menjadi kesimpulan utama.“Makassar tidak bisa berjalan sendiri. Pengentasan kemiskinan harus dikerjakan bersama,” demikian salah satu simpulan forum hari itu.









































