MataKita.co, Makassar – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makassar Timur tengah menggelar Bazar dan Diskusi Publik Menuju Darul Arqam Madya Nasional II (DAMNAS) di Caffe Inklusi, Makassar, Senin (16/12/2019).
Diskusi tersebut, bertemakan “Koherensi Perjuangan Islam Dalam Tantangan Zaman Di Indonesia” dengan menghadirkan Narasumber antara lain: Muh. Asratillah (Koordinator Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah Sulsel), Muh. Rustam Nur (Ketua KAMMI Kota Makassar) dan Ince Arif (Komuitas Gusdurian).
Kegiatan tersebut sekaligus dirangkaikan dengan Launching salah satu program kerja PC IMM Makassar Timur yang diakomodir langsung oleh Abdullah Fatih (Ketua Bidang Riset, Pengembangan dan Keilmuan).
Kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan selama satu periode kepengurusan yang tentunya sasaran utamanya adalah kader-kader IMM Se- Makassar Timur dan juga kedepan akan tetap dilaksanakan kolaborasi utamanya kepada setiap lintas gerakan kepemudaa,” jelas Fatih.
Kemudian, Muslim Haq. M Ketua Umum PC IMM Makassar Timur “Sangat mengapresiasi acara tersebut dan meminta kepada seluruh kader IMM se- Makassar Timur dan juga semua lapisan elemen pergerakan untuk saling bahu membahu untuk mengawal dan menghidupkan niat baik kita yang senantiasa bagaimana untuk tetap mempertahankan budaya literasi,” jelas Muslim.
Para hadirin yang berbahagia, Ince Arif (Gusdurian) yang harus digarisbawahi adalah Islam yang baik akan manyesuaikan kondisi pada zamannya. Artinya bahwa antara islam dan budaya bukan untuk dijadikan tumpang tindih akan tetapi senantiasa berjalan beriringan,” jelas Ince.
“Islam itu sangat menjunjung tinggi akan kebudayaan yang ada, maka dari itu antara Islam dan kebudayaan itu sendiri tidak bisa dipertentangkan bahkan dijadikan sebagai sarana untuk bagaimana mempertahankan budaya itu. Sebagai contoh salah satu kebudayaan local Bugis Makassar yaitu “sipakatauq” yang artinya bagaimana untuk setiap umat manusia agar saling menghargai,” lanjut Ince.
Kemudian Rustam Nur menambahkan bahwa antara Islam dengan demokrasi selalu relevan yang artinya bahwa Islam mengamini terkait dengan konsep demokrasi tersebut,” jelas Rustam.
“Konsep kita di Indonesia adalah menganut sistem demokrasi yang dimana setiap warga Negara diberikan hak untuk terlibat langsung menggunakan identitasnya dalam berpartisipasi dalam pesta demokrasi,” lanjut Rustam.
Selanjutnya Muh. Asratillah memaparkan bahwa konsep islam berkemajuan terhadap kondisi kebangsaan saat ini adalah Muhammadiyah memiliki ideologi Puripikasi, yaitu konsep penjernihan baik dari konsep aqidah maupun muamalah atau hubungan antar sesama yang senantiasa selalu dirawat. Selain itu, yang menarik dengan pernyataan Muhammadiyah terkait kondisi kebangsaan ini adalah bahwa tantangan kaum muslimin saat ini, dimana kaum muslimin masih memiliki Sumber daya manusia yang rendah dan terjadinya kemiskinan sejak tahun 2000-2019 mengalami stagnasi pertumbuhan perekonomian,” jelas Asra.
“Sehingga hal inilah yang menjadi tantangan kita bersama terutama pada organ-organ yang notebene berada pada barisan gerakan islam,” jelas Asra.
Kegiatan tersebut berjalan dengan baik yang dimoderatori oleh Muliana Mursalim selaku ketua bidang organisasi Pikom IMM Hukum Unhas dengan dihadiri oleh kader-kader IMM se-Maktim, KAMMI Makassar, Komunitas Gusdurian dan Mahasiswa Se-Unhas dan UMI.