Beranda Lensa Tiga Pemuda Sulsel ini Lakukan Umrah Backpaker, Pedagang Arab Bilang “Sekke”

Tiga Pemuda Sulsel ini Lakukan Umrah Backpaker, Pedagang Arab Bilang “Sekke”

0

MataKita.co, Riyadh– Bekerja sebagai perawat di Saudi Arabiyah, Tiga pemuda asal Sulawesi selatan ini menggunakan waktu libur kerjanya seminggu sebelum lebaran Idul Adha untuk melaksanakan Umrah, mereka ialah Muh. Syahrir, Sidrap (26′), Haidar Hermanto ,Takalar (27′) dan Hidayatullah Lukman, Parepare(26′).

Uniknya mereka bertiga melaksanakan umrah tanpa menggunakan jasa travel alias umrah backpaker, “Kami melakukan ibadah umrah tanpa travel, alias backpaker” ujar syahrir kepada reporter matakita.co.

Karena umrah mereka tanpa bantuan travel mereka punya cerita unik, ketika mereka usai berziarah ke Madinah tepatnya dimakam Rasulullah SAW. Mereka berencana naik mobil menuju ke Raudah, untungnya si sopir memberitahu mereka bahwa raudah itu tepat depan makam rasulullah.

“Kami mengira Raudah itu jauh dari makam Rasulullah, untungya kami bertanya dengan si sopir” tutur syahrir.

Cerita unik lainnya ketika kami sedang berbelanja barang di toko, kamipun kemudian mengeluarkan jurus tawar menawar ala bugis, dan kami berhasil membeli beberapa barang namun si penjual langsung bilang “Sekke”, ternyata toko tersebut merupakan langganan warga sulsel dan sedikit paham dengan bahasa bugis, sontak kamipun tertawa” tutur Syahrir, “sekke” merupakan bahasa bugis dari kikir.

Dengan memakai sistem Umrah backpaker menurutnya punya plus- minus, “kelebihannya kita mampu mengatur jadwal sendiri kapan dan kemana kunjungan selanjutnya, kita juga bisa memilih penginapan termurah hingga bermalam di Masjid dan kita bisa mengatur menu makanan yang sesuai dengan dompet” ungkap Syahrir.

Kekurangan dari umrah backpacker adalah biaya yang tidak dapat di perhitungkan “Kalau anda punya keahlian tawar menawar (bukan Sekke ya) anda dapat meminimalisir biaya. Jadi persiapkan mental untuk menawar dan dana secukupnya sebelum berangkat. Tutupnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT