Beranda Mimbar Ide Perang, Corona, Influenza dan Kolera

Perang, Corona, Influenza dan Kolera

0
Camp Funston, di Fort Riley, Kansas, selama pandemi flu Spanyol 1918 Dok: Wikimedia/Armed Forces Institute of Pathology/National Museum of Health and Medicine, distributed via the Associated Press

Oleh : Furqan Jurdi*

Corona muncul Akhir Desember 2019, kemudian Januari 2020 As Menembak Qossim Sulaemani. Pada waktu itu Virus yang berasal dari Wuhan itu belum menjadi percakapan hangat.

Ketengangan antara Iran Vs Amerika berakhir setelah Trump tidak membalas serangan militer Iran di Markas Militer Amerika di Irak. Perang keduanya batal,

kita lega karena banyak nyawa yang terselamatkan. kelegaan tidak berlangsung lama, Wabah yang bermula dari Wuhan it uterus berkembang pesat. Hingga sampai melewati batas benua.. kepanikan meliputi seluruh dunia. kematian melewati benua.

Pasca perang Dunia 1 dan 2 diikuti oleh Wabah Influenza atau yang disebut Flu Spanyol , yang telah membunuh tiga kali lebih banyak dari kematian perng dunia 1 dan 2.

Heinrich Mueller, mantan kepala Gestapo yang menceritakan kepada petugas interogasi CIA bahwa wabah paling mematikan dalam sejarah manusia adalah buatan manusia.

Dia mengatakan “flu spanyol” menjadi “di luar kendali” tapi kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan mengerikan bahwa “Flu Spanyol” adalah tindakan depopulasi yang disengaja oleh para elit dan dapat digunakan lagi. Para peneliti telah menemukan hubungan antara flu tersebut dengan “Flu Burung.”

Menurut Mueller, Kelompok Pemujaan “Elit” telah merahasiakan keinginannya untuk mengurangi populasi dunia. Ada kemungkinan bahwa Perang Dunia menimbulkan kekecewaan para Elit dalam hal jumlah orang yang terbunuh.

Jalan Perang Jawa menurut JJ Rizal dibuka oleh Wabah Kolera. Empat tahun sebelum Perang Diponegoro April-Agustus 1821 sekitar 125 ribu jiwa mati diseluruh pulau jawa akibat keganasan wabah Kolera.

Setiap hari sekitar 70 Orang meninggal akibat wabah itu. Saking parahnya, sampai pemerintah melarang orang melaksanakan puasa dan lebaran, karena wabah memuncak di bulan Ramadhan.

Itulah tiga perang yang terjadi baik sesudah maupun sebelum perang di dahului oleh Wabah. Ini mengingatkan kita, bahwa sejarah sedang meneruskan kisahnya.

*) Penulis adalah ketua Komunitas Pemuda Madani

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT