Beranda Berdikari Pro Kontra Larangan Mudik, IPMIL RAYA UNHAS Gelar Diskon

Pro Kontra Larangan Mudik, IPMIL RAYA UNHAS Gelar Diskon

0

MataKita.co – Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya Universitas Hasanuddin Sukses Melaksanakan diskusi online (Diskon) dengan persoalan “Pro Kontra Larangan Mudik,” dan sistem penanganan Covid-19 di Indonesia

Selaku Narasumber dalam Diskusi Online Ayahanda Adnan Nasution & Reformasi, “Pada tanggal 6 mei, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengeluarkan surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang kriteria pembatasan perjalanan orang dalam rangka percepatan penanganan covid-19, tapi yang perlu dipahami bahwa meskipun surat edaran itu di keluarkan dan seolah-olah mudik di bolehkan, tidak ada perubahan dari kebijakan pemerintah dan mudik tetap di larang” terang Adnan Nasution S.Sos., M.Si sebagai narasumber dan juga selaku salah satu pembina IPMIL RAYA UNHAS. “Mari mengikuti kebijakan yg dikeluarkan oleh pemerintah terkait larangan mudik, karena dengan cara ini salah satu upya kita dapat memutus mata rantai penyebran virus covid-19” sambung Muh. Reformasi Bangun Anas sebagai narasumber.

Diskusi Online ini juga turut hadir dalam meeteng room Ayahanda Buhari Kahar Mudzakkar & beberapa Eks Ketua Umum Ipmil Raya Unhas, dan Mahasiswa Sulsel serta Mahasiswa Dari Pulau Jawa seperti Yogyakarta, Jakarta
& Semarang.

Kondisi saat ini cukup memprihatinkan karena banyak orang yang kelihatan sehat saat masih di tempatnya tinggalnya semula tetapi begitu tiba di kampung bersama keluarganya barulah penyakit itu muncul dan itu akan menulari juga keluarganya. Sudah ada bberapa contoh kasus yg terjadi di Luwu raya, baik di Palopo, di Luwu dan di Luwu utara.

Buhari Kahar Mudzakkar turut menyampaiakan pandangan “Dalam kondisi seperti sekarang ini, dimana wabah Virus corona yang cukup berbahaya ini belum meredah, saya minta kepada adik-adik mahasiswa asal Luwu raya yg masih berada di Makassar atau di daerah lain yg sudah jadi episentrum wabah corona, kiranya tdk balik kampung atau tidak mudik lebaran dulu tahun ini bersama keluarga untuk menyetop penyebaran wabah khususnya di Luwu raya” ucapnya.

“Jadi walaupun dengan berat rasanya tdk lebaran bersama orang tua kali ini, tapi itu demi kebaikan. Dan sekarang, bersama KKL Raya melalui program Luwu Raya Peduli, sedang mendata Mahasiswa asal Luwu raya yg masih berada di Makassar utk nantinya akan disalurkan bantuan untuk santapan Lebaran di Asrama atau di pondokan,” lanjut Buhari Kahar Mudzakkar.

“Kita juga penting untuk mengingatkan kepada Pemda se Luwu raya, bahwa menjelang atau sesudah Lebaran idul fitri nanti, bagi siapapun yg mudik atau lebaran di kampung asalnya kiranya pemda dengan tegas memperlakukan karantina yang benar bagi mereka yang baru datang, biarkan tinggal menyendiri di rumah kosong selama 14 hari, itu yg elektif,” (BKM – Ketua KKL Raya).

“Pada diskusi yang kaya ini saya tidak bisa mengambil kesimpulan untuk menutup diskusi kita malam ini, karena terkadang membuat kesimpulan juga membuat diskursus terkait berhenti, saya ingin hal-hal terkait masalah maupun kebijakan yang ada harus tetap kita diskusikan bersama dan tidak memutus diskursus ini, harapan saya kepada seluruh teman mahasiswa se-Luwu Raya yang masih berada di tanah rantau agar kiranya tidak pulang kampung pada Ramadhan kali ini, dan kami dari jajaran pengurus IPMIL RAYA UNHAS meminta kepada pemerintah daerah untuk tetap memperhatikan mahasiswa Luwu Raya yang masih ada di tanah rantau,” himbau Salman Amir Ketua Umum IPMIL Raya Unhas.

“Dalam hal ini juga kami pengurus IPMIL RAYA UNHAS melalui apa yang telah disampaikan oleh Ketua KKL RAYA, dengan ini membuka diri untuk seluruh mahasiwa Luwu Raya yang masih berada di tanah rantau, dapat menghubungi kami dalam hal pendataan diri untuk menerima bantuan,” lanjut ketua Umum IPMIL Raya Unhas.

“Larangan Mudik Menjadi Salah Satu Langkah Konkrit Sebagai Bentuk Memutus Mata Rantai Covid-19,” ungkap Annisa menutup diskusi online tersebut.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT