MataKita.co, Makassar – Smart FM Makassar menggelar dialog virtual terkait kisruh penambangan pasir di wilayah tangkapan ikan nelayan Kodingareng, Kamis (24/09/2020).
Dialog tersebut, menghadirkan pembicara yakni Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Provinsi Sulsel, Andi Hasdullah dan Direktur Eksekutif Walhi Sulsel, Muh. Al Amin.
Terkait dengan polemik dan pro kontra aktifitas penambangan pasir di wilayah Takalar yang disinyalir berdampak pada kerusakan lingkungan dan pencemaran laut, Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Provinsi Sulsel, Andi Hasdullah mengajak pihak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jatam dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) untuk turun langsung meninjau aktivitas pengerukan pasir laut yang dilakukan oleh PT Boskalis.
“Bukan lagi disambut, saya mau mengajak pihak-pihak terkait itu untuk turun dilapangan, kan mana mereka katakan kekeruhan, mana yang mereka katakan dirusak,” katanya
Saat host Smartfm Makassar mengatakan, “Boleh janjian sekarang nggak pak sama Jatam?”
Kadis Lingkungan Hidup, Andi Hasdullah, langsung mengatakan, dirinya telah saling berkomunikasi dengan anggota Walhi melalui media sosial.
” Saya WA-WA (WhatsApp) an kemarin dengan teman adinda di Walhi, kapan kita bisa turun, karena saya sudah diberikan jawaban oleh Pelindo, bapak mau naik kapal Pelindo atau bapak mau naik kapal Boskalis?,” ungkapnya.
“Naik semua kita di kapal lalu melakukan simulasi star dari mana, mengeruk dari mana, laju pulang, ia kan? kita menyaksikan sama-sama kan? Pelindo sudah menyiapkan hanya dia bilang kalau dia pakai kapal Boskalis itu harus swab test, kalau pakai kapal Pelindo biar tidak swab bisa langsung dipakai,” tambahnya.
Lanjut Hasdullah, dirinya berharap agenda tersebut terwujud demi kebenaran informasi kepada masyarakat khususnya di Kodingareng.
“Saya sudah WA WA-an dengan adinda di Walhi mudah-mudahan bisa terwujud kita turun lapangan sama-sama, sehingga tidak membela satu diri dengan diri yang lain,” harapnya.
Selain itu, host Smartfm Makassar menuturkan, pihaknya telah berupaya menghubungi Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Al Amin, namun tidak terhubung.
“Kami juga menghubungi Direktur dari Walhi cuman karna ada gangguan koneksi sehingga kita tidak bisa menghadirkan beliau bersama kami,” tuturnya.
Karena tidak terhubung,Direktur Walhi Sulsel digantikan oleh Koordinator Nasional Jaringan Anti Tambang (JATAM), Merah Johansyah.
Padahal beberapa waktu lalu, Walhi Sulsel mengklaim telah menyelesaikan hasil kajiannya.
“Sekarang kami telah menyelesaikan kajian ini, oleh karena itu kami pun meminta Gubernur Sulsel memenuhi janjinya untuk berdialog dengan para nelayan dan perempuan yang menolak tambang pasir laut PT Boskalis” tegas Ketua Tim Kajian WALHI Sulsel, Slamet Riadi.