Oleh: Mahmud S.H.
MataKita.CO – Ketidakberdayaan Bangsa Indonesia dalam menjawab problem sosial, budaya hukum dan politik disebabkan oleh krisis moral dan keteladanan dari sang pemimpin.
Pernyataan-pernyataan yang multitafsir dan kontroversial seperti pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Kordinator Politik Hukum dan HAM, Mahfud MD dalam memberikan diksi dan kalimat yang tidak baik, sehingga melahirkan mosi ketidakpercayaan terhadap pemerintah (government).
Akibatnya, protes sosial terjadi dimana-mana. Aksi demonstrasi yang menolak UU Omnibus Law yang digerakkan oleh mahasiswa terjadi di berbagai daerah.
UU a quo di nilai merugikan masyarakat dan buruh, sehingga menimbulkan sikap “pembangkangan” ditengah-tengah masyarakat terhadap negara.
Ternyata gerakan tersebut oleh pemerintah dituduh sebagai gerakan bayaran. Airlangga Hartarto misalnya, menuduh gerakan mahasiswa adalah gerakan kepentingan yang ditunggangi. Pernyataan yang menuduh tanpa dilampirkan bukti konkrit adalah pernyataan yang ngawur dan mencemarkan gerakan mahasiswa. Efeknya tuduhan tersebut dapat membunuh nilai demokrasi.
Seharusnya pejabat adalah sumber keteladanan dalam segala hal dan responsif serta akomodatif terhadap aspirasi masyarakat. Tetapi pernyataan Menteri Kabinet justru membuat masyarakat kecewa dengan sikap ambisi dan arogansi istana dalam menuduh gerakan rakyat tanpa bukti-bukti konkrit dan merasa diri paling benar. Sehingga, setiap pernyataan harus diikuti. Padahal, sesungguhnya tersimpan jubah kemunafikan dalam mengkhianati rakyat. Kejadian ini mengulang kembali kejadian runtuhnya raja Luis dengan slogan deL”etat c”est moi (negara adalah saya). Otoritatif kebijakan tersebut sehingga memunculkan gerakan perlawanan.
Maka berangkat pada dinamika kebangsaan yang terjadi, kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia “KAMI” adalah respon dari segala dinamika kebangsaan itu. Namun banyak tokoh-tokoh nya ditangkap dengan alasan yang sepele.
Bidikan terhadap tokoh KAMI terus terjadi. Salah satu tokoh KAMI, Dr. Ahmad Yani, tidak luput dari incaran tersebut. Namun sikap aparat yang ingin melakukan penangkapan terhadap tokoh KAMI justru meningkatkan simpati masyarakat terhadap gerakan tersebut.
Disinilah fenomena Ahmad Yani menjadi curi pandang dan perhatian di kalangan mahasiswa, pemuda dan rakyat, sehingga beberapa pernyataan dan gerakan yang di bangun mendapatkan dukungan penuh masyarakat.
Setiap pernyataan dan pembicaraan yang disampaikan menjadi cerminan publik dalam melihat dan memelototi kebijakan pemerintah. Disinilah eksistensi Yani semakin tinggi, mengisi kekosongan pejuang moral dalam menyuarakan kebenaran. Meminjam istilah Tamsil Linrung, Dr. Ahmad Yani adalah sang muadzin moral bangsa. Perjuangan yang di bangun tiada lain untuk menyelamatkan bangsa.
Kegigihan gerakan Dr. Ahmad Yani bukan hanya kali ini saja. Sejak beliau menjabat menjadi anggota DPR RI pada tahun 2009-2014, Yani kerap menjadi perhatian publik.
Selain menyuarakan ketidakadilan menginterupsi pengesahan UU Omnibus Law, beliau juga pernah memperjuangkan Mega skandal keuangan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merupakan catatan kelam skandal bangsa ini. Menurut audit Badan Pemeriksa Keuangan, mega skandal BLBI merugikan negara Rp 138,442 triliun. Itu kerugian langsung. Kerugian tidak langsung ditengarai mencapai Rp 640,9 triliun.
Sikap Dr. Ahmad Yani yang terus terang dalam menyuarakan kebenaran perlu diperhatikan oleh kita semua, rakyat Indonesia, sebagai salah seorang intelektual, Akademisi, aktivis, Advokat, politisi yang berintegritas.
Dr. Ahmad Yani menyoroti persoalan kebangsaan yang selama ini alpa dipersoalkan oleh banyak orang. Ini bukan lelucon yang dianggap sepele, tapi persolan tersebut mengancam nasib dan masa depan kita semua sebagai generasi pelanjut estafet perubahan. Untuk itu gerakan yang dibangun oleh “KAMI” merupakan sikap responsif terhadap kebijakan kekuasaan yang tidak mensejahterakan rakyat indonesia. Dengan ini kita harus mendukung dan mensupport untuk terus menyuarakan kezaliman yang dipelihara oleh negara.
Oleh Karena itu, sebagai aktivis saya melihat sikap Dr. Ahmad Yani dan kawan-kawannya adalah sikap yang ingin meluruskan kiblat bangsa untuk mencapai bangsa yang bermartabat dan bangsa yang maju sesuai dengan cita-citanya.
Dan sebagai rakyat Indonesia, kita patut mendukung dan mengapresiasi langkahnya untuk menyelematkan indonesia.
Penulis adalah Aktivis Pergerakan Muhammadiyah