
Matakita.co Gorontalo Utara – Wakil Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu meninjau proses penggalian (ekskavasi) Arkeolog di lokasi Benteng Kota Maas di Desa Cisadane, Kecamatan kwandang, Minggu.
Wabup didampingi pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat, Camat Kwandang, Kepala Desa dan unsur Kepolisian, disambut ketua tim Balai Arkeolog (Balar) Manado, Irna Saptaningrum dan sejumlah peneliti dari tim BPCB Provinsi Gorontalo.
“Ini kunjungan kedua kali, dan saya mendapatkan penjelasan detail terkait temuan sumur tua berdiameter 2.8 meter yang terbuat dari bebatuan di benteng ini,” kata Wabup Thariq.

Tim peneliti juga menjelaskan bahan struktur sumur di kawasan Benteng Kota Maas yang sebagian besar terbuat dari terumbu karang dan andesit yang disinyalir telah tertimbun cukup lama di wilayah tersebut.
Irna pun menjelaskan dari informasi dokumen peninggalan sejarah, disebutkan bahwa Benteng Kota Maas merupakan benteng batu yang cukup tua dan berada di tepi pantai. Benteng ini diduga dibangun oleh bangsa barat untuk mengamankan jalur pelayaran utara pada abad ke-16.
Ia menambahkan Benteng Kota Maas merupakan benteng batu yang luas, dindingnya tersusun dari batu karang dengan tebal satu depa, sedangkan tingginya mencapai empat hasta.
“Sedangkan rumah petinggi, pos jaga, gudang, dan permandian yang ada di dalam benteng dijelaskannya terbuat dari batu karang, sementara masyarakat yang tinggal di luar benteng membangun rumah dari kayu atau bambu,” jelas Irna.
Wabup Thariq mengaku cukup terkesan dengan hasil penelitian dari Balar dan BPCB tersebut.
Ia bahkan mencoba mengenang dan menggabungkan sejarah dengan cerita masyarakat Gorontalo Utara tempo dulu.
“Cukup menarik bahwa sejarah Benteng Kota Maas merupakan wilayah yang sangat strategis dan menjadi pusat sejarah peradaban abad ke -16. Sehingga ini perlu di seriusi oleh pemerintah daerah melalui hasil dan rekomendasi Balar Manado untuk dikembangkan dan menjadi nilai sejarah yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat,” ungkapnya.
Ia berharap ke depan, OPD terkait dapat melakukan langkah penyelamatan Benteng Maas agar terhindar dari kerusakan baik yang disebabkan oleh alam maupun manusia itu sendiri.
“Ke depan Benteng Kota Maas ini akan menjadi salah satu lokasi pelaksanaan event budaya lokal yang akan mewarnai sektor pariwisata daerah ini,” tandasnya.***