Matakita.co, Gorontalo – Salah satu tantangan pembangunan manusia yang berkualitas adalah stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan.
Dengan Menekan angka stanting di Provinsi Gorontalo BKKBN Provinsi Gorontalo menggelar rapat Koordinasi percepatan Penurunan angka stunting Provinsi Gorontalo, Senin (21/02/2022) Bertempat di Damhil Hotel Kota Gorontalo.
Sebelumnya Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo telah membacakan laporan panitia yang di dengarkan langsung oleh Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim dan Penyuluh KB utama BKKBN RI Nofrijal, S.P,. M.A
Dalam Sambutan Wakil Gubernur mengatakan bahwa Stunting identik dengan pendek, tetapi pendek belum tentu stunting. Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme, sedangkan dampak jangka panjangnya adalah menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, kesulitan belajar, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit serta berisiko tinggi munculnya penyakit metabolik.
Menurutnya Bahkan ketika dewasa nanti akan memiliki tingkat produktivitas yang rendah serta tidak memiliki daya saing di dalam dunia kerja. Stunting merupakan ancaman utama dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
“Hasil Survei Status Gizi Anak Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan, bahwa prevalensi stunting di Indonesia tahun 2019 berhasil ditekan menjadi 27,67 persen dari 37,8 persen pada tahun 2013. Namun, angka ini masih lebih tinggi dari tolerasi maksimal stunting yang ditetapkan oleh WHO. Untuk melakukan percepatan penurunan prevalensi stunting, Presiden Repubik Indonesia telah mencanangkan target optimis menjadi 14 persen pada tahun 2024,” Jelas Wakil Gubernur Gorontalo
Indris Menuturkan angka stunting Provinsi Gorontalo, sesuai hasil SSGBI 2019 34,89 berada pada urutan ke-4 secara nasional. Hasil studi status gizi Indonesia 2021, Angka prevalensi stunting Provinsi Gorontalo sebesar 29%, mengalami penurunan sebesar 5,9% dibandingkan dengan tahun 2019, meskipun masih berada di atas angka prevalensi nasional (24,4).
“Kabupaten Pohuwato menjadi daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi dengan angka mencapai 34,6%, sedangkan Kabupaten Bone Bolango menjadi daerah dengan angka prevalensi terendah dengan angka mencapai 25,1%.,” Lanjutnya.
Adanya perlambatan dalam penurunan angka stunting Indonesia, di tahun 2021 terbit Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting menetapkan target antara yang harus dicapai sebesar 14 persen pada tahun 2024. Perpres tersebut juga mengamanatkan BKKBN sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting.
Nofrijal saat di wawancara mengatakan Salah satu pembaruan strategi percepatan penurunan stunting yang dilakukan adalah dengan pendampingan keluarga beresiko stunting (pencegahan dari hulu), yang merupakan salah satu rencana aksi nasional.
- Nofrijal, SP, MA
Untuk memberikan pedoman bagi pemerintah Pusat, Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dalam merumuskan langkah-langkah kongkret maka Rencana Aksi Nasional tersebut dijabarkan lebih teknis dalam Peraturan BKKBN nomor 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia tahun 2021-2024.
Dalam rangka mengoptimalkan koordinasi, konvergensi dan sinergitas percepatan penurunan stunting maka dari tingkat pusat sampai tingkat desa harus dibentuk Tim Percepatan Penurunan stunting, yang bertugas mengkoordinasikan, menyinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi dengan melibatkan seluruh lintas sector.
Program dan kegiatan telah banyak dilakukan oleh Pemerintah daerah provinsi dan kab/kota sebelum Perpres 72 th 2021 diterbitkan, komitmen Pemda telah di kokohkan dengan terbitnya peraturan Gubernur, Peraturan Bupati dan Walikota tentang pencegahan dan penanganan stunting. Namun dengan Peraturan Presiden ini kita diminta untuk lebih cepat lagi dan focus dalam pencegahan stunting.
Mantan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo berharap melalui Rakor ini, “saya menaruh harapan yang sangat besar kepada kita semua yg hadir khususnya para pemangku kebijakan dan pelaksana program di provinsi maupun Kabupaten/kota dengan semangat dan potensi yang dimiliki masing-masing, kita akan dapat mewujudkan tujuan mulia untuk mensejahterakan keluarga-keluarga di Gorontalo,” Ungkap Nofrijal.
Di hadapan awak media dirinya menambahkan agar meninggalkan cara-cara rutin yang sangat birokratis, perkuat semangat kemitraan, tempuh inovasi yang memiliki dampak majemuk dan manfaatkan pengetahuan serta kemajuan pembangunan teknologi informasi.
“Berikan kontribusi yang nyata dan seutuhnya kepada masyarakat dengan mengedepankan kepentingan mereka di atas kepentingan pribadi, organisasi dan golongan,” Tutupnya.